Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kisah Nabi Ayyub, Teladan untuk Tetap Bersyukur di Tengah Dera Cobaan
30 April 2020 9:06 WIB
Tulisan dari Lentera Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Nabi Ayyub diceritakan sebagai laki-laki kaya raya. Ia memiliki berbagai macam harta. Mulai dari ternak hingga hasil pertaniannya. Selain itu, ia juga memiliki anak dan anggota keluarga yang banyak.
ADVERTISEMENT
Lalu, ia diberikan cobaan dengan diambilnya harta benda. Bahkan tubuhnya juga digerogoti oleh banyak penyakit.
Ibnu Asakir, dalam buku berjudul Kisah Parah Nabi yang ditulis Ibnu Katsir (2015) menceritakan hanya lidah dan hati Nabi Ayyub yang tak berpenyakit. Sebab, ia selalu berzikir kepada Allah sepanjang hari mulai dari pagi hingga malam hari.
Karena penyakitnya itu, ia dikucilkan oleh tetangganya. Bahkan ia diusir dari kampung halamannya dan tingga di tempat penampungan sampah.
Beruntung, istrinya masih mau setia merawatnya. Ia mengurusi semuanya, termasuk ketika Ayyub harus buang hajat. Ia juga yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Meski dicoba dengan berbagai musibah dan penyakit, Ayyub tetap sabar dan tabah. Malah ia semakin bersyukur ketika musibahnya semakin banyak. Hingga ia menjadi teladan manusia dalam menghadapi cobaan.
ADVERTISEMENT
Karena kesabarannya itu, Allah akhirnya memberikan kesembuhan kepada Ayyub. Semua harta kekayaannya yang sempat hilang, dan keluarga yang sempat menjauh juga kembali. Kehidupan Ayyub berbalik seperti semula.
Seperti dalam Surat Al-Anbiya ayat 84, Allah SWT berfirman:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ
”Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah, (Q.S. Al-Anbiyâ: 84)
Dalam sebuah riwayat hadist, Nabi Muhhamad pernah mengatakan, cobaan paling berat itu akan dipanggul oleh para nabi. Kemudian baru orang-orang saleh.
ADVERTISEMENT
Berikut isi lengkap hadits yang diriwayatkan HR Ahmad tersebut:
Orang yang mendapatkan cobaan paling berat adalah para nabi kemudian orang-orang soleh kemudian orang-orang yang semisalnya. Seorang diuji sesuai dengan keteguhannya dalam berpegang pada agamanya. Jika ia benar-benar teguh, ia akan ditambah ujiannya.