Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Keterbatasan fisik tidak menjadikan siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Maluku untuk berekspresi. Hal ini diketahui ada 12 murid SLB yang terpilih untuk mewakili Provinsi Maluku, mereka akan mengikuti Penguatan Karakter Anak Berkebutuhan Khusus berbasis kepramukaan, yang digelar pada tanggal 13--16 Agustus 2019 di Bumi Perkemahan Cibubur.
ADVERTISEMENT
Mereka berasal dari SLB Negeri Batumerah, SLB Negeri Nania, SLB Leleani 1, SLB Leleani 2, SLB Karya Kasih, dan SLB Pelita Kasih. Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan selama Jambore, berkaitan dengan pembentukan kepribadian, pengembangan karakter, toleransi, bersosialisasi dalam masyarakat, serta pengenalan budaya.
Dalam pengenalan budaya, siswa-siswi sudah dipersiapkan untuk membawa tari Katreji. Mereka juga membawa gaba-gaba (pelepah sagu) dan parang salawaku (senjata tradisional Maluku) untuk kebutuhan dekorasi kemah yang berciri khas Maluku.
Mereka yang terpilih, sudah diseleksi oleh para guru, dengan beberapa kriteria, seperti bisa berkomunikasi dengan baik dan percaya diri.
Persiapan dilakukan secara maksimal, mulai dengan latihan Katreji, baris-berbaris, serta simulasi perkemahan di sekolah. Selama sesi latihan ini anak-anak sangat antusias dan bersemangat hingga pada momen keberangkatan.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala SLB Negeri Batu Merah, Zainab Holle, S.Pd., saat ditemui Lentera Maluku (15/8), diruang kerjanya, ia menilai kegiatan jambore sangat tepat untuk melatih para siswa SLB, agar bisa lebih mandiri dan percaya diri.
Kata Zainab, di sana mereka akan berkenalan dengan lebih banyak anak dari daerah lain, disamping aktivitas sosial budaya yang diagendakan.
“Kegiatan ini baik, banyak perubahan yang terjadi dalam diri anak”, ungkapnya.
Diakuinya, ini bukan kegiatan pertama yang diikuti oleh siswanya di ajang Nasional, sebelumnya mereka sudah pernah terlibat pada kegiatan yang serupa.
“Anak yang awalnya pemalu dan menutup diri setelah mengikuti jambore ini di tahun berikutnya menjadi lebih percaya diri dan peduli pada teman-temannya”, ujar Zainab.
ADVERTISEMENT
Dia menegeskan sudah seharusnya, semua anak diperlakukan adil dan sama tanpa mendiskriminasikan beberapa diantaranya, hanya karena berbeda fisik atau penampilan.
Perlakuan yang adil serta pengakuan pada keberadaan mereka akan memberi dampak baik, berupa rasa percaya diri. Hal ini sangat diperlukan dalam perkembangan psikologis anak.
Dengan memberi kesempatan kepada para siswa-siswi SLB, untuk mengikuti berbagai kegiatan, akan membantu membentuk karakter yang baik dan kemandirian demi kelangsungan hidup anak di masa depan. (LM3)