Konten Media Partner

Air Bersih dan Listrik Masih Menjadi Kendala di Pulau Rhun

16 November 2019 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Rhun, Banda Neira, (Dok. Cilu Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Rhun, Banda Neira, (Dok. Cilu Bintang)
ADVERTISEMENT
Pulau Rhun adalah salah satu pulau terkecil di Kepulauan Banda. Pulau ini memiliki panjang 3 km dan lebar kurang dari 1 km.Secara administratif, Pulau Rhun termasuk wilayah Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
ADVERTISEMENT
Pulau kecil yang elok ini dulunya pernah menjadi rebutan Inggris dan Belanda. Setelah melalui perjanjian Breda pada tahun 1667 yang berisi bahwa Inggris boleh menguasai Manhattan dan Pulau Rhun diberikan kepada Belanda.
Pulau yang memiliki pantai pasir putih sepanjang pesisir serta menyimpan berbagai kekayaan laut serta pohon pala (Myristicafragans) tidak menjadikan Rhun kaya akan fasilitas. Pulau yang di tukar dengan Manhattan ini listriknya hanya menyala selama 4 jam yakni dari pukul 7 malam hingga pukul 11 malam.
Terkait listrik yang belum masuk ke Pulau Rhun, Lentera Maluku belum bisa menghubungi pihak PLN di Kecamatan Banda.
Ada pula air bersih untuk keperluan sehari-hari pun sangat sulit di dapat. Terdapat 13 sumur yang tersebar di beberapa titik ini, digunakan oleh seluruh warga Pulau Rhun Untuk mendapatkan air bersih. Keadaan air di sumur mengikuti kondisi air laut. Jika air laut pasang, maka air sumur akan kering, dan jika air laut surut air di sumur akan naik.
ADVERTISEMENT
Anak-anak Pulau Rhun di Lokasi Sumur, (Dok. Nur)
Menurut Juandi,salah satu warga Pulau Rhun, kita akan secara rutin mengecek keadaan sumur, jika ada air maka warga akan berbondong-bondong mengambil air.
"Waktu-waktu ramai untuk kita mengambil air biasanya di pagi hari. Tidak pandang usia, tua, muda, anak kecil maupun orang dewasa, laki-laki dan perempuan semua harus turun tangan menimba air demi adanya ketersedian stok air," ungkapnya. (16/11)
Jalur pengambilan air sumur, (Dok. Nur)
Pulau yang dulu diperebutkan Belanda dan Inggris, kini listrik pun tidak memadai, internet tidak ada sehingga masyarakat harus menentang gelombang laut Banda agar bisa menikmati akses internet. Dan air seakan-akan menjadi barang mewah. Satu drum air sebanyak 30 liter dihargai Rp 40.000, yang mana hanya cukup dipakai dari pagi hingga sore.
ADVERTISEMENT
Kepala Pemerintahan Pulau Rhun, Salihi Surahi menyampaikan, ia bukannya tidak pernah membicarakan keadaan ini kepada petinggi di Kecamatan, namun telah beberapa kali jika ia hendak ke Pulau Neira untuk sekadar mengurus administrasi desa.
"Beberapa kali saya sudah usaha untuk membicarakan masalah ini ke pihak kecamatan namun belum membuahkan hasil baik bagi warga," tandasnya. (16/11)
Salah satu lokasi sumur air, (Dok. Nur)
Warga Rhun masih harus menunggu hingga waktu yang tidak diketahui. Menikmati fasilitas Negara seperti listrik, air bersih serta akses internet masih sebatas mimpi masyarakat Rhun. (LM3)