Dompet Duafa Bangun 2 Buah Tenda Untuk Sekolah Darurat di Desa Waai

Konten Media Partner
28 Oktober 2019 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelas Darurat SD Negeri Wabela di Desa Waai, Maluku Tengah (27/10). Dok: Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Kelas Darurat SD Negeri Wabela di Desa Waai, Maluku Tengah (27/10). Dok: Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lentera Maluku. Dua buah tenda berukuran 8x6 dengan fasilitas seadannya digunakan sebagai sekolah darurat SD Negeri Wabale, Dusun Wainuru, Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Para siswa dan guru terpaksa melakukan aktifitas proses belajar mengajar dibawa tenda darurat ini, karena bangunan sekolahnya rusak akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis (26/9).
ADVERTISEMENT
Salah satu guru yang berhasil ditemui wartawan Lentera Maluku, pada minggu malam (27/10), Misna (39 tahun) mengungkapan bahwa walaupun dengan fasilitas seadannya, para siswa tidak pernah menyerah demi mendapatkan pendidikan, agar bisa belajar untuk meraih cita-cita, meski banyak hambatan dan tantangan.
"Katong (kita) Sekolah di tenda darurat itu, nanti kalau hujan berarti libur, soalnya itu kan becek" ungkapnya sambil memperlihatkan kondisi lantai tenda.
Dirinya juga menjelaskan bahwa, sekolah yang baru dibangun dua minggu yang lalu itu merupakan bantuan dari Relawan Dompet Duafa, dan bantuan dari orang tua murid, kata dia, bukan dari pemerintah Negeri Waai.
"Dari Negeri seng (tidak) lihat sekolah, Raja pung (punya) bantuan pun, suruh katong pigi (kita pergi) ambil, sekolah darurat yang ada itu dari Dompet Duafa yang biking, kalau seng, katong seng (kita tidak) sekolah lagi", kata Misna.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, selama ini pihak pemerintah negeri tidak memperhatikan sekolah, kalau pun ada bantuan mereka yang dipanggil untuk ambil sendiri, ditegaskan olehnya bahwa sekolah darurat itu dibangun oleh Dompet Duafa.
Misna menjelaskan kendala yang dihadapinya selain hujan, terik matahari juga menjadi tantangan dalam proses belajar, mereka terpaksa harus membawa siswa dekat pohon agar tidak merasakan panas.
"Kalau Matahari panas, katong (kita) belajar dibawa pohon saja, lalu alas tarpal untuk dong (mereka) duduk, soalnya panas, siswa keringatan", ujarnya.
Kondisi Sekolah Darurat SD Negeri Wabela di Desa Waai, Maluku Tengah (27/10). Dok: Lentera Maluku
Pascagempa berkekuatan 6,5 pada Kamis (26/9) itu, membuat anak-anak harus tinggalkan sekolah untuk beberapa minggu, demi menyelamatkan nyawa mereka. Beruntungnya Dompet Duafa berinisiatif untuk membangun dua bangunan tenda berbahan plastic (terpal) , sebagai sekolah darurat. Para siswa pun akan melakukan Ujian Tenga Semester (UTS) di tenda darurat.
ADVERTISEMENT
Dia berharap, pemerintah secepatnya memperbaiki SD Negeri Wabale, di Dusun Wainuru yang juga mengalami kerusakan akibat gempabumi, agar aktifitas belajar bisa kembali normal seperti biasa. (LM1)**