Kisah Klinik Apung Gempa Halmahera: Taklukkan Ombak demi Bantu 4 Desa

Konten Media Partner
1 Agustus 2019 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Klinik Apung Said Tuhuleley di tengah laut. (29/7). Dok: Klinik Apung
zoom-in-whitePerbesar
Klinik Apung Said Tuhuleley di tengah laut. (29/7). Dok: Klinik Apung
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lentera Maluku. Bukan kali ini saja Klinik Apung Said Tuhuleley melakukan perjalanan melintasi perairan di Maluku. Menabrak angin, melawan ombak, hingga bermandikan hujan, bukan hal baru. Meski beberapa kali perjalanan harus jeda sebentar karena kondisi alam, crew Klinik Apung Said Tuheleley (ST) tetap semangat menjalankan misi kemanusiaannya: Membantu masyarakat di Maluku dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Klinik Apung memenuhi panggilan masyarakat di Maluku Utara, tepatnya di Kabupaten Halmahera Selatan, lokasi pusat gempa bumi berkekuatan 7,2 SR yang terjadi pada 14 Juli 2019. Mereka bertolak dari Ambon pada Minggu (28/7).
Perjalanan yang memakan waktu dua hari itu cukup menegangkan. Pasalnya, mereka terombang-ambing selama 6 jam di perairan antara Pulau Buano dan Pulau Oby. Bahkan kaca depan Klinik Apung menjadi sasaran ombak. Saat ketinggian ombak sekitar 3 meter, kecepatan mesin harus dikurangi.
Mereka tidak mundur, misi di Halmahera Selatan terus 'memanggil'. Klinik Apung membawa bantuan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Maluku dan LazisMU. Selain itu, ada juga 10 relawan dari Ambon yang ikut membantu dan mendampingi para korban di Desa Awis, Desa Pasipalele, Desa Tawa, dan Desa Lemo-Lemo.
Klinik Apung St tiba di Pulau Obi (29/77). Dok : Klinik Apung ST
Setelah melakukan perjalanan panjang dengan kondisi alam yang tidak bersahabat, mereka baru tiba di Pelabuhan Babang, Halmahera Selatan, pada Selasa (30/7). Di sana mereka bertemu dengan para relawan MDMC Maluku Utara, 7 tenaga medis dari MPKU RSI Muhammadiyah Maluku Utara, dan 15 tenaga psikososial, yang juga melakukan perjalanan dari kota Ternate sejak Senin (29/7).
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan koordinasi antartim, mereka langsung bergerak menuju daerah-daerah yang terkena bencana alam.
"Kami langsung bergerak ke daerah yang terkena bencana alam, untuk menyalurkan bantuan logistik, obat-obatan, selimut, tikar, dan lainnya, yang mana akan dibarengi dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan psikososial untuk masyarakat yang kena bencana di kabupaten Halmahera Selatan, antara lain Desa Awis, Pasipalele, Tawa, Lemo-Lemo, dan lainnya," ungkap Muhammad Tahir Azzubair, selaku Sekretaris MDMC Maluku, melalui WhatsApp kepada Lentera Maluku, Selasa (30/7).
Tiba di Pelabuhan Babang Kab. Halamahera Selatan, dan bertemu dengan Tim MDMC Maluku Utara (30/9). Dok : Klinik Apung ST.
Koordinator Klinik Apung, Rivai Tuhuleley, mengatakan timnya akan beroperasi hingga 7 Agustus dan kembali ke Ambon pada 8 Agustus 2019.
"Setelah melakukan pengobatan dan memberikan bantuan ke 4 lokasi, kami akan kembali ke Desa Saketa, posko induk MDMC," kata Rivai.
ADVERTISEMENT
Dari data yang dihimpun Lentera Maluku, Kamis (1/8), hingga saat ini, relawan gabungan MDMC Maluku dan Maluku Utara fokus melakukan pemeriksaan kesehatan dan pembagian bantuan kepada para korban bencana di Desa Lemo-Lemo.
Diketahui, jumlah para korban yang berada di lokasi pengungsian ada 606 jiwa dari 163 kepala keluarga. Jumlah tersebut terdiri dari 9 bayi, 62 balita, 27 anak usia sekolah, 6 ibu hamil, dan 82 lansia.
Pos Pelayanan Muhammadiyah Maluku Utara. Dok MDMC/SM
Kata Tahir, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis MDMC, para korban mengalami banyak penyakit. Di antaranya 19 orang menderita ISPA, 8 orang menderita malaria, 8 orang menderita hepatitis, 7 orang menderita depresi, 7 orang menderita dispepsia, 4 orang menderita abses, 7 orang menderita eksim, 4 orang menderita rematik, 1 orang menderita hordeolum, 2 orang menderita cephalgia, 1 orang menderita tonsilitis, 1 orang menderita stomatitis, 3 orang menderita diare, 1 orang menderita asma bronkial, dan 1 orang menderita abortus.
ADVERTISEMENT
"Kami para relawan akan mengunjungi orang sakit setiap hari," kata Tahir.
Tahir menunjukkan hasil koordinasi dengan pihak Pemerintah Desa Lemo-Lemo, bahwa saat ini pihak desa berencana akan membuat tempat sampah umum dan kakus sehat di lokasi pengungsian.
Mereka juga akan melakukan penyuluhan cuci tangan pada air mengalir, penyuluhan penyakit menular dan tidak menular di dalam tenda, serta bakti sosial di setiap pagi.
Setelah melakukan pemeriksaan, pendampingan, dan pemberian bantuan di Desa Lemo-Lemo pada Kamis (1/8), para relawan akan bergerak ke tiga lokasi lainnya dengan menggunakan Klinik Apung Said Tuhuleley.
Klinik Apung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Februari 2017. Selama 10 hari, Klinik Apung akan membantu para korban gempa bumi di Halmahera Selatan. (LM1)
ADVERTISEMENT