Konten Media Partner

Mengulik Dua Antologi Puisi Penyair-Penyair Maluku

2 Desember 2019 7:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pembacaan Puisi oleh Marco Dylan, (Dok. Lentera Maluku)
zoom-in-whitePerbesar
Pembacaan Puisi oleh Marco Dylan, (Dok. Lentera Maluku)
Lentera Maluku - Sabtu, 30 November 2019, Kantor Bahasa Maluku (KBM) membedah dua buku antologi puisi terbaru terbitan KBM yang di selenggarakan di Ocean Cafe Resto, Jalan Anthony Rhebok Nomor 8.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pembedahan sekaligus peluncuran buku, Kantor Bahasa Maluku (KBM) terus menunjukkan konsistensi dalam mendukung perkembangan seni menulis di Negeri Raja-Raja ini. Dimulai dari seminar, pelatihan menulis kepada pegiat literasi yang tergabung dalam komunitas-komunitas literasi hingga para guru.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut KBM juga banyak menerbitkan buku karya anak negeri Maluku. Buku cerita rakyat hingga anotologi puisi dari penulis-penulis lokal.
Peserta Pemantik di Dominasi Penulis Muda Maluku, (Dok. Lentera Maluku)
KBM memperkenalkan kedua buku tersebut dengan menggelar diskusi dan sharing dari tokoh-tokoh sastra. Dua buku tersebut yakni “Mengulik Rahim Perempuan dan Tana Putus Pusa”.
Pada kesempatan tersebut hadir sebagai narasumber adalah Dr. Fahmi Salatalohy, M.Hum, Dr. Asrif M.Hum, dan Dr. Everhard Solissa, M.Pd. Ketiga tokoh ini turut memberi sumbangan pemikiran serta tanggapan terhadap puisi-puisi dalam antologi ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Bahasa Maluku, Dr. Asrif M.Hum saat memberikan apresiasi kepada penyair-penyair Maluku, (Dok. Lentera Maluku)
Kepala Kantor Bahasa Maluku, Dr. Asrif M.Hum menjelaskan, saat membedah buku antologi puisi, para pembedah menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para penyair.
"Puisi-puisi yang diciptakan bukan hanya sekedar menggambarkan situasi, tetapi juga menyatakan perasaan setiap penyair." ujarnya.
Lebih lanjut ia katakan, Kantor Bahasa Maluku akan terus mendukung karya-karya penyair Maluku, hal ini diharapkan juga dapat dilakukan oleh masyarakat Maluku.
Selain itu, Everhard Solissa, pembedah buku kedua antologi menitipkan pesan singkat bahwa “berkaryalah tanpa takut berekspresi. Ciptakan ciri khasmu sendiri”.
Dalam buku antologi puisi Rahim Perempuan berisi karya dari 6 tokoh perempuan Maluku. Lewat coretan tangan keenam perempuan ini menyampaikan perasaan dan pemikiran tentang lingkungan, keadaan sosial, hingga kisah kehidupan sehari-hari khas perempuan Maluku.
ADVERTISEMENT
Suasana Peluncuran Buku Terbitan KBM, (Dok. Lentera Maluku)
Pemikiran yang sama juga tertuang dalam buku antologi puisi Tana Putus Pusa. Dengan tetap mempertahankan ciri kemalukuan dalam karya-karya mereka, ke-25 penulis menuangkan ide lewat pilihan diksi penuh makna.
Dari pantauan media ini, ruangan kegiatan dipenuhi oleh anak-anak muda dari sejumlah komunitas sastra di Maluku. Bisa dikatakan bahwa menulis mendapat tempat tersendiri di hati anak-anak muda. Lewat menulis mereka dapat berekspresi dengan cara yang positif. Seharusnya pemerintah memberikan perhatian penuh terhadap aktifitas ini. Melalui menulis seseorang dapat menemukan kebijaksanaan. (LM3)