Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
"Menilik Pulau Banda" Lewat Foto Esai Karya Fotografer Asal Belanda
28 Agustus 2019 13:51 WIB
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Bertemu dan berbincang dengan Isabelle Boon seorang fotografer dari negeri Belanda, memberikan kesan mendalam pada hasil jepretnya, yang bercerita tentang Pulau Banda.
ADVERTISEMENT
Lewat foto esainya, Isabelle mengangkat kisah perjalanan hidup anak muda dari Kepulauan Banda Kabupaten Maluku Tengah, yang melingkupi keseharian, mimpi, dan cita-cita mereka.
Anak-anak muda itu adalah Mega Vani, Karis, Diana, Ulfa, Ode, dan Nyellow. Menurut Isabelle, keenam anak itu sudah bisa mewakili keinginannya untuk mengangkat kehidupan sehari-hari orang Banda.
Tahun 2016 lalu, Ia mulai menginjakkan kakinya di Pulau Banda. Selama tiga tahun Isabelle terus melakukan proses pengumpulan foto. Meskipun tidak bisa menetap lama, namun Isabelle rela datang dan pergi.
Terkadang dia berada selama dua minggu, setelah itu kembali lagi ke negeri kincir angin. Perjalanan dan perjuangan yang menguras keringat, akhirnya melahirkan sebuah buku bertajuk I Love Banda.
ADVERTISEMENT
“It’s about the real story about the real people. This is my way to tell a story. Story about young people and Banda itself”, ungkap Isabelle.
Saat di temui Lentera Maluku (27/8), dia menjelaskan bahwa, hasil foto yang sudah dibukukan itu merupakan kisah nyata, melalui foto adalah cara dia bercerita, kisah tentang orang muda dan Banda itu sendiri.
Dia ingin mengatakan tentang apa yang mereka (orang Banda) pikirkan, apa yang mereka lakukan untuk hidupnya, apa yang mereka suka dan tidak suka.
“If you know about Banda people you’ll know about heritage (jika anda tahu tentang orang-orang Banda, anda akan tahu tentang warisan)”, ucap Isabelle menambahkan.
Buku foto setebal 320 halaman itu, menonjolkan sisi kehidupan orang muda Banda dengan begitu detail. Isabelle berhasil menyampaikan ratusan kata yang tertuang dalam lembaran-lembaran foto hasil bidikannya.
ADVERTISEMENT
Untuk menyelesaikan buku fotonya, dia melakukan pendalaman dengan mendatangi orang-orang, mempelajari kebiasaan, berdialog dengan bahasa Inggris sesekali, bahasa Indonesia, bahkan bahasa isyarat lewat gerakan tangan dan ekspresi mata.
Semua itu dilakukannya agar dapat terkoneksi dengan masyarakat. Dalam kehidupan orang Banda yang kental dengan warisan sejarah, Isabelle tetap mengedepankan eksistensi manusia sebagai mahkluk yang berharga.
“Heritage is important but I think people are more important (sejarah itu penting, tapi saya kira manusia jauh lebih penting)”, pungkas Isabelle.
Alur buku ini berkembang seperti subjek yang berada didalamnya. Sejak pelaku foto berusia dua tahun lebih muda dari sekarang. Inilah tujuan pembuatan buku itu.
Dia mendalami dan menemukan makna kehidupan, dari orang-orang yang hidup dalam keterbatasan akses, namun kaya sumber daya alam. Apalagi letak geografi Banda yang diapit laut kiri dan kanan, dinaungi gunung berapi yang gagah menjulang, serta keberadaan benteng-benteng peninggalan zaman kolonial, yang tetap angkuh berdiri di tengah kota Banda.
ADVERTISEMENT
Proses pengambilan foto tersebut, ada yang dilakukan secara perencanaan, namun tak jarang mengalir begitu saja, kejadian-kejadian unik seringkali mewarnai hari-hari Isabelle selama di Banda.
Salah satu model dalam buku I love Banda, Mega Vani mengatakan sangat gembira tetapi juga gugup, ketika mengetahui jika dirinya ingin dijadikan sebagai model dalam buku garapan Isabelle Boon.
Alasan Isabelle memilih Mega, karena dia memiliki wajah yang penuh keingintahuan khas remaja seusianya. Kata Isabelle, Mega juga mewakili sosok orang muda yang cocok dengan profil yang diinginkannya.
“She represents the youngest in the book”, tutur Isabelle lagi.
Sementara untuk foto sampul, Isabelle sengaja membuat penasaran dengan tidak menampilkan wajah si wanita. Orang harus membaca lembar demi lembar bukunya agar dapat mengetahui kisah serta wajah mereka satu per satu.
Wajah yang dihadapkan kearah laut mewakili tatapan akan masa depan. Karena laut yang menjadi tumpuan hidup orang Banda.
ADVERTISEMENT
“Looking to the future into the sea”, tuturnya.
“The day when I choose the picture for cover, I heard that she is pregnant”, Isabelle menganggap itu adalah sebuah restu dari langit pada dirinya.
Dia benar-benar mencurahkan seluruh hati, jiwa, dan pemikirannya untuk buku foto itu. Keinginannya untuk menggali bagaimana seseorang menghadapi tantangan hidup, yang berisi tangis dan tawa silih berganti, dapat dilihat lewat buku ini.
Setiap detail perjalanan hidup para model, dituangkan lewat rangkaian foto-foto yang berbicara lugas kepada penikmat buku seberat dua kiloan ini. Sayangnya buku foto I Love Banda belum dijual bebas. Cetakannya masih terbatas, dia hanya membagikan pada orang-orang yang membantu proses penyelesaian buku tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagi anda yang berdomisili atau sedang berada di Banda, dalam waktu dekat Isabelle Boon akan mengadakan pameran foto di Sekolah Tinggi Hatta Sjahrir Pulau Banda. Anda dapat menikmati sekaligus berkomunikasi dengan Isabelle lewat foto-foto yang dipamerkan. (LM3)