Perlawanan Perempuan Terkait Kekerasan Seksual

Konten Media Partner
1 Desember 2019 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sosialisasi Kekerasan Terhadap Perempuan, (Dok. Lentera Maluku)
Lentera Maluku - Berbagai upaya dan dukungan terus diberikan kepada perempuan dan anak dalam kasus pelecehan seksual. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi.
ADVERTISEMENT
Sosialisasi bertujuan agar informasi yang tepat terkait permasalahan kekerasan seksual dapat tersampaikan dari orang yang tepat kepada pihak-pihak yang tepat pula. Adapun sosialisasi yang diberikan mencakup pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan ketika kita menghadapi permasalahan pelecehan seksual. Dalam banyak kasus baik korban maupun keluarga tidak paham alur dan mekanisme yang harus ditempuh.
Oleh karena itu Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LAPAN) menyelenggarakan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Rangkaian kampanye yang telah berjalan sejak 25 November hingga 10 Desember 2019 nanti telah dilakukan di beberapa lokasi di Kota Ambon. Yang mana sosialisasi tersebut berlanjut dilaksanakan di Rumah Pintar Hatukau Negeri Batumerah, Galunggung. (29/11)
Baihajar Tualeka, Ketua Yayasan Maluku LAPAN, (Dok. Lentera Maluku)
Hadir dalam kegiatan tersebut Kader Posyandu, Pegiat Komunitas dan relawan serta didukung oleh 12 Komunitas di kota Ambon. Mengingat betapa penting dukungan yang dibutuhkan oleh korban pelecehan seksual, Baihajar Tualeka selaku Ketua Yayasan Maluku LAPAN meminta agar semua pihak bahu membahu berdiri di sisi korban.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak boleh berdiri dalam kotak. Kita harus bersatu," ungkap Tualeka.
Pada kesempatan tersebut Tualeka juga mengingatkan peserta akan sejarah ditetapkan tanggal 25 November sebagai hari perempuan internasional. Berawal dari tragedi kematian tiga bersaudara asal Dominika yang menjadi pahlawan pembela HAM.
"Masalah kekerasan seksual bukanlah masalah sepele. Banyak hal yang akan ditinggalkan dari kekerasan seksual seperti trauma psikologis, penyakit kelamin serta tidak sedikit yang meninggalkan cacat fisik," tandas Tualeka.
Oleh karena itu Tualeka mengajak semua pihak untuk membangun jejaring seluas-luasnya agar penanganan masalah kekerasan seksual pada perempuan dan anak dapat cepat teratasi. (LM3)