Konten Media Partner

Rayakan Tujuh Syawal, Warga Hitu Ziarah ke Makam Para Raja

13 Juni 2019 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses ziarah makam (keramat) (12/6), Dok: Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Proses ziarah makam (keramat) (12/6), Dok: Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Masyarakat Negeri Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, merayakan tujuh Syawal dengan budaya ziarah kubur para leluhur dan kuburan raja-raja sebelumnya, yang dianggap sebagai keramat dan sakral, dengan memiliki nilai historis, nilai spiritual yang tinggi sejak ratusan tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan langsung oleh Raja Negeri Hitu Lama, Salhana Pelu, atau yang sering disebut Upu, saat ditemui wartawan Lentera Maluku di rumah Raja Negeri Hitu Lama, (12/6). Ia jelaskan, bahwa budaya ziarah kubur para raja-raja, yang dalam bahasa lokal Hitu disebut karamat, sudah menjadi tradisi sejak dahulu kala, hingga sekarang pada massa kepemimpinannya ini.
“Saya adalah raja dari generei yang ke 14, namun kalau hitungan raja di negeri Hitu berarti sudah puluhan raja di negeri Hitu”, tuturnya.
Upu Salhana juga menjelaskan bahwa, budaya ziarah kubur atau makam para raja-raja tersebut, dilaksanakan hanya setahun sekali. Dan itu , kata Upu, bertepan dengan selesai Ramadan dan penutupan tujuh Syawal, yang dihitung sebanyak tujuh hari setelah selesai lebaran Idulfitri.
ADVERTISEMENT
“Jadi kami melakukan ziarah kubur di Desa Hitu Lama dan Hitu Messing, ketika kami melaksanakanya, setelah Ibadah Sholat Subuh. Dan prosesi awalnya di mulai dari rumah raja Hitu Lama, selanjutnya tempat pertama yang di ziarah adalah raja Hitu pertama dan selanjutnya ke kuburan raja-raja yang lain”, ungkap Upu Salhana.
Masyarakat mengawal Raja Hitu Lama dalam menziarah makam. (12/6). Dok: Lentera Maluku
Menurutnya, nilai penting dari ziarah kubur tersebut adalah bagaimana Ia bersama masyarakat, menghormati para leluhur yang sudah mendudukan pranata-pranata adat hingga sekarang.
“Jadi nilai yang penting adalah bagaimana kami menghotmati para raja-raja sebelumnya”, ujarnya.
Budaya ziarah kubur pun diukuti oleh ratusan warga Desa Hitu Lama dan Hitu Messing. Budaya ini sangat kuat dan sudah menjadi satu tradisi atau adat, yang harus dilakukan oleh masyarakat Negeri Hitu, pada saat tujuh hari setelah lebaran. (LM2)
ADVERTISEMENT