Satu Bulan Mengungsi, Warga Wakal: Belum Mendapat Bantuan Dari Pemda

Konten Media Partner
26 Oktober 2019 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenda pengungsian nenek Aisyah (60). Dok (25/10). Dok : Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Tenda pengungsian nenek Aisyah (60). Dok (25/10). Dok : Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lentera Maluku. Sebanyak 30 tenda pengungsian warga Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, yang berlokasi di Waikaa kini sudah genap satu bulan. Menurut mereka, sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemerintah Daerah sejak gempa 6,5 SR yang terjadi pada Kamis (26/9) lalu.
ADVERTISEMENT
Sekitar dua ratus lebih pengungsi yang hidup dengan peralatan seadannya. Saling bahu-membahu untuk keberlangsungan hidup mereka.
Salah satu pengungsi yang berhasil ditemui wartawan, Iky Suneth menjelaskan bahwa sampai tanggal 25 oktober 2019, belum ada bantuan dari pemerintah.
"Terpal yang ada ini katong beli masing- masing", ungkapnya.
Iky Suneth yang berprofesi sebagai tukang mebel ini, juga mengungkapkan bahwa semua bantuan yang masuk berasal dari relawan gempa, tidak ada dari Pemerintah Daerah.
"Di sini ada bantuan yang masuk, tapi itu dari relawan", katanya.
Kondisi tenda pengungsian di Negeri Wakal. (25/10). Dok : Lentera Maluku
Selain itu, kata dia, mereka juga susah mendapatkan air besih, warga harus mengambil air dengan berjalan kaki sekitar empat ratus meter untuk mendapatkan air bersih sebagai kebutuhan utama selama di tenda pengungsian.
ADVERTISEMENT
"Katong (kita) harus berjalan empat ratus meter untuk ambil air besih, ada yang deng (dengan) motor, ada juga yang berjalan kaki bawa cargen lima liter sampai empat buah, demi dong (mereka) dapat air bersih”, kata Iky.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa warga harus patungan setiap hari bayar lima ribu, untuk membeli bensin sebagai kebutuhan penerangan di tenda pengungsian.
"Lampu yang ada ini, katong (kita) pakai genset, dan minyaknya itu katong patungan satu kk lima ribu untuk beli bensin", ungkapnya.
Dia berharap supaya ada bantuan atau perhatian dari Pemerinta Daerah dan juga Pemerintah Negeri Wakal, supaya bisa memperhatikan pengungsi yang ada di daerah Waikaa.
Selain Iky Suneth, Lentera Maluku juga menemui salah satu lansia, Asiya (60 tahun), dia juga mengeluh karena tidak ada perhatian dari Pemerintah Daerah.
ADVERTISEMENT
Asiya berharap semoga besok ada orang yang berniat baik datang, dengan membawa bantuan untuk mereka.
Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, korban gempa di Negeri Wakal sudah mendapat bantuan dari Badan Penangulangan Bencana daerah (BPBD) Provinsi Maluku.
Bantuan yang diberikan oleh pihak BPBD tersebut, sudah beberapa kali disalurkan, yakni sejak tanggal 28 September 2019, 4 Oktober, 11 oktober dan 22 Oktober 2019, berupa terpal, tikar, selimut, sarung, pempers, susu dancow, biskuit, white coffee, gula pasir, minyak goreng, daun the, softex, sarden, kacang ijo air mineral, mie instan, telur dan beras. (LM1)**