Sebulan Mengungsi, Korban Gempa Ambon Mulai Pulang ke Rumah

Konten Media Partner
30 Oktober 2019 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi pengungsian warga Waimital di Rindam (30/10). Dok: Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi pengungsian warga Waimital di Rindam (30/10). Dok: Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku -- Setelah sebulan lamanya Provinsi Maluku dilanda gempa bumi, kondisi para pengungsi di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) 90 persen sudah beraktivitas seperti biasa.
ADVERTISEMENT
Bahkan jumlah pengungsi yang sifatnya menetap dari pagi hingga malam sudah mulai berkurang. Hal tersebut disampaikan Pejabat Sementara Desa Waimital, Rudi Marasaoly.
“Untuk masyarakat Gemba 90 persen sudah beraktivitas,” kata Rudi saat ditemui Lentera Maluku (30/10).
Tenda-tenda pengungsian sepi karena penghuninya telah beraktivitas di rumah saat siang hari. (30/10). Dok : Lentera Maluku
Dia jelaskan bahwa korban gempa yang mengungsi di dataran tinggi kini sudah mulai beraktivitas di rumah masing-masing. Biasanya mereka baru kembali ke pengungsian saat malam hari.
“Kami harap kalau bisa semuanya, tapi ya kami juga tidak bisa memaksakan, yang penting aktivitas siang hari dalam rangka roda ekonomi tetap berputar seperti biasa,” lanjutnya.
Menurut Rudi, kondisi para pengungsi semakin hari semakin baik, hal ini didukung dengan adanya penyediaan layanan kesehatan. Selain itu, aktivitas pendidikan dan penyediaan air bersih di kawasan tersebut lancar.
Bantuan air bersih dari Dinas PU (30/10). Dok : Lentera Maluku
“Kami punya poliklinik, ada tim medis, aman dari sisi kesehatan, tetapi kami selalu pantau tentang sanitasi, salah satunya WC," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Rudi juga bercerita, untuk aktivitas pendidikan, kegiatan belajar mengajar di daerah yang terdampak gempa tetap berjalan normal hanya saja debit waktunya berkurang.
Pejabat Sementara Desa Waimital, Rudi Marasaoly (30/10), Dok : Lentera Maluku
Rudi menambahkan, untuk keamanan di lokasi pengungsian cukup terpantau berkat kerja sama yang baik dengan pihak Babinsa maupun Bhabinkamtibmas.
Hal ini juga dibenarkan oleh Bripka Asep. H. S. Souisa, saat ini keamanan di lokasi sudah mulai membaik dibandingkan saat gempa. “Jadi kita buat shift. Per dusun itu ada tiga atau empat kelompok yang menjaga pada saat malam. Jadi pascagempa sampai 10 hari itu masih rutin,” katanya.
Bripka Asep. H. S. Souisa, S.Sos., (30/10). Dok : Lentera Maluku
Terkait data kerusakan, Asep bilang, ada 250 bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa. “Untuk Desa Waimital sendiri, mereka langsung membentuk badan khusus untuk penanggulangan bencana, jadi ketika pemda datang, kita sudah punya data awal,” paparnya. (LM1)
ADVERTISEMENT