Tradisi Hadrat di Malam Ramadan ala Warga Morella, Maluku Tengah

Konten Media Partner
14 Mei 2019 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Hadrat jelang sahur di Negeri Morella, Minggu (12/5). Dok: Hausihu Photosoper
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Hadrat jelang sahur di Negeri Morella, Minggu (12/5). Dok: Hausihu Photosoper
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Bagi masyarakat Kota Ambon, ada sebuah tradisi tahunan yang wajib dilaksanakan di bulan Ramadan. Namanya Tradisi Hadrat, budaya yang hingga hari ini tetap lestari di desa-desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam, termasuk di Negeri Morella.
ADVERTISEMENT
Morella merupakan negeri adat yang kaya akan tempat wisata, mulai dari wisata pantai, bahari, sejarah, hingga budaya. Meskipun secara geografis berada di kawasan Pulau Ambon, tetapi secara administrasi negeri ini masuk bagian Kabupaten Maluku Tengah.
Tradisi Hadrat rutin dilakukan warga Morella pada bulan Ramadan setiap tahunnya. Tradisi unik ini juga merupakan objek wisata religi di sana. Tradisi Hadrat biasa dilaksanakan menjelang sahur di malam-malam ganjil Ramadan, khususnya pada malam 27 Ramadan.
Pada akhirnya, Tradisi Hadrat ini membedakan cara membangunkan sahur di Morella dengan di negeri lain. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan budaya zikir di kalangan anak muda dan masyarakat pada umumnya. Waktu pelaksanaannya pun hanya selama bulan puasa.
ADVERTISEMENT
Biasanya, dua jam sebelum waktu sahur, iring-iringan hadrat sudah berkeliling kampung dengan melantunkan zikir dan iringan musik dari bunyi rebana. Pesertanya adalah lelaki dewasa, mereka menggunakan jas, peci, sarung, dan selendang kecil.
Sebelum berkeliling kampung, peserta hadrat kumpul di depan Baeleu Tomasiwa. Sambil menunggu aba-aba dari Pemerintah Negeri dan Imam Masjid, para pemuda itu sudah siap di barisannya masing-masing. Setiap barisan terdiri 5-7 orang dan pemain rebana terdiri 5-6 orang.
Pemain rebana Tradisi Hadrat, Minggu (12/5). Dok: Hausihu Photosoper
Kala bunyi rebana dan zikir yang dinyanyikan itu menggema menjelang sahur, maka semakin kental pula nuansa Islam di malam Ramadan di Morella. Wajar, jika para perantau asal Morella yang tersebar di berbagai daerah amat merindukan tradisi tersebut.
Dengan berkeliling kampung dan tetap rapi di barisan masing-masing, tangan para peserta menganyunkan selendang ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, sementara warga yang ikut hanyut dalam lantunan zikir itu juga ikut meramaikannya.
Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan budaya zikir di kalangan anak muda dan masyarakat. Dok: RL
Iring-iringan hadrat yang dimulai dari depan Baileo berakhir di depan Masjid Raya Al-Muttaqim Morella. Setelah itu, warga melanjutkan aktivitas makan sahur di rumah masing-masing. Tradisi ini dikawal langsung oleh Pemerintah Negeri, Kepala Pemuda, Imam Masjid, dan juga para pengurus masjid lainya.
ADVERTISEMENT
Yang membedakan hadrat di Negeri Morella dan daerah lainnya adalah pada lantunan zikir atau syair, usia peserta, dan juga cara berpakaian.
Selain melaksanakan hadrat menjelang sahur, masyarakat Morella juga melakukan Hadrat pada saat malam 27 Ramadan, lebaran Idul Fitri, malam 7 sawal, lebaran 7 sawal, lebaran Idul Adha, acara pernikahan dan juga terkadang digunkaan untuk menjemput tamu. (LM1)