Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kelilling Uzbekistan dengan Afrosiyob
25 November 2024 15:29 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Leo Galuh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pagi itu di stasiun kereta utama Vokzal di Tashkent, Uzbekistan, antrian panjang tampak mengular di depan loket tiket, dipenuhi oleh para pelancong dan penduduk lokal.
ADVERTISEMENT
Saya bisa merasakan udara dingin bercampur dengan aroma teh hangat dari kedai kecil di sudut stasiun, memberikan suasana khas pagi Uzbekistan. Suhunya waktu itu sekitar 20 derajat celcius.
Dalam hiruk-pikuk tersebut, terasa antusiasme perjalanan menjelajahi kota-kota bersejarah seperti Samarkand dan Bukhara yang menanti di sepanjang jalur kereta.
Namun perjalanan panjang saya dan kawan fotografer saya, David Andreas, harus dimulai dengan antrian masuk di stasiun yang cukup mengular.
Kami sangat antusias menjajal kereta cepat milik Uzbekistan yang bernama Afrosiyob.
Kereta Cepat Afrosiyob
Layanan transportasi publik ini dapat diresmikan oleh pemerintah Uzbekistan pada tahun 2011. Kereta cepat tersebut menggunakan teknologi buatan dari perusahaan Spanyol bernama Talgo.
ADVERTISEMENT
Kereta Afrosiyob bisa melaju kencang dengan kecepatan maksimum hingga 250 kilometer per jam.
Bisa angkut 250an penumpang
Kereta cepat Uzbekistan buatan Spanyol ini bisa membawa sekitar 250an penumpang yang terbagi dalam beberapa kelas. Seperti bisnis, kelas ekonomi, dan VIP.
Tentu saja masing-masing kelas harganya berbeda.
Sebagai contoh, untuk rute dari Tashkent sampai ke Samarkand menempuh 2 jam, penumpang kelas ekonomi harus merogoh kocek sekitar 244.000 Uzbekistan Som atau sekitar 300.000 Rupiah. Sedangkan tiket untuk anak di bawah 5 tahun gratis tanpa kursi, sementara anak-anak di bawah 10 tahun mendapatkan diskon 50%.
ADVERTISEMENT
Registan Square di Samarkand
Setelah menempuh perjalanan 2 jam dari Tashkent, akhirnya kami tiba di kota Samarkand.
Begitu kami tiba, destinasi pertama yang ada di kepala saya dan David Andreas adalah mengunjungi Registan Square.
Registan Square, ikon Samarkand, merupakan pusat budaya dan pendidikan selama era Kesultanan Timurid pada abad ke-15. Nama "Registan" berasal dari bahasa Persia yang berarti "tempat berpasir," karena dahulu alun-alun ini menjadi titik pertemuan utama bagi masyarakat untuk berbagai kegiatan, termasuk pasar, pengumuman publik, dan perayaan.
Kompleks ini terdiri dari tiga madrasah megah: Ulugh Beg, Sher-Dor, dan Tillya-Kari, yang masing-masing menampilkan arsitektur Islam yang menakjubkan.
Madrasah Sher-Dor dan Tillya-Kari ditambahkan pada abad ke-17, memperkaya keindahan alun-alun dengan mozaik emas dan kubah birunya yang ikonik.
ADVERTISEMENT
Kini, Registan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO dan simbol kemegahan sejarah Uzbekistan yang masih memukau pengunjung dari seluruh dunia.
Kompleks Museleum Amir Temur Gur-i Amir di Samarkand
Lanjut ke destinasi kedua yang saya dan David Andreas kunjungi. Menurut kami, destinasi wisata Uzbekistan mempunyai ciri khusus yang unik.
Yaitu, kubah mesjid dengan warna turquoise.
Hampir semua destinasi wisata reliji di negara Asia Tengah itu terlihat sama.
Di kompleks mausolem ini kami mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Amir Temur atau Tamerlane, pendiri Kekaisaran Timurid. Kompleks ini dibangun pada abad ke-15 di Samarkand.
Dengan kubah biru yang megah dan ornamen mozaik yang rumit, Gur-e Amir menjadi simbol arsitektur Timurid yang memengaruhi pembangunan masjid dan makam di seluruh dunia Islam.
ADVERTISEMENT
Kompleks ini tidak hanya menjadi tempat pemakaman Temur, tetapi juga menampung makam keluarganya, termasuk cucunya, Ulugh Beg, yang terkenal sebagai ilmuwan dan ahli astronomi.
Kini, mausoleum ini menjadi salah satu daya tarik utama Samarkand, mengisahkan kebesaran sejarah dan warisan budaya Uzbekistan.
Selesai menjelajah di Samarkand, saya dan David Andreas pun melanjutkan petualangan kami.
Kami pun menggunakan kereta cepat Afrosiyob untuk menempuh rute dari Samarkand menuju Bukhara. Kira-kira lama perjalanannya sekitar satu jam dan 45 menit.
Toqi Telpak Furushon di Bukhara
Destinasi yang kami incar di Bukhara adalah Toqi Telpak Furushon. Ini adalah salah satu dari empat pasar kubah bersejarah di Bukhara, Uzbekistan, yang menjadi pusat perdagangan sejak abad ke-16.
ADVERTISEMENT
Namanya berarti "Kubah Penjual Topi," mencerminkan fungsinya sebagai tempat perdagangan berbagai jenis penutup kepala tradisional, seperti topi bulu dan turban.
Dibangun pada masa Kekhanan Bukhara, struktur ini dirancang untuk melindungi pedagang dan pembeli dari terik matahari serta kondisi cuaca ekstrem di kawasan gurun.
Selain topi, Toqi Telpak Furushon juga dikenal sebagai pusat perdagangan perhiasan dan barang antik selama masa jayanya. Arsitekturnya yang khas, dengan kubah besar dan koridor berbentuk labirin, mencerminkan keahlian luar biasa dalam desain tradisional Asia Tengah.
Hingga kini, pasar ini tetap aktif, menarik wisatawan dan penduduk lokal yang ingin merasakan atmosfer sejarah dan membeli kerajinan khas Bukhara.
Toki Sarrofon di Bukhara
Kami pun melangkahkan kaki ke destinasi unik berikutnya di Bukhara.
ADVERTISEMENT
Toqi Sarrofon adalah salah satu dari empat pasar kubah kuno di Bukhara, Uzbekistan, yang didirikan pada abad ke-16 selama masa Kekhanan Bukhara.
Namanya, "Sarrofon," berasal dari kata "sarrafs," yang berarti penukar uang, karena pasar ini dahulu menjadi pusat perdagangan mata uang dan jasa keuangan. Lokasinya strategis di jalur perdagangan utama, menjadikannya titik penting bagi para pedagang dari Asia Tengah dan sekitarnya.
Kubah Toqi Sarrofon dirancang untuk menjaga suasana sejuk di dalamnya, memungkinkan pedagang dan pembeli melakukan transaksi dengan nyaman di tengah cuaca gurun yang terik.
Selain sebagai tempat penukaran uang, area ini juga menjadi pusat interaksi budaya dan pertukaran ide antar pedagang dari berbagai bangsa.
Kini, Toqi Sarrofon tetap berdiri sebagai warisan arsitektur bersejarah yang menarik wisatawan untuk menjelajahi pesona kuno Bukhara.
ADVERTISEMENT