'Carpenters' dan Keluguan Sebuah Karya

Konten dari Pengguna
8 Agustus 2019 13:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leonardus Suwandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi musik. Foto: Unsplash/Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi musik. Foto: Unsplash/Pixabay.
ADVERTISEMENT
Entah mengapa, saya sulit untuk menikmati dan menerima musik pada era kekinian. Entah karena musik yang ketergantungan dengan autotune dan peralatan elektrik, akustikan dengan suara mendayu yang bikin kantuk, lirik dan tema yang selalu klise, atau penyanyi yang terkesan one hit wonder, karena saya tak banyak kenal penyanyi kekinian (mungkin sedikit seperti Raisa atau Isyana).
ADVERTISEMENT
Yang jelas, musik sekarang bukanlah selera saya. Saya tetap setia pada musik jadul. Mungkin U2 atau Green Day adalah band termuda yang saya dengar.
Saya terbiasa mendengar lagu-lagu lawas keras, dengan band-band bervokalis sangar seperti The Beatles, Queen, The Who, Led Zeppelin, hingga Ramones, saya lahap lewat kedua telinga saya. Namun, belakangan saya sedang keranjingan dengan sebuah suara manis yang jauh dari kesan sangar. Suara yang bak malaikat mendengungkan lirik lagu nan syahdu ini:
Why do birds suddenly appear
Every time you are near?
Just like me, they long to be
Close to you
Ya, mungkin bagi yang sudah agak sepuh sangat familiar dengan lirik dan band penyanyinya: Carpenters.
Saya melihat satu hal yang unik di kala mendengarkan karya-karya mereka. Sebuah chemistry yang tidak biasa dari dua personel yang memang merupakan pasangan kakak-adik beda gender: Richard dan Karen Carpenter. Carpenter bersaudara memang terlahir dari keluarga yang bisa dibilang stereotip 'American Family', dengan rumah tangga yang relatif bagus dan harmonis, yang membentuk sebuah ikatan unik dalam perjalanan berkarya mereka.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang keduanya juga saling melengkapi satu sama lain dengan sifat yang berlawanan. Richard lebih pendiam dan introvert, sementara Karen lebih aktif, energik, dan tomboi. Bahkan di masa mudanya, dia adalah seorang atlet baseball dan seorang drummer selama berkarier di Carpenters.
Karen Carpenter bisa dibilang adalah salah satu penyanyi wanita dengan suara terbaik. Bahkan Paul McCartney yang legendaris pernah berujar, Karen adalah salah satu penyanyi wanita dengan suara terbaik yang ia dengar.
Suaranya yang teduh dan sendu menjadi ciri khasnya. Dia dapat melukiskan emosi hanya dari suaranya saja, misalnya kebahagian (Top of The World, Beechwood 45789), nostalgia (Those Good Old Days, Yesterday Once More), keriangan (Please Mr Postman), kesedihan dan remuk redam (Hurting Each Others, We've Only Just Begun), kasmaran (Close To You), kegalauan dan kegugupan (Superstar), dan masih banyak lagi. Bahkan terselip juga lagu untuk anak-anak dalam katalog Carpenters yang berjudul Sing.
ADVERTISEMENT
Membahas mengenai Carpenters, sama halnya membahas mengenai ikatan kakak-adik yang begitu kuat, hingga bisa menghasilkan karya yang luar biasa dan bukan kaleng-kaleng. Mungkin ada band-band lain yang juga beranggotakan kakak-adik, seperti The Corrs, Oasis (Liam dan Noel Gallagher), The Kinks (Ray dan Dave Davies) atau mungkin Michael Jackson dan saudara-saudaranya di Jackson 5.
Namun, di antara mereka, tidak ada karya yang memberikan perasaan mesra dan intim bagi telinga. Suara Karen dan kemampuan Richard mengolah lagu dan lirik membuat elemen yang pas dalam pembuatan musik-musik yang mereka bagikan kepada pendengar.
Apa yang disajikan tidak harus terlalu mewah ataupun terlalu sederhana. Tidak perlu pula musik dengan efek berlebih atau lirik yang terlalu klise. Carpenters menyajikan keluguan dan kesederhanaan dalam lirik musik yang mereka sajikan. Mereka lebih menunjukkan bahwa mereka adalah kakak-adik yang saling menyayangi satu sama lain, dan ingin menunjukkan kasih sayang lewat lantunan musik dan suara nan indah, serta lirik-lirik puitis nan jujur yang ditulis oleh Richard.
ADVERTISEMENT
Lagu-lagu Carpenters amat cocok jika dinikmati malam hari, saat hendak beristirahat. Bolehlah sejenak kita dibuai oleh suara Karen, yang seolah menyuruh kita untuk santai sejenak dan mengendurkan otot-otot yang tegang sedari pagi, akibat pekerjaan yang tidak habis-habis. Belum lagi pikiran karena cicilan yang menggunung.
Namun, hidup Karen tak seindah suaranya. Karen wafat pada tahun 1983, di usianya yang relatif muda yakni 32 tahun, setelah berjuang melawan gangguan makan anoreksia, yang menyiksanya selama puluhan tahun. Carpenters pun otomatis bubar dan Richard kemudian memilih lebih banyak berkolaborasi dengan musisi lain sebagai orang di balik layar.
Di akhir, saya akan menampilkan lirik dari salah satu lagu mereka berjudul Those Good Old Dreams untuk sedikit menyegarkan kita dari kemumetan.
ADVERTISEMENT
It's a new day for those good old dreams
One by one it seems they're comin' true
Here's the morning that my heart had seen
Here's the morning that just had to come through
Same old stage but what a change of scene
No more dark horizons, only blue
It's a new day for those good old dreams
All my life I dreamed of you