Konten dari Pengguna

Melihat Kecantikan dan Nuansa Pluralisme Kuil Kaca Johor Bahru

31 Juli 2019 19:35 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leonardus Suwandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gapura kuil.
zoom-in-whitePerbesar
Gapura kuil.
ADVERTISEMENT
Selama ini, para pelancong mengenal taman bermain Legoland sebagai destinasi unggulan dari Johor Bahru, kota di Malaysia yang berhadapan langsung dengan Singapura. Namun, sesungguhnya tak hanya itu tempat menarik di Kota Selat ini, salah satunya adalah Kuil Arulmigu Sri Rajakaliamman, atau cukup disebut sebagai Glass Temple atau Kuil Kaca.
ADVERTISEMENT
Kuil Kaca merupakan kuil Hindu India tertua di Johor Bahru. Glass Temple awalnya didirikan pada tahun 1922 sebagai kuil berbentuk pondok sederhana di atas tanah yang dihibahkan oleh Sultan Johor kepada umat Hindu India setempat. Pada tahun 1996, ketika Guru Baghawan Sittar atau Sri Sinnathamby Sivasamy bertindak sebagai kepala pengurus, kuil ini diperluas.
Interior khas dari kaca dan patung Gopala Krishna.
Keunikan kuil ini terletak pada keseluruhan interiornya yang terbuat dari kaca, mulai dari tembok, pilar, hingga langit-langit. Perubahan interior kuil ini bermula ketika Guru Bhagawan Sittar sedang menaiki tuk-tuk di Bangkok, Thailand.
Saat itu, ia melihat pantulan cahaya seperti warna berlian dari sebuah kuil di jalan. Ia lalu berinisiatif untuk mengubah interior kuil di Johor Bahru itu menjadi kaca agar dapat menarik perhatian banyak orang, seperti yang ia rasakan ketika melihat kuil di Bangkok itu.
Suasana ibadah.
Penggantian interior kuil menjadi kaca dimulai dari tahun 2008 dan tuntas di tahun 2009. Dengan menggunakan total kira-kira 300 ribu kaca berwarna putih, merah, kuning, ungu, dan hijau, serta dilapisi oleh 300 ribu biji pohon Rudraksha yang biasa menjadi bahan dari tasbih yang digunakan oleh umat Hindu.
Yesus dan Guru Nanak di dalam kuil.
Satu hal lain yang unik dari Glass Temple adalah kuil ini tidak secara eksklusif milik umat Hindu saja. Dengan mengusung semangat "One Malaysia" kuil ini juga menghadirkan patung-patung dari beberapa figur agama dan kepercayaan lain, seperti Yesus, Guru Nanak, dan Buddha Gautama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, inisiatif dari Guru Bhagawan Sittar untuk mempromosikan kemajemukan dan pluralisme masyarakat Malaysia juga ditujukan lewat mural yang menggambarkan tiga gadis berbeda etnis (tiga etnis utama Malaysia: Melayu, Tionghoa, dan India) yang saling berdampingan, dan mural lainnya yang menceritakan gotong royong antarumat beragama yang beda.