Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Yin Yang Najwa Shihab dan Jerinx SID
18 Juni 2020 19:57 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Leonardus Suwandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di kala Pandemi begini ada banyak figur yang selalu cuap-cuap mengenai keadaan dalam situasi COVID begini. Mungkin yang paling terkenal adalah Dr. Tirta yang selama masa-masa pandemi ini banyak melakukan tindakan sebagai relawan dan sosialisasi untuk pencegahan penularan.
ADVERTISEMENT
Tapi, ada dua sosok yang sangat bertolak belakang dari apa yang mereka sampaikan, kepercayaan yang mereka pegang, latar belakang diri masing-masing dan para pengikutnya yakni Najwa Shihab dan Jerinx SID.
Najwa Shihab, jurnalis veteran, pintar, cantik, kelihatan classy, berwawasan luas, puteri seorang Ulama yang sangat dihormati dan sangat giat mengkampanyekan #dirumahajah untuk memutus mata rantai penularan COVID dengan mengajak orang-orang untuk patuh dengan protokol yang dibuat WHO. Sosoknya selalu menjadi teladan, inspirasi, dan role model untuk para kaum "terpelajar" dari kelas menengah ke atas, terbukti bagaimana di linimasa Instastory teman-teman saya banyak sekali yang membagikan petuah-petuahnya baik dari IG pribadinya atau dari Narasi TV yang diasuhnya.
Jerinx, penggebuk drum band Superman Is Dead atau SID yang beraliran punk rock, jelas bukan selera kaum eksis, seniman, urakan, tato di mana-mana, tindik pula, belum kerjaannya suka kokop khamr, mungkin yang penggemarnya mbak Najwa bakal jijik melihat dia. Beliau adalah kontradiksinya mbak Nana karena lebih menyerukan untuk membangkang dari WHO dan selalu menyebut pandemi COVID sebagai akal-akalan beberapa pihak untuk meraup keuntungan dari ketakutan dan penderitaan orang.
ADVERTISEMENT
Nah disini berdasarkan penelusuran saya lewat kegiatan mereka di sosmed alias analisa asal-asalan. Keduanya sebenarnya saling melengkapi dalam menyuarakan pandangan mereka, Najwa mengajarkan untuk patuh agar selamat, sementara Jerinx mengajarkan berpikir kritis, jangan cuma menelan satu info saja, apa-apa harus dilihat dari banyak aspek. Yah, meskipun ada statement yang halu dan beneran asal nyeblak dari beliau.
Najwa juga bukan seorang Dewi yang sempurna. Saya melihat bahwasanya dia memang lebih banyak memberikan narasi kesedihan dibanding harapan yang sebenarnya sedang dibutuhkan banyak orang dan cenderung menyuruh kita untuk lempeng-lempeng saja, ibaratnya dia berkata "udah gausah banyak tanya deh, nurut ajah".
Selain itu, meskipun niatnya baik namun beliau malah menunjukkan ketidak empatian dan keeksklusifan lewat konser di rumah ajanya di mana menurut saya agak kurang berfaedah karena orang-orang berada dalam kondisi yang berbeda dan...... rumah yang berbeda juga, ga semua seperti beliau dan teman-teman yang tinggal di rumah mewah nan nyaman. Gal Gadot saja yang mengcover lagu "Imagine" bareng teman-teman selebritis Hollywoodnya saja guna menghibur yang dipenjara "dirumah ajah" banyak kena semprot karena dianggap kurang peka karena hal yang sudah di sebut di atas. Bahkan ada yang berkomentar "Kita gak butuh nyanyianmu, kita butuh uangmu" Nah lho! Selain itu, gimmick dari Mbak Nana yang lain yakni Sarjana LDR Challenge juga akhirnya jadi bumerang. Niatnya untuk menghibur wisudawan yang gak bisa wisuda malah jadi ajang para selebritis untuk pamer toga almamater mereka. Ibarat orang kelaparan bukannya dikasih nasi malah dikasih foto kamu sedang makan malam anniversary kamu dengan pacar kamu yang menghabiskan budget 4 juta untuk dua potong Steak kualitas tinggi saja.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk Jerinx dia juga bukan iblis yang suka membual saja. Ingat! COVID 19 bukan hanya cuma isu kesehatan saja tapi sudah menyebar ke semua ranah baik itu politik, ekonomi, sosial dan apa punlah, jadi bagaimana pun juga omongan beliau yang dianggap mengada-ngada juga patut kita dengarkan dan cermati.... Tentu saja dengan filter karena ga semua omongan dia benar. Karena, di dunia ini ga ada yang gak mungkin, bahkan anda-anda semua gak menyangka kan bisa terjadi pandemi seperti ini dan berdampak besar pula!
Sampai Olimpiade pun harus jalan mundur grak ke tahun 2021. Dan mungkin untuk masalah empati, Bli Jerinx sangat peduli dengan rakyat kecil sehingga mungkin dia mati-matian menyerang beberapa pihak dan dia juga melakukan tindakan nyata dengan membagikan nasi ayam dan hand sanitizer secara gratis. Beberapa statement dari Bli Jerinx pun saya setuju karena jujur saya juga pernah mengalaminya meskipun ga berhubungan langsung denga issue COVID. Tapi yah sekali lagi, tidak usah jadi sok jagoan dengan sampai nantangin untuk tidur bareng dengan pasien positif COVID juga lah.
ADVERTISEMENT
Dari penjabaran analisa asal-asalan saya di atas, ada kesimpulan yang bisa diambil yaitu: Nothing to Lose saja, difilter dari statement masing-masing. Di satu sisi gak ada ruginya kan patuh, kali-kali memang COVID itu sangat berbahaya, yah mungkin rugi sih secara pendapatan jadi seret dan ga bisa ngapelin pacar, tapi paling enggak kamu selamat dari bahaya COVID dan sehat terus.
Tapi di satu sisi pemikiran kritis kita juga harus ditajamkan. Jangan bermental cengeng atau pasrah atau seperti yang Bli Jerinx bilang mental sinetron, selalu banyak bertanya jika memang merasa ada yang tak beres, jangan cuma diam dan mau nerima gitu ajah.