Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
MotoGP Mandalika, Potensi Sport Tourism dengan Kearifan Lokal
19 Maret 2022 20:45 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Leonita Julian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saya selalu membayangkan Indonesia bisa punya sport tourism, nggak usah jauh-jauh seperti Perancis yang punya banyak festival olahraga, cukup seperti Singapore dengan F1-nya. Saya sendiri tiap tahun visit Singapore sebagai penonton setia Formula 1 Singapore yang menggabungkan sport, musik, dan Singapore tourism pada umumnya. Dan setelah 25 tahun absen perhelatan akbar motoGP, sekarang Indonesia bernostalgia dengan MotoGP Mandalika, jadi harapan potensi sport tourism itu terbuka lebar. Namun, bisakah MotoGP Mandalika tidak hanya menarik turis domestik, tetapi juga turis manca negara seperti Singapore F1?
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, mari kita bahas mengapa saya atau turis lain tertarik dengan F1 Singapore. Setiap tahun Singapura sukses menggelar Singapore F1 night race, namun terpaksa absen di tahun 2020 dan 2021 karena pandemi COVID-19. Alasan saya tiap tahun visit Singapore bertepatan dengan ajang ini tak lain karena Singapura mengemas festival olahraga ini dengan sangat keren. F1 Singapura memang dikenal dengan night race dan konsernya.
Iya, selama 3 hari, di antara race atau setelahnya, penonton bisa disuguhi banyak konser di beberapa panggung berbeda, tergantung selera musiknya. Tetapi selalu ada satu panggung utama yang menampilkan pemusik dunia yang sedang hits. Saya sendiri sempat nonton Maroon 5, MUSE, Rihanna, Justin Bieber, Gwen Stefani, Big Bang, The Killers, Bon Jovi, dan masih banyak lainnya. Tentu saja hal ini membuat Singapore F1 tidak hanya menarik minat penggemar F1, tetapi juga penggemar musik.
ADVERTISEMENT
Belum lagi selama 3 hari itu jalanan Singapore disesuaikan vibes-nya dengan vibes ajang F1. Haji Lane dan pusat wisata Singapura lainnya dihiasi dengan bendera Grand Prix, ada pula parade mobil dan motor dari tim yang berlaga di Singapore F1. Selama di sana, bahkan seorang yang awam Singapore pun akan mudah jalan-jalan sendirian karena di mana-mana banyak petunjuk jalan dan transportasi, terutama yang menuju area race. Yang pasti, selama 3 hari itu Singapore dipenuhi oleh bule-bule dari seluruh penjuru dunia. Di mana lagi bisa nonton race sekaligus menikmati konser pemusik idola kita, dan jalan-jalan di tempat yang infrastrukturnya sangat siap untuk turis manca?
Lalu bagaimana dengan Sport Tourism Indonesia?
2009 lalu saya pernah menulis di blog saya tentang branding Indonesia yang seharusnya bukan melulu tentang keindahan, karena semua negara memiliki keindahan alamnya masing-masing. Keindahan adalah bonus besar. Tetapi diferensiasi Indonesia terletak pada keunikan keberagamannya. Tidak ada negara lain yang keberagamannya melebihi Indonesia, di mana kita pindah kota saja sudah berbeda Bahasa, adat, dan gaya hidupnya, apalagi berbeda pulau.
ADVERTISEMENT
Saya sempat melihat unggahan video dari akun resmi MotoGp, di mana para racer harus menjawab quiz tentang Indonesia yang akhirnya dimenangkan oleh Marc Márquez, pembalap MotoGP asal Spanyol dari tim Honda. Wajar jika Marc Márquez memenangkan quiz ini karena memang paling sering diundang ke Indonesia dan memiliki penggemar terbanyak di sini. Yang lucu adalah saat mereka semua gagal menjawab berapa banyak pulau di Indonesia. Paling banyak hanya menjawab ratusan. Mereka semua terkejut saat host memberi jawaban bahwa Indonesia terdiri dari sekitar 17000-an pulau! Jangankan mereka, teman-teman di Indonesia mungkin juga banyak yang tidak mengetahui. Bahkan kuis se-simple itu pun bisa membuat publik Internasional mengenal Indonesia.
Bagaimana dengan Potensi MotoGP Mandalika?
ADVERTISEMENT
Pilihan sircuit dibangun di Mandalika ini menurut saya tepat karena Mandalika memiliki unique selling point. Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika berlokasi di area wisata Mandalika, Pulau Lombok - Nusa Tenggara Barat, yang menjadi salah satu dari 5 destinasi prioritas selain Danau Toba di Sumatera Utara, Likupang di Sulawesi Utara, Borobudur di Jawa Tengah, dan Labuan Bajo di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Lokasinya yang berada di kawasan ekonomi khusus (KEK) memiliki pemandangan pantai yang indah. Rata-rata pantai di pulau Lombok memang masih alami. Lokasi sircuit Mandalika ini juga dikelilingi panorama perbukitan dan laut di pesisir selatan. Kita bisa promosikan tempat wisata lain selain Bali yang memiliki keindahan pantai tak kalah dengan Bali.
ADVERTISEMENT
Belum lagi gaya hidup masyarakat Lombok itu cukup mewakili keunikan Indonesia yang masih alami. Seperti dugaan saya, bukan hanya keindahan Mandalika atau pulau Lombok yang membuat para racer jatuh cinta kepada Indonesia, tetapi keunikan masyarakat dan alamnya.
Banyak kita lihat postingan-postingan para racer di Instagram-nya masing-masing yang menunjukkan interaksi mereka dengan masyarakat setempat atau mengikuti gaya hidup warga Indonesia yang unik yang cukup membuat kita terhibur, tertawa sekaligus terharu.
Selain memamerkan keindahan Mandalika dengan pantai, bukit, swimming pool hotel, dan rumah Desa Adat Sade, para racer juga memposting aktivitas unik selama di Mandalika. Interaksi dengan para penjual gelang, topi, kain adat Lombok, dengan monyet yang berkeliaran bebas di jalanan, kerbau yang mudah ditemui menyeberang di jalan raya, atau gaya motoran di Indonesia, seperti misalnya motoran bertiga dengan motor bebek, motoran dengan satu kaki diangkat, atau keliling Mandalika dengan dibonceng oleh ukhti-ukhti.
Fabio Quartararo, racer asal Perancis dari tim Yamaha pun mengunggah IG stories yang mengatakan bahwa dirinya mungkin sudah membeli 17935 gelang dari anak-anak yang menawarkan gelang Lombok. Turis yang ke Lombok pasti mengalami ini juga, kan?
ADVERTISEMENT
Dan seperti turis manca negara pada umumnya, mereka memamerkan makan nasi goreng, makanan khas Indonesia yang paling terkenal. Aktor Tom Holland pun jatuh cinta dengan nasi goreng Indonesia.
Yang tak kalah lucu lagi, karena Mandalika sangat panas, beberapa racer mengakali dengan ‘nyemplung’ di bak air di antara waktu kualifikasi, atau ngadem di kolam buatan yang umumnya digunakan anak-anak kecil itu.
Mungkin komentar Aleix Espargaró tentang pengalamannya di Lombok Tengah ini tepat mewakili pandangan turis mancanegara tentang Mandalika, yaitu “Wild, virgin, exotic, hot (extremely hot), and very-very beautiful!”
Lalu ada aksi pawang hujan di race day yang disaksikan secara live di TV internasional. Tontonan ini memang bikin pro kontra, tetapi cukup jadi hiburan. Bahkan Fabio Quartararo cosplay menirukan aksi Rara, sang pawang hujan. Video kocak cosplay Fabio ini pun viral di media sosial. Meski mengundang pro kontra, siapa tahu justru aksi pawang hujan ini jadi daya tarik tersendiri untuk MotoGP Mandalika, karena hanya ada di Indonesia.
MotoGP Mandalika benar-benar MotoGP dengan kearifan lokal!
ADVERTISEMENT
Belum lagi sambutan heboh dari masyarakat Indonesia sejak dari sesi pramusim pada tanggal 11-13 Februari 2022 dan parade racer MotoGP di Jakarta, Rabu, 16 Maret 2022 lalu. Kalau kata Alex Rins, racer asal Spanyol dari tim Suzuki, sambutan fans di Indonesia membuatnya merasa seperti Justin Bieber.
Dalam sesi meet & Greet, pembalap tim Suzuki Ecstar, Joan Mir, mengungkapkan kekagumannya dan berjanji suatu saat dirinya akan kembali lagi ke Lombok, bukan untuk membalap melainkan untuk liburan.
Sayangnya Valentino Rossi sudah pensiun dari MotoGP tahun lalu ya.
Postingan para racer dan timnya ini bisa jadi promosi kealamian, keunikan, dan keberagaman Indonesia yang sulit ditemui di negara-negara lain.
Mungkin benar apa yang disampaikan oleh Mick Doohan, juara MotoGP 1994-1998 saat menghadiri Pre-Launching Mandalika Grand Prix Association 2019 lalu. Ia takut pembalap tak bisa membedakan mana balap, mana liburan. Konsep sirkuit Mandalika ini memang bisa dibilang wisata balapan. Di sini pembalap, penonton dan semua yang terlibat dalam MotoGP Mandalika bisa menikmati suasana konsep sirkuit yang menempel dengan pantai.
ADVERTISEMENT
Mandalika International Street Circuit sejauh ini merupakan satu-satunya sirkuit jalan raya yang menjadi bagian kalender MotoGP. Konsep street circuit merujuk kepada fungsi balapan yang lebih besar. Bila tidak ada balapan, sirkuit juga berfungsi sebagai atraksi pariwisata. Area di sekitar jalur utama (jalur utama tetap terbatas bagi masyarakat umum) dapat digunakan untuk kegiatan rekreasi seperti berlari, joging, atau sekadar menikmati pemandangan.
Sirkuit berstandar internasional, MGPA, ini juga memasukkan aksen lokal, yaitu corak Subahnale yang merupakan corak tenun yang berasal dari Suku Sasak di Pulau Lombok. Pola ini dapat ditemukan di area run-off atau aspal luar dari pojok ke-15 dan 16. Subahnale dalam bahasa Suku Sasak artinya tasbih atau penyucian. Dipercaya nama ini datang dari kebiasaan perempuan lokal Sasak yang selalu mengucap kalimat tasbih saat menenun dengan pola yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dan dibuat secara manual menggunakan alat tenun tradisional dan memakan waktu relatif lama. Bahannya berasal dari tumbuhan seperti limau betel, daun indigo, daun taum, akar pohon, ranting, serat kelapa, dan banyak lainnya.
Bagaimana dengan kesiapan infrastruktur atau transportasi di MotoGP Mandalika?
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara dengan salah satu media local, seorang penduduk merasa bersyukur dengan adanya perhelatan MotoGP Mandalika ini, terutama setelah lama bergelut dengan pandemi. Sebelumnya jalanan sepi sehingga ia lama menganggur. Kini sejak Januari 2022 hampir tiap hari ia mendapat panggilan untuk menjadi driver.
Teman saya pun minggu lalu saat ke Bali kesulitan mendapatkan mobil sewaan karena sudah habis disewa untuk Mandalika. Jadi memang antusias turis domestik untuk acara ini sangat besar dan pemerintah pun sudah menyiapkan yang terbaik.
Saya awalnya tidak terpikir untuk menonton MotoGP Mandalika karena waktu yang bertabrakan dengan pekerjaan. Namun dua minggu sebelum perhelatan MotoGP Mandalika tanggal 18-20 Maret 2022 ini, saya sempat hunting tiket MotoGP Mandalika karena ternyata hari Minggu tanggal 20 Maret 2022 jadwal saya kosong. Sayangnya, semua tiket untuk racing day tanggal 20 Maret 2022 itu sudah ludes!
ADVERTISEMENT
Pelajaran yang saya dapat, lain kali jangan terlalu banyak berpikir tentang pekerjaan yang sudah bisa di-remote, langsung beli tiket jauh-jauh hari saja biar tidak kehabisan lagi. Soal koneksi internet, ada Telkom yang sudah menambah menara dan compact mobile BTS untuk memperkuat jaringan broadband dan infrastruktur dual homing. Seluruh dukungan dan infrastruktur ICT ini didisediakan di area MASIV (Media, Accomodation, Security, International Airport, dan Venue), bahkan Hotel di kawasan Mandalika.
Ada juga booth khusus penukaran poin melalui aplikasi myIndiHome untuk pelanggan IndiHome dan penonton di lokasi ajang MotoGP series. Penukaran poin ini juga dapat dilakukan di beberapa tempat, seperti Nasi Balap Puyung, Black Box, Waroeng Sulawesi, Ashtari, Kuta Paradise, Terra, Nutsafir, Rumah Bakso Brawijaya, Sasaku Lombok Merchandise dan RM. Cahaya dan lain-lain. Kuponnya bisa ditukarkan makanan gratis, tuh. Bahkan ada program “Experience MotoGP Mandalika with IndiHome” bagi 50 pelanggannya (tiket untuk 2 orang) nonton gratis MotoGP series 2022 di Mandalika dengan menukarkan 1 poin myIndiHome dan posting foto di media sosial. IndiHome internet stabil, jadi soal wifi cepat selama di ajang MotoGP Mandalika, sih, seharusnya nggak perlu khawatir ya. Seperti saat di Singapore F1. Kurang apa lagi, coba?
ADVERTISEMENT
Sekarang cukup nonton MotoGP di channel SPO TV via aplikasi UseeTV GO saja di rumah, sambil envy sama yang bisa nonton langsung di Mandalika. Semoga ada MotoGP Mandalika lainnya, tidak mandeg seperti MotoGP Sentul, jadi next bisa nonton live di Mandalika. Dan semoga kalau kali ini ada grup band Padi, Pamungkas, Slank, yang menghibur penonton Mandalika Music vibes, lain kali juga ada artis kelas dunia supaya banyak menarik minat turis manca negara dan lokal, bukan hanya penggemar MotoGP.