Perempuan, Kuasa, dan Cinta, di antara Screening Film Long Shot

Leonita Julian
Blogger, Marketing Communications, Public Relations, Branding, Lifestyle, Travel writer, photography. Penulis yang melukis, Author of Destiny the novel
Konten dari Pengguna
7 Mei 2019 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Leonita Julian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perempuan, Kuasa, dan Cinta, di antara Screening Film Long Shot
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
2 Mei 2019 lalu, bertempat di Plaza Indonesia XXI, saya menghadiri Diskusi dan Screening film "Long Shot". Yang bikin diskusinya seru dalam acara yang merupakan kerja sama antara Cinema 21 dengan kumparan.com ini mengundang 3 perempuan hebat yang inspiratif!
Long Shot yang dibintangi oleh Charlize Theron dan Seth Rogen ini bergenre komedi romantis. Namun film ini memiliki banyak intrik seputar perempuan, politik, dan percintaan. Itulah mengapa diskusi bertema "Perempuan, Kuasa, dan Cinta" ini menghadirkan 3 perempuan hebat seperti Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia;
Najwa Shihab, Founder Narasi TV yang dikenal dengan Mata Najwa-nya; dan Adita Irawati Staf Khusus Presiden. Diskusi dipandu oleh Yusuf Arifin, Chief of Storyteller Kumparan.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi ini, ketiganya menceritakan dan membagikan tips bagaimana menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan kesibukkannya sebagai perempuan yang dianggap berkuasa karena memiliki peran dan posisi yang penting di bidangnya masing-masing.
Ada perempuan hebat di balik laki-laki hebat. Mungkin kita sering mendengar ini. Tetapi bagaimana dengan perempuan hebat seperti mereka?
Kesuksesan mereka pasti tidak lepas juga dari dukungan orang terdekat, khususnya suami. Retno Marsudi sejak awal pernikahan memiliki konsep team work bersama sang suami. Jadi, meski menjadi orang nomor satu di bangku Kementerian Luar Negeri Indonesia, sebenarnya apapun yang dilakukannya secara general adalah hasil dari keputusan bersama. Retno tetaplah istri dari sang suami, dan ibu bagi anak-anaknya.
Kesepakatan suami istri bisa dibangun, tetapi dalam perjalanan meniti karir, dinamika pasti berubah karena pembawaan memimpin di kantor.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana Retno mengatasinya?
"Hal pertama yang aku lakukan kalau sudah pulang ke rumah itu ganti daster. Begitu ganti daster, sudah tidak jadi Menteri Luar Negeri, jadinya Retno Marsudi," tutur Retno.
Bagaimana dengan Najwa Shihab? Nana, panggilan akrab Najwa, dan Ibrahim menikah di usia muda. Sang suami ada dari awal karir Nana sejak ia masih menjadi anak magang hingga menjadi Najwa Shihab yang dikenal banyak orang seperti sekarang, sehingga bisa dikatakan tumbuh bersama.
Setiap perjalanan karirnya selalu ada Baim, panggilan akrab Ibrahim.
"Saya yang berusia 20 tahun sebelum menikah, dengan saya yang sekarang itu orang yang berbeda. Jadi kami tumbuh bersama, belajar bersama melewati apapun, naik-turunnya sama-sama," kata Nana.
ADVERTISEMENT
Benarkah Merasa Memiliki Kuasa?
Menjawab pertanyaan dari moderator ini, Nana menjawab dengan diplomatis.
Menurutnya, landscape media sudah berubah, jadi dua arah. Dunia sudah egaliter. Orang bisa menyebarkan informasi lewat tekhnologi dengan cara yang mudah, murah, dan cepat.
Pemerintah pun sudah transparan. Tekhnologi membuat semua orang punya kuasa.
Najwa punya kuasa menentukan angle, agenda setting untuk narasi TV, menentukan siapa yang diundang, bagaimana mempresentasikan, tapi kuasanya terbatas.
Yang punya kuasa justru mereka yang bisa live atau story IG, bisa pindah channel TV, bisa pindah channel YouTube.
"Mereka punya kuasa untuk memilih info mana yang ingin dicerna," tutur Nana.
Retno tidak merasa berkuasa, karena saat diberi amanat, itu adalah tanggung jawab, jadi hanya beda di tanggung jawabnya yang besar banget.
ADVERTISEMENT
"Dunia diplomasi ini, kan, dunia laki-laki ya, jadi saat yang pegang wanita, akan ada pertanyaan "Bisa ga, sih, lo?". Tapi so far so good, lancar semuanya timnya oke banget," tambahnya.
Sementara itu Adita merasa tidak memiliki 'kuasa' karena posisinya. Ia bersama tim bertanggung jawab membantu Presiden menyampaikan narasi-narasi pemerintahan di level Presiden. Bagaimana menanggapi pemberitaan, bagaimana membuat agenda setting, bagaimana narasi itu dibangun.
"Justru kami harus mawas diri, humble, berhati-hati, rendah hati, karena tanggung jawabnya untuk orang nomor satu. Impilkasinya tidak kecil," tambahnya.
Nonton Film
Dengan besarnya tanggung jawab, bagaimana cara mereka melepas santai?
Salah satunya dengan nonton film!
Menurut Nana, nonton film layar lebar itu bisa melahirkan ide baru dan kreativitas.
ADVERTISEMENT
"Menurut penelitian, nonton film itu memicu sel untuk menemukan ide baru. Dan saya merasa habis nonton bioskop bisa buat ide kreatif", tutur Najwa.
Adita Irawati pun mengamini. Menurutnya, nonton film bukan hanya untuk stress release tetapi juga menginspirasi untuk menemukan hal baru yang kita tidak lihat di kehidupan sehari-hari, apalagi jika diangkat dari true story.
"Banyak yang bisa dipelajari dan jadi inspirasi", tambahnya.
Sementara itu Retno melihat dari sisi berbeda. Menurutnya, Perempuan, Cinta, dan Kuasa, ini tentang keluarga dan team work. Nonton film juga bisa menjadi media perekat keluarga, kegiatan yang bisa dilakukan bersama Agus suaminya dan anak.
Setelah mendengar kisah dari ketiga narasumber yang inspiratif tadi, panel diskusi ditutup dengan penampilan stand up comedy dari Arafah Rianti, komika yang dikenal dengan karakter lugunya ini, di mana namanya melejit melalui ajang pencarian bakat. Serba perempuan ya. 😊
ADVERTISEMENT
Rangkaian acara ditutup dengan screening film “Long Shot” di beberapa theater Plaza Indonesia XXI. Saya sendiri nonton di theater 1 bersama ketiga narasumber dan Afifah. Tampak pula Ge Pamungkas dan Dennis Adiswara.
Tentang film Long Shot sendiri, tentu saja saya suka karena saya mengidolakan Charlize Theron. She's my woman crush!
Film garapan Summit Entertainment ini menceritakan usaha Charlotte Field (Charlize Theron), seorang Menteri Sekretariat Negara (Secretary of State) Amerika Serikat, untuk maju menjadi calon presiden, yang mempertemukannya kembali dengan Fred Flarsky (Seth Rogen), seorang jurnalis yang pernah diasuhnya ketika masih kecil. Yang pasti filmnya romantis, lucu, bikin ngakak di sana sini, dan seperti yang sudah saya ungkapkan tadi, memiliki banyak intrik seputar perempuan, politik, dan percintaan. Jadi, seru banget dan superwoman banget!
ADVERTISEMENT
Film ini bisa disaksikan di bioskop-bioskop XXI terdekat di kota kamu! You should watch it with your besties or squad or boyfriend!😉