Dampak Negatif Reklamasi terhadap Ekosistem Pantai

Lyra Nur Azizah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
24 Juni 2022 19:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lyra Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Ilustrasi Reklamasi. Sumber Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
(Ilustrasi Reklamasi. Sumber Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Sejak mulai dibuka tahun 2020 kawasan PIK 2 menjadi tempat wisata yang cukup populer bagi warga Jakarta. Terutama pada kawasan tersebut yang dibangun di atas pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Dalam pembangunan pulau reklamasi di Teluk Jakarta ini terdapat banyak kontroversi. Selain berdampak positif membangun pulau reklamasi juga memiliki dampak negatif.
ADVERTISEMENT
Pembangunan pulau reklamasi memiliki banyak dampak negatif, terutama pada lingkungan. Permasalahan lingkungan menjadi permasalahan yang serius dalam pembangunan pulau reklamasi. Apalagi masalah lingkungan yang akan terus dirasakan hingga beberapa tahun kedepan.
Dampak negatif reklamasi bagi ekosistem pantai
Proses reklamasi berkaitan erat dengan lingkungan yang dapat merusak ekosistem pantai, karena terjadi perubahan dasar air dan garis pantai alami. Selain itu, selama proses reklamasi berlangsung akan terjadi masalah terhadap kualitas udara dan air. Masalah jangka panjang juga dapat terjadi, seperti meningkatnya risiko banjir dan terjadinya erosi.
Masalah terhadap kualitas air yaitu menurunnya salinitas dan kecerahan pada air. Hal itu menunjukkan kekeruhan pada air tersebut meningkat, yang disebabkan dari aktivitas pengerukan dan penimbunan. Akibat dari kegiatan tersebut membuat konsentrasi sedimen meningkat dan tersuspensi di perairan, sehingga membuat air mejadi keruh.
ADVERTISEMENT
Sedimentasi atau pengendapan kemudian akan terjadi di dasar laut yang membuat dasar perairan tersebut berubah. Perubahan dasar perairan akibat dari endapan sedimen akan merusak komunitas bentik. Bukan hanya itu saja, akibat dari endapan tersebut juga berpengaruh terhadap pendangkalan perairan.
Meningkatnya kekeruhan pada air akan menghambat cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan. Akibatnya makhluk hidup seperti fitoplankton akan terganggu hidupnya, karena fitoplankton membutuhkan cahaya matahari yang baik. Fitoplankton akan bertahan hidup di lingkungan barunya, dengan tingkat cahaya matahari yang rendah. Dari situ menyebabkan kepunahan pada beberapa jenis fitoplankton, yang membuat keanekaragaman fitoplankton berkurang.
Reklamasi lahan membuat penurunan keanekaragaman pada ekosistem pantai, seperti padang lamun dan hutan mangrove. Jika hal itu terjadi maka akan membuat ekosistem menjadi tidak seimbang. Beberapa hewan akan kehilangan habitatnya, karena pada kawasan hutan mangrove adalah tempat perkembangbiakan serta persembunyian bagi beberapa jenis ikan, kepiting, udang, dan moluska.
ADVERTISEMENT
Hutan mangrove juga mempunyai peran penting dalam menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Hal itu dapat mengurangi dampak pemanasan global. Jika suatu populasi hilang atau punah atau jumlahnya berkurang, maka akan mempengaruhi populasi lainnya, sehingga akan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Daftar Pustaka
Puspasari, R., Hartati, S.T., & Anggawangsa, R.F. 2017. Analisis Dampak Reklamasi Terhadap Lingkungan Dan Perikanan Di Teluk Jakarta. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. 9 (2): 85-94