3 Dampak Tren Thrifting bagi Industri Fashion dalam Negeri

Egidia Indah Lestari
Saya merupakan mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konten dari Pengguna
16 Juni 2024 9:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Egidia Indah Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Sumber: Pexels/@Burst.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Sumber: Pexels/@Burst.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tren thrifting atau berbelanja pakaian bekas kini semakin populer di Indonesia. Masyarakat, terutama kalangan muda, semakin tertarik dengan konsep ini karena berbagai alasan seperti harga yang lebih terjangkau, keberlanjutan lingkungan, dan keunikan pakaian yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik popularitasnya, tren thrifting juga membawa dampak signifikan bagi industri fashion dalam negeri. Artikel ini akan membahas tiga dampak utama tren thrifting bagi industri fashion di Indonesia.
1. Persaingan Ketat bagi Produsen Pakaian Lokal
Ilustrasi. Sumber: Pexels/@RickyEsquivel
Salah satu dampak paling nyata dari tren thrifting adalah meningkatnya persaingan bagi produsen pakaian lokal. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke pakaian bekas, produsen lokal menghadapi tantangan untuk menarik kembali perhatian konsumen. Pakaian bekas seringkali ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan produk baru, sehingga konsumen cenderung memilih opsi yang lebih ekonomis.
Produsen pakaian lokal harus berinovasi untuk tetap bersaing. Mereka perlu menawarkan nilai tambah yang tidak dimiliki oleh pakaian bekas, seperti kualitas bahan yang lebih baik, desain yang up-to-date, dan layanan pelanggan yang memuaskan. Selain itu, mereka juga perlu meningkatkan kesadaran akan brand mereka melalui pemasaran yang efektif dan memperkuat kehadiran di platform e-commerce.
ADVERTISEMENT
2. Peningkatan Kesadaran akan Mode Berkelanjutan
Ilustrasi. Sumber: Pexels/@NICLAW
Di sisi positif, tren thrifting membantu meningkatkan kesadaran akan mode berkelanjutan di kalangan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, isu-isu lingkungan menjadi semakin penting, dan konsumen semakin peduli dengan dampak industri fashion terhadap lingkungan.
Thrifting dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi limbah tekstil, karena pakaian yang sebelumnya mungkin berakhir di tempat pembuangan sampah kini mendapatkan kesempatan kedua untuk digunakan.
Produsen pakaian dalam negeri dapat mengambil manfaat dari tren ini dengan menerapkan praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan dalam proses produksi mereka. Misalnya, mereka bisa menggunakan bahan daur ulang, mengurangi limbah produksi, dan menerapkan proses produksi yang lebih efisien energi. Selain itu, dengan mempromosikan produk mereka sebagai pilihan yang lebih berkelanjutan, mereka bisa menarik konsumen yang peduli dengan isu lingkungan.
ADVERTISEMENT
3. Diversifikasi Pasar dan Munculnya Peluang Bisnis Baru
Ilustrasi. Sumber: Pexels/@RafaelGuimarães
Tren thrifting juga membuka peluang bisnis baru bagi para pelaku industri fashion dalam negeri. Thrift shop atau toko pakaian bekas kini menjamur di berbagai kota di Indonesia, baik dalam bentuk toko fisik maupun online.
Hal ini menciptakan peluang bagi pengusaha untuk memasuki pasar yang berkembang pesat ini. Beberapa pengusaha bahkan berhasil membangun merek thrift shop yang kuat dan dikenal luas oleh konsumen.
Selain itu, tren thrifting mendorong diversifikasi pasar dalam industri fashion. Para desainer dan produsen lokal dapat menggabungkan elemen-elemen vintage atau retro dari pakaian bekas ke dalam desain baru mereka, menciptakan gaya yang unik dan berbeda. Kolaborasi dengan thrift shop untuk meluncurkan koleksi khusus atau edisi terbatas juga dapat menjadi strategi yang efektif untuk menarik perhatian konsumen.
ADVERTISEMENT
Tren thrifting membawa dampak yang kompleks bagi industri fashion dalam negeri. Meskipun menghadirkan tantangan bagi produsen pakaian lokal dalam hal persaingan harga, tren ini juga membuka peluang baru melalui peningkatan kesadaran akan mode berkelanjutan dan diversifikasi pasar. Industri fashion di Indonesia perlu beradaptasi dengan tren ini dengan cara yang kreatif dan inovatif, memanfaatkan potensi positif yang ditawarkan oleh thrifting untuk terus berkembang dan bersaing di pasar yang semakin dinamis.
Dengan pendekatan yang tepat, produsen pakaian lokal dapat memanfaatkan tren thrifting untuk membangun industri fashion yang lebih berkelanjutan, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global.