Konten dari Pengguna

Piknas Regional Jawa, Nusa Tenggara, Bali (Banten)

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah
Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah merupakan lembaga yang berada di bawah struktur pimpinan pusat Muhammadiyah yang bergerak di bidang kebijakan, politik, demokrasi, dan masyarakat sipil
31 Oktober 2024 12:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peserta PIKNAS Banten berfoto bersama. Dokumen milik LHKP PP Muhammadiyah.
zoom-in-whitePerbesar
Peserta PIKNAS Banten berfoto bersama. Dokumen milik LHKP PP Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Lembaga Hikmah Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Ideologi Kepemimpinan Nasional Regional Jawa, Nusa Tenggara, Bali pada tanggal 14 – 16 September 2024. Tuan rumah yang terpilih untuk menjadi tempat pelaksanaan berada di Banten, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Peserta kegiatan Piknas terdiri dari Ketua/Wakil Ketua PWM, tiga utusan LHKP PWM, tiga utusan Ortom Wilayah, tiga utusan LHKP PDM maksimal 50% dari jumlah PDM masing-masing provinsi dengan ketentuan satu utusan tiap LHKP PDM serta tamu undangan secara langsung oleh LHKP PP Muhammadiyah atas usulan yang disetujui.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Piknas dibuka secara langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah Dr. H. M. Busyro Muqoddas , S.H., M.Hum. Selama kegiatan Piknas berlangsung terdapat muatan kurikulum materi meliputi Keislaman, Ideologi, dan Kemuhammadiyahan, Pemilu dan Demokrasi, Kajian Partai Politik serta muatan-muatan lokal lainnya. Dalam rangka pembukaan kegiatan Piknas, diisi sambutan-sambutan dari Ketua PP Muhammadiyah Dr. H. M. Busyro Muqoddas , S.H., M.Hum, dilanjut Ketua LHKP PP Muhammadiyah Dr. phil. Ridho Al-Hamdi, M.A, dan Prof. Dr. H. Sudarman, S.Ag selaku Ketua PWM Lampung. Pelaksanaan kegiatan Piknas menghadirkan pemateri-pemateri yang luar biasa dalam bidangnya masing-masing seperti Bapak Novel Baswedan, Ibu Chusnul Mar’iyah, Ph.D, Abd Rohim Ghazali, M.Si dan beberapa pemateri hebat lainnnya.
Pelaksanaan Piknas Regional Jawa, Nusa Tenggara, Baali tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh publik seperti Edi Wuryanto selaku Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Periode 2024-2029 juga hadir dalam kegiatan Piknas yang diselenggarakan di Banten, menurutnya kegiatan Piknas merupakan kegiatan strategis yang dilaksanakan oleh LHKP PP Muhammadiyah. Sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini sedang terancam penyakit yang bernama leadership less yaitu kehilangan kesempatan mendapatkan pemimpin yang bagus, karena proses rekruitmen pemimpin untuk meraih kekuasaan didapat dengan cara transaksional dan pemimpin yang karakter bagus, karakter bagus, integritas jelas mengalami kesulitas karena tidak punya modal finansial untuk meraih kekuasaan. Menyebabkan mereka yang memiliki modal finansial namun tidak memiliki modal sosial, integritas dipertanyakan namun kemudian dia yang terpilih. Sehingga saat ini kita sedang mengalami ancaman penyakit yang disebut leadership less. Piknas harapannya bisa menyadarkan, membangun kehadiran atau mengahdirkan kader pemimpin yang integritas dan moralnya jelas, politik berdasarkan politik nilai tapi bisa mengajak masyarakat untuk mengawal mereka memilih pimpinan yang terpilih.
ADVERTISEMENT
Dr. H. M. Busyro Muqoddas menyampaikan bahwa pelaksanaan Piknas merupakan bentuk dari realisasi hasil putusan Muktamar Muhammadiyah Solo yang juga menjadi pelaksanaan spirit nilai-nilai keislaman yang interatif dengan berdasarkan kepada nilai kebangsaan, sebagai respon terhadap situasi politik yang semakin remuk dari moralitas yang merugikan rakyat dan Sumber Daya Alam (SDA). Prof. Mamun Murod selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang menjadi tuan rumah pelaksanaan Piknas Regional Jawa, Nusa Tenggara, Bali menyampaikan harapannya untuk kegiatan Piknas berupa adanya komitmen dari setiap peserta untuk bisa paham mengenai posisi Muhammadiyah dalam politik. Rektor UMJ tersebut juga menyampaikan bahwasannya sebagai kader Muhammadiyah harus proporsional dalam memandang peran Muhammadiyah dalam politik, tidak hitam dan putih. Ukuran-ukuran yang dimaksud tersebut disebut sebagai mahdoh, bukan muamalah duniawiyah.
ADVERTISEMENT