Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sampah Masyarakat Yogyakarta yang Semakin Menumpuk di Pinggir Jalan
20 Agustus 2023 13:22 WIB
Tulisan dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan ditutup sementara hingga 5 September 2023. Ditutupnya TPA Piyungan disebabkan karena sudah melebihi jumlah kapasitas sampah. Semenjak ditutupnya TPA tersebut, kini muncullah tumpukan sampah dibeberapa sudut Kota Yogyakarta. Adanya tumpukan sampah tersebut menjadikan pemandangan Jogja tidak nyaman dilihat serta menimbulkan bau tak sedap.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro PIWPP Setda DIY, Yudi Ismono menyampaikan bahwa, harus ada prses yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota (bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta) terkait soal TPA Piyungan. “Arahan Gubernur adalah pengelolaan sampah dikembalikan/didesentralisasikan kepada kewenangan aslinya, yaitu di kabupaten/kota, sehingga semua bergerak mengambil langkah cepat penanganan sampah. Pemerintah kabupaten/kota sudah mengambil langkah jangka pendek,” ungkap Yudi saat acara talkshow mengenai perluasan TPA Piyungan.
Sebenarnya, penghasil sampah terbesar saat ini dari rumah tangga. Jumlah sampah dari tahun 2020-2022 dari rata-rata 301 ton/hari kini naik menjadi 732 ton/hari. Penyebab munculnya tumpukan sampah juga dikarena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penanganan sampah serta pengelolaan sampah. Dengan demikian, maka sangat dibutuhkannya pembinaan/pelatihan/edukasi dalam mengelola sampah rumah tangga dengan melakukan pemilahan hinggan pembuangan akhir.
ADVERTISEMENT
Yudi Ismono mengatakan bahwa Pemda DIY atas arahan Gubernur mencoba untuk tidak mengelola sampah secara manual, namun menggunakan teknologi untuk mengurangi permasalahan sampah.
Pemerintah DIY akan memberlakukan sistem Mechanical Biological Treatment (MBT) untuk mengelola sampah dari bentuk asli hingga produk akhir yang efektif dan efisien akan menghasilkan nilai tambah. “Pendekatan kedepan akan dilakukan melalui mekanisme KBBU yaitu Kerjasama pemerintah dengan badan usaha yang akan menangani sampah dari masuknya ke TPA hingga output akhir melalui sebuah pendekatan yaitu pembiayaan bersama pemerintah daerah dan disupport dengan Kementerian Keuangan,” jelas Yudi.
Selain itu, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto juga memberikan rekomendasi pada jangka pendek dalam menangani sampah yaitu bagaimana Pemda DY dan kabupaten/kota hadir dalam membantu masyarakat dalam menyelesaikan sampahh organik diwilayahnya. Sampah organik sendiri dapat diolah menjadi kompos, namun demikian pengolahan tersebut juga memerlukan pendampingan.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat juga dilibatkan untuk bisa berkontribusi melalui bank sampah dan teknologi tepat guna untuk mendukung pengelolaan sampah. Pemda DIY dihadirkan hadir dengan dukungan anggaran yang memadai. Kita juga bisa libatkan tokoh-tokoh masyarakat yang sudah berhasil dalam pengelolaan sampah. Kita harus mengedukasi masyarakat pula agar pilah sampah sejak dari rumah. Kemudian yang sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) perlu pengelolaan sendiri arena harus terjamin dari sisi kesehatannya,” kata Eko.
Masyarakat, Pemda, dan berbagai pihak yang terkait, termasuk juga pengusaha di Jogja dapat berkontribusi dalam pengelolaan sampah. Permasalahan sampah tidak bisa dilakukan dengan pengelolaan secara manual, salah satunya jalan bisa menggunakan pendekatan teknologi. (Riska An)