Konten dari Pengguna

Gamelan, Ritual, dan Kesurupan: Elemen Wajib pada Kesenian Kuda Lumping

Yulia Dwi Suharti
Mahasiswi aktif Universitas Pamulang
29 Desember 2024 13:47 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulia Dwi Suharti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penari kuda lumping lustrasi source:AI
zoom-in-whitePerbesar
Penari kuda lumping lustrasi source:AI
ADVERTISEMENT
Kesenian Kuda Lumping merupakan tarian khas Indonesia yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang diiringi dengan musik gamelan dan menggunakan properti berupa anyaman yang berbentuk kuda, serta diberi sentuhan corak agar serupa dengan kuda pada umumnya. Kesenian kuda lumping identik dengan tarian yang dilakukan secara berkelompok dan menunjukkan arti sekelompok prajurit yang siap untuk bertarung. Kesenian ini tidak hanya memberikan hiburan namun juga mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam. Ada tiga elemen wajib yang ada dalam kesenian kuda lumping ini yaitu Gamelan, ritual, dan kesurupan. Mari kita bahas ketiga elemen tersebut agar dapat memberi pemahaman yang lebih. 1. Gamelan Gamelan merupakan kumpulan alat musik tradisional khas Jawa, Bali, dan Sunda seperti gong, kendang, saron, suling dan lainnya. Gamelan berfungsi sebagai pengiring musik untuk suasana pertunjukan kuda lumping. Agar penonton merasa terlibat dalam cerita yang ditampilkan karena musik gamelan yang khas. Gamelan tidak hanya memiliki melodi yang menyenangkan, tetapi mereka juga memiliki makna yang dalam dan memberi energi tersendiri kepada para penari. Gamelan digunakan sebagai pengiring yang menjadi perantara dalam pemanggilan roh atau yang biasa disebut indang pada kesenian kuda lumping, agar roh-roh tersebut dapat merasuki tubuh para penari kuda lumping tersebut.
Gambar alat musik Gamelan
zoom-in-whitePerbesar
Gambar alat musik Gamelan
2. Ritual Ritual merupakan salah satu komponen penting dari kuda lumping, sebelum pertunjukan dimulai biasanya akan ada ritual atau acara tertentu yang dilakukan. Ritual tersebut dilakukan dengan harapan para pelaku kesenian kuda lumping akan mendapatkan berkah dan perlindungan selama pertunjukan mereka. Ritual ini dapat mencakup doa, sesaji, atau persembahan sebagai bentuk penghormatan kepada roh leluhur atau dewa-dewa. Selain itu, ritual juga berfungsi sebagai momen untuk memperkuat ikatan sosial di antara anggota komunitas yang terlibat dalam kesenian tersebut. Ada beberapa tempat khususnya di Jawa Tengah yang biasa digunakan untuk memanggil para ruh nenek moyang yaitu Alas Roban, Watukelir, dan Watu Tumpang.
ADVERTISEMENT
3. Kesurupan Ekspresi kekuatan gaib penari kuda lumping pada saat kesurupan adalah salah satu aspek yang paling menarik. Penari dalam pertunjukkannya ini kadang-kadang akan mengalami kesurupan sebagai bentuk kekuatan spiritual. Penari akan melakukan gerakan yang tidak biasa saat kesurupan, seperti melawan rasa sakit, melompat tinggi, atau melakukan atraksi yang luar biasa. Hal Ini dianggap sebagai cara roh atau sukma masuk ke dalam tubuh penari. Selain itu saat para penari sedang mengalami kesurupan, akan ada beberapa penari yang akan mendapat pecutan dari para pawang, pecut menggambarkan seperti seseorang yang sedang menggembala kuda. Kesurupan dalam Kuda Lumping dianggap sebagai bagian dari tradisi yang memungkinkan penari untuk menyampaikan pesan dari dimensi lain. Karena menggabungkan elemen misteri, atraksi, dan tarian, membuat pertunjukan kuda lumping makin menarik dan penuh warna.
Gambar penari kuda lumping mengalami kesurupan dan mendatangi sesajen
Kesimpulan pada kesenian kuda lumping adalah seni yang unik serta khas yang kaya akan makna dan didasarkan pada tiga elemen utama yang wajib, yaitu gamelan, ritual, dan kesurupan. Melalui irama gamelan yang memukau, ritual yang menghormati tradisi, dan kesurupan yang menambah daya tarik. Kuda Lumping bukan hanya sekadar pertunjukan namun juga hiburan terutama bagi para penikmat seni, Kuda Lumping juga menjadi penghubung antara manusia, budaya, dan dunia spiritual. Untuk memastikan seni ini dapat dipertahankan untuk generasi mendatang, penting bagi kita terutama generasi muda untuk bisa melestarikannya dengan berkembangnya zaman. Kuda Lumping menjadi warisan budaya yang penuh makna selain sebagai hiburan.
ADVERTISEMENT