Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Monumen Antroposen: Wujud Pengelolaan Sampah Plastik Berkelanjutan
12 Agustus 2023 13:35 WIB
Tulisan dari LIA SEPTIANA DEWI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pengelolaan sampah telah menjadi permasalahan tersendiri. Sejak masa kolonial Belanda, pemerintah mencoba untuk menanggulangi dampak dari penumpukan sampah melalui badan-badan pengelolaan lingkungan. Bahkan hingga saat ini, permasalahan sampah belum dapat diatasi secara maksimal. Maka pada masa kolonial, terutama pada wilayah Surabaya yang sempat terkena wabah pes, didirikan sebuah badan pengelolaan lingkungan yang berfokus pada pembersihan kota bernama Reinigingsdienst.
ADVERTISEMENT
Penumpukan sampah yang terjadi di beberapa daerah banyak disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah. Biaya yang mahal dan kurangnya dukungan serta keketatan hukum yang mengatur tentang sampah dapat menjadi sebab. Padahal, dengan adanya kesadaran di dalam masyarakat, maka akan mudah untuk mengelola sampah. Selain itu, peran pemerintah juga menjadi penting dalam pengelolaan sampah ini.
Sama halnya dengan daerah lain, permasalahan akan sampah kerap ditemui di wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, salah satu contohnya adalah di wilayah Yogyakarta. Menjadi saksi bahwa Yogyakarta adalah kota yang kerap diromantisasi, nyatanya disamping itu, permasalahan sampah justru menjadi momok tersendiri bagi kota ini. Hal yang paling disayangkan adalah penempatan TPS yang justru dekat dengan pemukiman. Permasalahan lainnya adalah tiap-tiap kabupaten belum memiliki TPS yang mencukupi, sehingga sebagian besar sampah dibuang ke wilayah Bantul, tepatnya Piyungan.
ADVERTISEMENT
Keresahan akan TPS Piyungan muncul di berbagai pihak. Dari pemerintah hingga para seniman yang justru tidak bergerak di area persampahan juga turut andil dalam penanganan sampah di TPS Piyungan. Memang perlu dilakukan gebrakan untuk menanggulangi penumpukan sampah ini.
Kesadaran mengenai sampah yang ada di TPS Piyungan digagas oleh beberapa penggiat dan kurator yang akhirnya membangun sebuah monumen di wilayah Kalurahan Bawuran, bernama Monumen Antroposen. Monumen ini memiliki misi untuk mengolah sampah terutama sampah plastik menjadi hal yang tidak terduga. Daur ulang yang mungkin sulit menembus pasar masyarakat, melalui Monumen Antroposen, plastik dapat diubah menjadi bahan material seperti batu bata. Sehingga, monumen ini dibangun dalam batu ‘plastik’ yang secara tersirat menuangkan ekspresi bentuk kesadaran dalam pengolahan sampah, terutama plastik. Berlokasi tepat di TPS Piyungan, Monumen Antroposen akan menyajikan kesan tersendiri bagi pengunjung yang nantinya akan datang.
ADVERTISEMENT
Resmi melakukan soft-opening pada 29 Juli 2023, Monumen Antroposen didukung penuh oleh para masyarakat setempat dan para pejabat serta pemerintahan. Dihadiri banyak orang penting, Monumen Antroposen tentu memiliki harapan lebih untuk mengelola sampah plastik dan kembali menyadarkan masyarakat betapa pentingnya kita untuk menjaga lahan yang dipijak, sehingga tidak menyebabkan dampak yang tidak diinginkan.