Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Bunuh Diri Menjadi Trend Menyelesaikan Masalah
10 Juli 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Lian Wlnsr tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir setiap tahun bunuh diri menjadi suatu hal yang biasa terjadi. Kurang lebih 90% orang yang melakukan bunuh diri disebabkan oleh masalah yang membuat mereka depresi dan hilang arah. Bunuh diri adalah tindakan yang biasa terjadi ketika seseorang berada di puncak masalah dan tidak menemukan solusi, sehingga mereka memutuskan untuk bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kasus bunuh diri bukanlah hal yang aneh untuk didengar. Bunuh diri menjadi kebiasaan hampir setiap tahun. Belakangan ini, bunuh diri menjadi lebih umum dan menyayat hati publik. maksudnya tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Sebagian besar remaja berusia 16 hingga 24 tahun sangat mudah tergoda untuk melakukan bunuh diri. Remaja mengalami perubahan dan penyesuaian hormon, mental, dan fisik, yang membuat sulit bagi setiap remaja untuk mengendalikan emosi dan perasaan mereka. Beberapa remaja melakukan aksi bunuh diri karena alasan seperti gangguan mental, depresi tingkat tinggi, rasa tidak percaya diri, dan kurangnya akses ke layanan kesehatan (psikologi).
Karena itu, peran orang tua sangat penting di usia remaja ini. karena banyaknya kasus yang terjadi saat ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Sekarang, banyak anak muda yang mulai mengeluh depresi. Mereka mengatakan hal itu dengan berbagai cara, mulai dari yang positif hingga yang negatif.
ADVERTISEMENT
Ketika mereka depresi atau menderita gangguan mental, ada beberapa orang yang terus-menerus melakukan kekerasan diri, yang berdampak pada mereka dan orang-orang di sekitar mereka. Namun, tidak banyak orang yang mencoba berpikir positif dan mengubah hal-hal negatif menjadi hal-hal positif. seperti bercerita kepada orang terdekatnya, membuat konten, menulis buku, dan sebagainya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi remaja untuk dididik dan dibekali edukasi tentang transisi di umur remaja, cara mengatasi depresi, mengetahui apa saja gejalanya, dan cara mendapatkan perawatan medis kesehatan jiwa.