Kerja Paruh Waktu atau Kuliah?

Liana Nalabaya
Halo..aku Liana Nalabaya mahasiswa jurusan Sastra Inggris di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Konten dari Pengguna
16 November 2021 15:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Liana Nalabaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/kuliah-instruktur-ruang-kuliah-3986809/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/kuliah-instruktur-ruang-kuliah-3986809/
ADVERTISEMENT
Pekerjaan paruh waktu adalah pekerjaan yang memiliki waktu yang fleksibel dan mudah dicari untuk beberapa jenis lapangan pekerjaan, seperti pengajar, pelayan rumah makan, kasir minimarket dan sebagai nya. Untuk beberapa siswa, memiliki pekerjaan paruh waktu adalah kebutuhan pribadi untuk mendapatkan uang dan beberapa ada yang beralasan untuk menambah kemampuan dan pengalaman. Apa pun alasannya, menurut saya itu tidak selalu menguntungkan mereka dengan kewajiban mereka terhadap kegiatan dan pendidikan mereka di kampus atau sekolah tempat mereka belajar. Mereka harus mempertimbangkan sesuatu yang buruk yang akan terjadi pada diri sendiri jika mereka bekerja sambil belajar. Nah dari hal inilah, saya yakin bahwa bekerja sambil belajar mengarahkan banyak kelemahan atau kekurangan terhadap kita sebagai mahasiswa yang sedang menempuh belajar di kampus, terutama dalam berbagai aspek selama pembelajaran mereka di kampus atau sekolah.
ADVERTISEMENT
Pertama, memiliki pekerjaan paruh waktu dapat memakan waktu, membosankan, dan mengganggu pengembangan keterampilan yang kita miliki. Salah satu kekurangan untuk memiliki pekerjaan selama kuliah adalah waktu yang terbuang untuk belajar dan istirahat. Mungkin mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang membutuhkan begitu banyak waktu namun imbas nya mereka mengabaikan tujuan dan akademis mereka di perguruan tinggi. Sementara penelitian pernah menunjukkan bahwa bekerja selama kuliah dalam jumlah waktu yang tinggi akan menyulitkan siswa atau mahasiswa untuk menyelesaikannya derajat akademik mereka secara tepat waktu. Alih-alih komitmen kerja, mereka harus bisa mempertahankan pekerjaannya, tetapi mereka harus memulai dan menyelesaikan tugas, presentasi dan bahkan pekerjaan rumah mereka lainnya di malam hari. Akibatnya, mereka merasa lelah, jatuh sakit dan parah nya mereka tidak dapat menilai sudah seberapa jauh tingkat kemampuan mereka di kelas selama pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bekerja selama kuliah dapat memecah dan mengalihkan konsentrasi para siswa dari belajar. Perlu kamu ketahui, belajar di perguruan tinggi memiliki beberapa tantangan sulit untuk bertanggung jawab, perguruan tinggi akan lebih sering menugaskan tugas dan penelitian individu atau kelompok dalam jangka waktu yang lama dengan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa dalam menyelesaikan kewajiban kita untuk menuntaskan gelar sarjana. Misalnya, dosen meminta presentasi kita di kelas, menulis makalah, praktikum, menulis jurnal dan bahkan diskusi kelompok dengan teman sekelas diluar waktu perkuliahan. Dampaknya bagi mereka yang bekerja paruh waktu akan sulit mengatur waktu antara belajar dan berdiskusi dengan teman dengan jadwal yang terbatas, mereka tidak memastikan bahwa mereka dapat konsisten dan fokus pada apa yang mereka capai di kelas. Pada akhirnya, mereka merindukan kelas dan mengancam peluang mereka untuk mendapatkan nilai bagus. Selain itu, Greenberger dan Steinberg dalam studi mereka berpendapat bahwa remaja yang memiliki pekerjaan paruh waktu akan menghadapi nilai akademik mereka yang merosot. Pernyataan itu menjelaskan bahwa perguruan tinggi membawa beban yang lebih besar pada masing-masing individu, terutama bagi mereka yang bekerja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sebagian besar pekerjaan paruh waktu tidak profesional dan tidak memiliki kompetensi karier yang jelas untuk masa depan siswa. Memilih pekerjaan paruh waktu untuk mencapai karier atau tingkat yang tinggi keterlibatan dalam suatu perusahaan adalah keputusan yang salah. Secara khusus, banyak siswa percaya bahwa pekerjaan mereka dapat meningkatkan kemampuan dan kualifikasi mereka untuk sebuah perusahaan, tetapi umumnya memiliki hanya kualifikasi sebagai asisten suatu instansi atau perusahaan. Sementara sebuah perusahaan ingin idealnya seseorang dengan pengalaman yang relevan dan kualifikasi yang baik. Selain itu, beberapa pekerjaan ada yang tidak sesuai dengan pelajaran yang mereka pelajari di bangku kuliah. Akibatnya, itu hanya bisa menguras waktu dan konsentrasi siswa di kelas.
Dengan demikian, dari pemaparan mana yang lebih baik kerja paruh waktu atau kuliah saat ini menjadi hak setiap individu dalam menentukan tujuan dan karier mereka seperti apa kedepan nya. Bagaimana pun, memiliki pekerjaan selama kuliah telah menjadi tantangan serius bagi banyak siswa yang sedang menempuh pendidikan nya juga di perguruan tinggi. Dalam setiap pekerjaan yang diambil pun memiliki kompetensi dan risiko masing-masing bagi mereka yang memang tidak menekuni pekerjaan mereka karena fokus yang terbagi antara pekerjaan dan kewajiban mereka sebagai siswa atau mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pun, apapun konsekuensinya setiap dari kita harus mempertimbangkan secara matang dalam segi pro dan kontra antara kedua pilihan tersebut, misal nya apakah pendidikan kita akan terjamin, apakah kita punya cukup waktu beristirahat, atau apakah pekerjaan itu bermanfaat bagi karier saya atau tidak? Tanpa pemikiran yang mendalam dan persiapan yang matang pekerjaan paruh waktu tidak hanya mengganggu psikologi dan waktu istirahat kita, tetapi juga penurunan nilai akademik dan keaktifan siswa aatu mahasiswa di kelas atau diluar kelas berubah menjadi ancaman dan penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan gelar mereka tepat waktu.
Tidak hanya itu, kesulitan menemukan pekerjaan paruh waktu yang cocok adalah tidak akan mengasah keterampilan siswa untuk karier masa depan mereka justru menganggu kefokusan mereka dalam belajar. Inilah yang dapat disimpulkan bahwa beberapa pekerjaan paruh waktu diluar tidak berguna bagi kebanyakan siswa.
ADVERTISEMENT