Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Dampak Bahasa Gaul Pada Remaja
11 Oktober 2021 14:38 WIB
Tulisan dari Lianna Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah perkembangan zaman sekarang ini, eksistensi globalisasi memberikan pengaruh dalam berbagai kehidupan, terutama di bidang komunikasi dan informasi. Munculnya globalisasi memungkinkan kita semua untuk mengirimkan informasi kapan saja, di mana saja dan tanpa batas. Contohnya adalah penggunaan bahasa. Perkembangan globalisasi juga menyebabkan munculnya bahasa-bahasa baru dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah bahasa gaul yang sering digunakan oleh para remaja. Bahasa gaul bahkan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks tertentu. Kita sering menggunakan jargon ini, karena lebih mudah dipahami. Dan agar pihak lain tidak bisa mengerti apa yang kita katakan. Sebenarnya apa sih bahasa gaul ini?
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya jargon hadir di kalangan remaja melalui koneksi media sosial. Jargon tersebut muncul karena kita sebagai remaja sering menganggap bahasa Indonesia yang baik dan benar terlalu formal dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga menggunakan bahasa gaul dalam berkomunikasi untuk mengungkapkan informasi atau perasaan. Bahasa gaul biasanya tercipta dari kata-kata baru yang viral di media sosial dan sering digunakan oleh kita sebagai remaja. Misalnya, penggunaan kata "Bucin" yang berarti "Budak cinta". Kata "Bucin" sempat viral beberapa tahun yang lalu, dan sampai saat ini kita masih menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jargon biasanya dibuat dari modifikasi bahasa, frasa, dan perubahan huruf. Selain itu, ada kata "Kuy" yang merupakan kebalikan dari kata "Yuk" yang sering kita digunakan saat mengajak seseorang agar terlihat lebih akrab. Kata "Nolep", singkatan dari kata "No Life", sering kita gunakan untuk menyebut seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan hanya menganggur. Jargon selalu berubah dalam perkembangannya dari waktu ke waktu. Hal ini lah yang membuat bahasa gaul terbilang unik sehingga sering kita gunakan. Sifat yang unik dan tidak terlalu formal ini dianggap tepat oleh remaja, karena jargon memudahkan remaja untuk mengekspresikan perasaannya dalam komunikasi.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut saya penggunaan jargon tidak dapat diterapkan pada semua orang dan kelompok. Misalnya, kita tidak bisa menggunakan jargon dengan orang tua kita. Penggunaan jargon juga berdampak pada kehidupan remaja. Pengaruh penggunaan jargon dapat kita dilihat dari implikasinya dalam bahasa Indonesia. Dikhawatirkan penggunaan jargon akan menghambat penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan benar. Bahkan, di sekolah dan di tempat kerja, orang Indonesia didorong untuk menggunakan bahasa Indonesia formal dengan baik dan benar. Tidak mungkin bagi mereka untuk melakukan pekerjaan rumah atau bekerja dengan jargon. Penggunaan jargon kurang tepat bila kita gunakan dalam percakapan formal.
Selain itu, penggunaan jargon bahkan lebih sering digunakan saat ini daripada penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Berbagai percakapan yang ditayangkan di media dan juga di bioskop bahkan menggunakan bahasa gaul sebagai ganti bahasa Indonesia sesuai kaidah kebahasaan. Penggunaan jargon ini dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia dan mengurangi eksistensi bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang semakin merajalela dan semakin memburuk merupakan tanda bahwa kemampuan generasi muda dalam menggunakan bahasa Indonesia juga menurun secara signifikan. Penggunaan jargon ini juga terkadang tidak dipahami oleh semua orang Indonesia yang akhirnya dapat menghambat kegiatan komunikasi dan transmisi informasi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perlu adanya batasan jargon dalam pelaksanaan komunikasi agar mudah dipahami dan tidak menghambat pelaksanaan komunikasi dan pemberian informasi. Bahasa gaul memang legal dan boleh digunakan, namun perlu ditegaskan agar penggunaannya tidak membuat kita melupakan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Lagi pula, penggunaan bahasa Indonesia secara formal digunakan sepanjang waktu. Kita sebagai generasi muda yang merupakan remaja perlu mempertahankan dan mengembangkan secara formal penggunaan bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul dengan makna yang berbeda.