3 Hal Ini Buat Jedag-Jedug Jadi Sejarah Berkesan 2022

Libra Epytichia
Seorang mahasiswi Jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara dan Duta Genre di Kab. Bandung Barat.
Konten dari Pengguna
10 Desember 2022 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Libra Epytichia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Siapa yang tidak kenal istilah jedag-jedug? Rasanya semua kalangan sudah sangat akrab dengan istilah tersebut. Dari balita hingga orang tua, di angkot hingga di kafe, bahkan dari orang biasa hingga artis papan atas, semuanya menggemari trend jedag-jedug. Ibaratnya, Anda belum disebut hidup di tahun 2022 jika tidak kenal trend jedag-jedug.

shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
shutterstock
ADVERTISEMENT
Istilah jedag-jedug mulai naik ke permukaan satu tahun silam. Trend ini menjadi buah kreativitas anak bangsa di tengah-tengah pandemi yang merajalela. Dilansir dari Kompasiana.com, jedag-jedug sebetulnya adalah genre musik Electronic Dance Music (EDM) yang sudah ada sejak lama. EDM merupakan musik remix dengan beat sedikit dangdut atau koplo. Nah, dentuman ini lah yang disebut sebagai jedag-jedug.
ADVERTISEMENT
Awal mula kemunculannya, jedag-jedug tidak langsung diterima semua kalangan. Banyak yang mencecar musik tersebut alay dan kampungan. Namun, secara natural, konsepnya yang segar dan menyenangkan lambat-laun justru semakin digemari. Trend yang muncul di Tiktok ini mencuri perhatian akibat perpaduan instrumen remix yang berdentum dengan banyaknya flash dalam video yang ditampilkan.
Semakin diminati, berbagai kreator video mulai menciptakan template jedag-jedug agar semua pihak bisa berpartisipasi. Jika di edit manual, jedag-jedug butuh keterampilan, ketelitian, dan kesabaran. Tak semua orang memilikinya. Hadirnya para kreator di aplikasi edit video seperti Capcut membuat trend ini merajai media sosial di 2022. Ketika berbicara tentang jedag-jedug, kita tidak bisa melupakan deretan lagu DJ yang kerap kali menduduki chart musik teratas, seperti DJ Tante Culik Aku Dong, DJ Mukamu Manis, DJ Spongebob, dan DJ Pante. Tren ini tentu tidak akan bertahan selamanya. Entah kapan trend tersebut akan pudar di Indonesia, tetapi saya telah merangkum 3 hal yang membuat jedag-jedug berkesan selamanya.
ADVERTISEMENT
1. Jedag-Jedug Hadir Menemani Masa Pandemi
Jedag-jedug sudah bertahan sejak lockdown diberlakukan hingga sekolah offline mulai dibebaskan. Bagi anak muda, tren ini mewarnai masa kejayaannya. Kekhasan jedag-jedug untuk membuat foto biasa Anda menjadi keren mungkin sulit ditemukan di tren-tren berikutnya. Perpaduan instrumen dan flash video membuat jedag-jedug memberikan kesan yang belum pernah ditemukan di tren manapun.
Lima atau sepuluh tahun ke depan, jika Anda diminta menyebutkan daftar hal yang berkesan di tahun 2022, selain Covid-19 dan kasus-kasus yang menggemparkan tanah air, tren jedag-jedug pasti menjadi salah satunya. Saat menemukan video jedag-jedug di masa depan, Anda akan bernostalgia dengan momen-momen indah di tahun 2022.
2. Trend "Senggol" Jedag-Jedug Mempererat Hubungan Pertemanan
ADVERTISEMENT
Apakah Anda merasa asing dengan istilah "senggol-menyenggol" selama trend jedag-jedug viral? Ataukah Anda justru menjadi salah satunya?
Salah satu alasan jedag-jedug kian hari kian banyak digemari adalah cara netizen meramaikannya. Seorang pengguna membuat video jedag-jedug, kemudian mengunggahnya di media sosial sambil menandai teman-temannya. Setelah itu, orang yang ditandai akan membuat video serupa seraya menandai teman lainnya. Hal itu berlanjut guna menantang lebih banyak pengguna media sosial. Sistem tantangan ini lah yang membuat tren jedag-jedug sangat menarik.
Belakangan ini, saya banyak menemukan teman-teman saya membuat video glow up challenge dari jaman sekolah hingga jaman sekarang dalam bentuk jedag-jedug. Mereka beramai-ramai menandai teman-teman satu sekolahnya untuk menyaksikan seberapa drastis perubahan yang mereka alami.
ADVERTISEMENT
Kerennya lagi, tren jedag-jedug menjadi alasan seseorang berkomunikasi dengan teman lamanya. Melihat bagaimana tren ini semakin menyebar luas seolah tak ada yang tidak menyukainya, saya kira jedag-jedug akan bertahan cukup lama.
3. Jedag-Jedug Mengubah Selera Musik Penikmat Dunia Maya
Siapa yang dulu anti terhadap musik dangdut? Pasti tidak sedikit diantara teman-teman pembaca yang mengalaminya. Kebanyakan dari kita menyukai lagu barat, genre pop, atau lagu-lagu galau Indonesia. Dangdut dulunya ada di urutan terbawah musik favorit kita. Namun, siapa sangka jika eksistensinya kini menjadi sesuatu yang dipandang keren.
Tidak sedikit musik EDM yang menyertakan instrumen dangdut atau koplo di dalamnya. Dangdut yang dulu hanya kita jumpai di momen-momen tertentu seperti hajatan, kini senantiasa diperdengarkan setiap harinya dimana-mana. Dari sekian banyaknya cara yang dulu dilakukan untuk melestarikan musik dangdut, rupanya jedag-jedug adalah cara yang paling ampuh.
ADVERTISEMENT
Jedag-jedug juga sekaligus menghapuskan stigma negatif masyarakat terhadap musik EDM karya para DJ. Dulu sebelum tren ini disukai di pasaran, musik EDM dianggap sangat identik dengan diskotik. Beat musik yang kencang dengan lampu kerlap-kerlip dulu dianggap nakal karena hanya ditemukan di dunia malam. Sekarang, siapa saja bisa menikmati musik EDM, berjoget ria, dan merasakan sensasi menyenangkannya. Stigma negatif masyarakat terutama orang tua terhadap DJ dan musik remix kini sudah memudar seiring dengan viralnya tren jedag-jedug di semua kalangan usia.
Nah, alasan-alasan di atas membuat jedag-jedug sangat berbeda dengan tren-tren yang pernah ada sebelumnya. Entahlah, apakah jedag-jedug akan selegendaris tren retro bagi anak-anak di masa mendatang atau tidak. Namun, bagi kita gen-Z dan gen-Alfa yang andil dalam trennya, jedag-jedug akan jadi simpul kenangan yang tak terlupa. Jedag-jedug akan selamanya jadi sejarah berkesan saat mengingat tahun 2022.
ADVERTISEMENT