Peran Pemuda dalam Pengembangan Ekowisata Sukabumi

Lidia Aulia nisa Nisa
Mahasiswi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
20 Juni 2021 5:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lidia Aulia nisa Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Sukabumi

ADVERTISEMENT
Lahir di bumi Sukabumi adalah suatu kebanggaan tersendiri. Alamnya yang indah, kearifan budaya lokal yang melimpah, serta keramah tamahan masyarakatnya membuat siapa saja akan betah untuk tinggal di sana.
ADVERTISEMENT
Sampai-sampai para pemuda di Sukabumi mempunyai jargon tersendiri “Kusukabumiku”. Tentu sangat beralasan karena siapa yang tak akan jatuh cinta kepada Sukabumi, keindahan alamnya akan membuat siapa pun terpesona.
Pemuda di Sukabumi dalam menjalankan tugasnya menjaga kelestarian alam memegang prinsip “kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi”. Prinsip itulah yang mempelopori pemuda Sukabumi untuk berperan aktif dalam pengembangan dan pengelolaan ekowisata di kawasan setempat.
sumber foto : dokumentasi pribadi
Ketika berwisata ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak wisatawan tidak bisa seenaknya mengambil sumber daya alamnya karena di sana terdapat batasan-batasan untuk mengambil tanaman maupun sumber daya alam lainnya yang ada di sana.
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak juga terdapat beberapa komunitas pemuda pecinta alam yang sangat memperhatikan sekali batasan-batasan ini sehingga mereka tak cuma menaati batasan, tapi juga ikut serta mengawasi para wisatawan yang berkunjung agar tidak ada yang melewati batasan tersebut. Tentu peran para komunitas pecinta alam ini sangat membantu menjaga kelestarian lingkungan ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Ekowisata di sana juga membawa keuntungan bagi masyarakat karena terbukti mengurangi tingkat kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, sehingga bisa memajukan perekonomian bagi masyarakat setempat.
Selain itu, keuntungan ekowisata juga menambah pendapatan kas daerah yang cukup besar dan juga menjanjikan. Selain penyumbang devisa sektor ekowisata juga telah menyerap tenaga kerja yang cukup signifikan.
Menurut seorang aktivis lingkungan yang sempat penulis temui, di Sukabumi tepatnya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak menyebutkan bahwa setelah dikelolanya kawasan ini menjadi kawasan ekowisata telah mengurangi jumlah pengangguran di kawasan tersebut terlebih para pemuda yang ada di sana. Lapangan pekerjaan berupa pengelola kawasan wisata maupun para pengrajin tangan yang karyanya bisa dijual dengan nilai jual tinggi sebagai cinderamata kawasan wisata.
ADVERTISEMENT
Pemuda pengelola Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan juga komunitas pemuda pencinta alam mengajak para pemuda lainnya untuk mengenal ekowisata dengan mengenalkan keindahan alam dan sosial budayanya sehingga kepedulian mereka terhadap alam akan terbuka dan turut serta menjaga kelestarian alam di sekitarnya.
Peran pemuda ini tentunya saja mendukung pengelolaan dan pengembangan ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Menurut salah seorang aktivis lingkungan di daerah setempat yang penulis wawancarai, menyebutkan bahwa jumlah wisatawan di Taman Nasional Gunung Salak, akhir-akhir ini meningkat pesat.
Pencapaian ini bisa tercapai karena peran para pemuda dalam pengembangan ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini tak pernah sepi pengunjung. Sekitar 80% pengunjungnya adalah para pemuda terlebih di hari libur. Taman Nasional Gunung Halimun Salak selalu dipenuhi oleh pemuda, mereka melakukan kegiatan konservasi alam, mempelajari tanaman-tanaman sekitar, mendaki gunung, atau sekadar menikmati keindahan alam untuk melepas penat.
ADVERTISEMENT
Mengembangkan ekowisata terutama di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang terletak di wilayah Sukabumi, merupakan tanggung jawab bersama. Bukan saja, pemerintah pusat dan daerah selaku pemangku kepentingan, akan tetapi seluruh komponen masyarakat, salah satunya para pemuda yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
Bukan hanya menjadi pengelola kawasan ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tetapi menjadi seorang pemuda yang peduli akan kelestarian alam juga merupakan bagian dari peran pemuda dalam mengembangkan ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.