Konten dari Pengguna

Sejarah Panjang Konflik Israel-Palestina: Kisah Pahit Tanpa Akhir

Lidia Pratama Febrian
Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta Tertarik pada penulisan opini, lifestyle, self motivated
30 Oktober 2023 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lidia Pratama Febrian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana peperangan di Palestina. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Suasana peperangan di Palestina. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Konflik Israel-Palestina adalah salah satu konflik terlama dan paling rumit di dunia. Konflik ini memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan gejala sosial-politik kontemporer yang menjadikannya salah satu isu geopolitik paling mendalam dan menantang. Untuk memahami konflik ini, kita harus melihat ke belakang dan melihat bagaimana konflik ini berkembang sejak awal abad ke-20.
ADVERTISEMENT

Akhir Kekhalifahan Utsmaniyah dan Perjanjian Sykes-Picot (1916)

Sejarah konflik dimulai dengan keruntuhan Kekhalifahan Utsmaniyah pada Perang Dunia I. Setelah perang, Perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 antara Inggris dan Prancis membagi wilayah yang sekarang menjadi Israel, Palestina, Yordania, dan Lebanon antara kedua negara tersebut. Kesepakatan ini menentukan nasib tanah dan rakyat di Timur Tengah tanpa memperhatikan aspirasi dan hak mereka.

Deklarasi Balfour (1917) dan Imigrasi Yahudi

Pada tahun 1917, Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang mendukung pembentukan "rumah nasional bagi bangsa Yahudi" di Palestina. Hal ini memicu imigrasi besar-besaran Yahudi ke wilayah tersebut. Ini menimbulkan konflik dengan penduduk Arab yang sudah ada di sana, yang melihatnya sebagai ancaman terhadap hak dan tanah mereka.

Masa Mandat Inggris (1920-1948)

Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa dan kemudian Inggris mengambil kendali wilayah Palestina. Namun, konflik antara komunitas Yahudi dan Arab terus berlanjut. Inggris berusaha menjaga keseimbangan antara kedua kelompok, tetapi kegagalan untuk mengatasi konflik berlarut-larut menyebabkan ketegangan dan kekerasan.
ADVERTISEMENT

Pembentukan Negara Israel (1948) dan Nakba

Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan pembagian Palestina menjadi negara Yahudi dan negara Arab. Pada tahun 1948, David Ben-Gurion, pemimpin komunitas Yahudi, mengumumkan pembentukan Negara Israel. Ini memicu perang dengan negara-negara Arab tetangga dan mengakibatkan pengusiran massal orang Palestina, yang dikenal sebagai Nakba (bencana).

Perang Enam Hari (1967) dan Pemukiman Israel

Perang Enam Hari pada tahun 1967 antara Israel dan negara-negara Arab berdampak besar pada konflik. Israel merebut wilayah baru, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan mulai membangun permukiman Yahudi di wilayah-wilayah ini. Ini memperumit usaha perdamaian dan memicu konflik yang berlarut-larut.

Usaha Perdamaian dan Kegagalan

Beberapa upaya perdamaian telah dilakukan, termasuk Perjanjian Oslo (1993) yang menghasilkan Otoritas Palestina, dan Perjanjian Wye River (1998). Namun, upaya ini seringkali gagal karena sengketa mengenai perbatasan, status Yerusalem, pemukiman, dan hak-hak rakyat Palestina.
ADVERTISEMENT

Kondisi Saat Ini

Suasana Hancurnya rumah-rumah dan bangunan akibat bom serangan israel. Foto: Shutterstock
Konflik Israel-Palestina terus berlanjut hingga saat ini. Ketegangan, serangan, dan kekerasan terus terjadi di wilayah tersebut. Kedua belah pihak merasa bahwa mereka memiliki klaim yang kuat atas tanah dan hak-hak mereka yang harus diakui.
Konflik Israel-Palestina adalah sebuah tragedi yang telah merenggut banyak nyawa dan menciptakan penderitaan. Upaya terus dilakukan untuk mencapai solusi damai yang adil dan berkelanjutan. Meskipun konflik ini sangat rumit, harapan untuk kedamaian tidak boleh hilang, dan kita harus terus mendukung upaya-upaya perdamaian demi masa depan yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.
#Freepalestine