Konten dari Pengguna

Epidemiolog “Sang Detektif Penyakit”

Lidya Alvira
ASN Di Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Tanjungpinang, yang menggeluti bidang epidemiologi
16 Oktober 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lidya Alvira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Menelusuri Penyakit dengan Ilmu dan Seni”
Siapa yang tidak mengenal Covid 19? Covid 19 sudah membersamai kita selama hampir 5 tahun ini dengan tren yang fluktuatif hingga cenderung menurun. Dahsyatnya pandemic Covid-19 ini benar-benar menyatukan seluruh dunia, memberikan pelajaran bahwa pentingnya kolaborasi ilmu yang komprehensif. Epidemiolog, bak artis tenar berada di puncak kejayaannya ketika berhasil menemukan pola penularan penyakit ini. Seluruh penjuru dunia menyajikan data dan solusi dari para ahli epidemiolog yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Mpox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Pada tanggal 14 Agustus 2024, WHO kembali menetapkan mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern. Untuk Indonesia, saat ini telah dilaporkan sebanyak 88 kasus konfirmasi dari tahun 2022-2024. Kasus terakhir dilaporkan pada 4 Juni 2024. Hingga 22 Agustus 2024, seluruh kasus konfirmasi (88 kasus) sudah dinyatakan sembuh.
Para pakar Epidemiolog semakin peka dan teliti terhadap kemungkinan peningkatan kasus Mpox ini sehingga menjadi lebih cepat dalam memberikan rekomendasi pencegahannya, seakan telah terlatih dari masa Covid 19 yang lalu bahwa Epidemiolog berpacu dengan waktu.
Berkaca dari kejadian penyakit yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, mengingatkan kita perjuangan seorang tokoh Epidemiolog ‘Jhon Snow’ yang memulai investigasinya saat itu pada wabah Kolera. Melakukan berbagai investigasi ilmiah dengan determinasi yang tinggi, mendatangi rumah-rumah penduduk sekitar yang masuk dalam catatan risikonya, hingga melakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Perjuangan tersebut pada akhirnya menghasilkan peta persebaran penyakit Kolera yang memberikan jawaban penyebab dari Wabah Kolera.
ADVERTISEMENT
Selain itu, temuan John Snow juga menjadi katalis bagi perombakan sistem saluran pembuangan (sewer system) di London. Orang-orang mulai menyadari bahwa kotoran (manusia dan tumbuhan) bisa menjadi sumber penyakit. Hingga akhirnya pemerintah membuat kebijakan atas data dari Jhon Snow ini. Skala proyek perbaikan sistem saluran pembuangan di London sangat luas dengan Jarak saluran pipanya mencapai 1800 km.
Luar biasa bukan? Penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui penelitian secara sistematik pada populasi, tempat, dan waktu. Epidemiolog layaknya seorang detektif yang menemukan jawaban atas suatu kasus sehingga mampu menghasilkan solusi untuk menanggulanginya yang akan berdampak pada banyak aspek seperti Sosial Kultur dan Ekonomi. Kebijakan yang berbasis pada data pasti akan berdampak yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang epidemiolog di Balai Kekarantinaan Kesehatan selalu dihadapkan dengan faktor risiko kesehatan di pintu masuk hingga ke wilayah. Epidemiology “Mother Of Public Health” kalimat yang sering kita dengar saat mengikuti perkuliahan epidemiologi. Epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi, determinan serta cara-cara untuk menyelesaikan masalah suatu penyakit yang terjadi dalam masyarakat.
Melaksanakan tugas pokok dan fungsi Cegah Tangkal Penyakit di pintu masuk mengharuskan menjadi seorang epidemiolog yang handal. Setiap hari melaksanakan pengawasan pada penumpang dan anak buah kapal serta kegiatan kekarantinaan di pintu masuk. Masa Pandemi Covid 19 dari tahun 2019 hingga 2022 serta munculnya New Infeksi Emerging lainnya seperti MonkeyFox, Virus Hanta serta Avian Influenza dengan ragam variannya memberikan makna pentingnya kehandalan seorang epidemiolog dalam menghasilkan data. Ahli epidemiologi memainkan peran penting dalam mengelola dan mengendalikan ini semua.
ADVERTISEMENT
Seorang Epidemiolog di Balai Kekarantinaan Kesehatan harus mampu mendeteksi faktor risiko kesehatan di pintu masuk sehingga tercapai visi Cegah Tangkal Penyakit di Pintu Masuk. Berkoordinasi dengan wilayah menganalisis penyakit-penyakit berpotensial kejadian luar biasa agar dapat melaksanakan program yang tepat sasaran di pintu masuk karena keahlian epidemiolog berperan penting dalam melacak penyebaran virus dan menerapkan strategi yang efektif untuk mengekang penularan.
“The work of epidemiology is related to unanswered questions, but also to unquestioned answers” By. Patricia Buffler
Begitulah peran Epidemiolog yang sangat vital bagi suatu negara. Teruslah berjuang si “Kaos Kaki Bolong” menelusuri factor risiko dari pintu masuk hingga ke pelosok negeri sebagai detektif penyakit dalam mencapai target Indonesia Sehat yang merupakan salah satu sasaran transformasi sosial untuk Indonesia Emas 2045.
ADVERTISEMENT
(Sumber. Dokumentasi Tim PE BKK Tanjungpinang) "Petugas PE sedang melaksanakan PE terhadap kontak erat Covid 19 di atas kapal"