Belajar dan Berusaha a la Fadli Hidayatullah

31 Juli 2019 12:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadli Hidayatullah, peserta kumparan Academy dari Telkom University Bandung.
zoom-in-whitePerbesar
Fadli Hidayatullah, peserta kumparan Academy dari Telkom University Bandung.
ADVERTISEMENT
‘Ngebul’ adalah satu kata yang diungkapkan Fadli Hidayatullah (22 tahun) ketika ditanya kesannya selama hampir sebulan mengikuti coding bootcamp di kumparan Academy. Banyaknya hal baru yang harus dipelajari dalam waktu yang cukup singkat kadang membuatnya pusing hingga bingung harus mulai dari mana.
ADVERTISEMENT
Kepada tim kumparan, Fadli mengaku memahami materi bootcamp lebih lama ketimbang saat belajar di kampus. Ilmu dan teknik coding yang terbilang baru, memaksanya untuk bekerja keras agar dapat benar-benar paham sepenuhnya. “Saya merasa sudah belajar banyak hal di kampus, tapi ternyata setelah sampai di sini semuanya berubah. Ada banyak hal yang saya tidak ketahui dan belum saya pelajari,” tutur peserta yang berasal dari Telkom University Bandung ini.
Kesulitannya memahami materi bootcamp, bahkan sempat membuat mahasiswa jurusan Informatika ini khawatir tidak dapat mengejar materi yang diajarkan oleh mentor. Ditambah lagi, ia merasa teman-teman sesama peserta terlihat lebih cepat paham semua materi yang diberikan. Tapi, itu semua tidak membuatnya patah semangat dan rendah diri.
ADVERTISEMENT
Ia percaya bahwa hasil tidak pernah mengkhianati usaha, maka ia bekerja keras mengejar ketinggalannya dengan terus belajar dan berlatih. Setiap malam, ketika temannya melepas lelah dengan bermain game, Fadli memilih mengulang lagi materi yang diberikan saat bootcamp. Selain itu, ia juga mencari berbagai macam referensi belajar di internet dan mendaftar berbagai macam webinar seputar materi yang diberikan di bootcamp. Tak heran, Fadli sering terlihat sibuk dengan laptop atau smartphone-nya di tengah keramaian peserta bootcamp yang sedang beristirahat. Biasanya, ia sedang mengulang-ulang lagi materi yang diberikan. Dengan cara ini, Fadli bisa sedikit demi sedikit mengejar materi yang sempat membuatnya kewalahan.
Fadli berfoto bersama peserta lainnya dan tim engineer kumparan saat on boarding kumparan Academy.
Perkenalannya dengan teknologi dimulai ketika dia memilih jurusan Teknik Komputer Jaringan ketika SMK dulu. Awalnya, dia sama sekali tidak tertarik dengan dunia programming, apalagi coding. Sampai akhirnya dia mendapat tugas membuat program kalkulator sebagai tugas akhir sekolah. Dari situ, ia terus menekuni dunia programming. Ternyata ada banyak teknik dan ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari.
ADVERTISEMENT
Programming dapat membantu memudahkan kesulitan orang lain. Bagi Fadli, profesi engineer adalah salah satu profesi yang membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat. “Saat kita membuat aplikasi yang membantu orang banyak, di situ saya merasa memberikan kontribusi langsung meskipun tidak kelihatan oleh orang banyak,” jelasnya.
Lahir dan besar di Bengkulu, bungsu dari 2 bersaudara ini adalah anak rumahan yang jarang pergi jauh dan lebih menyukai belajar, bisa dibilang belajar adalah hobinya. Dari hobinya ini, tidak heran saat sekolah ia selalu mendapat peringkat 5 besar. Bahkan, bermain game dijadikannya sarana belajar bahasa Inggris secara otodidak. Hasilnya ia memenangkan lomba pidato bahasa Inggris saat SMA dulu.
Menjalani bootcamp baginya bukan hanya perihal belajar hal baru, tapi juga membangun networking antar sesama engineer dan juga pengembangan diri dalam bekerja sama.
Momen kejutan ulang tahun yang diberikan oleh sesama peserta kumparan Academy sesaat setelah selesai bootcamp.
ADVERTISEMENT