Cerita di Balik Peliputan Tradisi Pasola

11 September 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama anak-anak penduduk desa setempat.
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama anak-anak penduduk desa setempat.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
April 2019 lalu, tiga awak kumparan pergi ke Indonesia Timur untuk meliput Pasola, upacara adat khas Sumba Barat Daya yang dilaksanakan setahun sekali. Selama kurang lebih seminggu, Marina Ulfa dari tim kreatif, Bela Cynthia dari tim reporter, dan Muh. Faiz Zulfikar dari tim videografer, menggali berbagai informasi seputar kegiatan Pasola. Ada banyak cerita menarik yang dialami tim kumparan ketika harus datang ke daerah yang terkenal dengan keindahan pantainya ini.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah cerita Marina. Sebagai perwakilan tim kreatif yang ikut meliput langsung ke daerah, dia bertanggung jawab untuk mencari informasi seputar upacara Pasola. Untuk itu, dia pun mencari tetua adat desa setempat untuk mengetahui sejarah Pasola. Masalahnya, kebanyakan tetua adat sana tidak menguasai Bahasa Indonesia. Beruntung, waktu itu tim kumparan didampingi driver yang fasih berbahasa Indonesia. Namun, local guide tetap diperlukan.
Selama liputan, tim kumparan juga dibantu oleh teman-teman guru yang kebanyakan berasal dari Flores.
“Iya, waktu lagi cari narasumber, aku kesulitan cari yang bisa berbahasa Indonesia. Untungnya waktu itu driver kami mengerti bahasa daerah dan bisa bahasa Indonesia. Namun, aku tetap cari-cari local guide,” cerita Marina.
Sepakat dengan cerita Marina, Bela, reporter kumparan juga mengalami kendala bahasa dalam mewawancarai narasumber. “Karena kebanyakan narasumber kita sudah berumur dan hanya mengerti bahasa daerah. Akhirnya kami pakai coba minta driver yang mengantar sebagai translator,” tambah Bela.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti Marina dan Bela yang mengalami kendala bahasa, Faiz tidak mengalami banyak kendala ketika mengambil gambar. Dia lebih fokus merekam visual, sehingga tidak terlalu menemui banyak kesulitan dalam berkomunikasi. Alam Sumba yang sangat indah juga memudahkan kerjanya.
Keindahan alam Sumba dengan pantainya yang cantik jadi yang paling diingat Bela selama liputan. “Aku amazed banget melihat pantai yang super cantik plus langitnya yang mendukung jadi makin bagus banget. Karena ombaknya cukup besar jadi pantainya jarang ada turis. Tapi malah seru,” cerita reporter lulusan Universitas Indonesia ini.
Kesempatan ngobrol dengan penduduk lokal dan mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari mereka jadi hal yang paling berkesan bagi Marina.
“Di setiap liputan, kenal dengan orang-orang lokal selalu jadi yang paling berkesan buat aku. Dari cerita-cerita mereka kita jadi tahu bagaimana kehidupan di tempat tersebut serta hal-hal yang tidak diketahui orang awam,” tutur tim kreatif video yang bergabung di kumparan pada 2018 ini.
ADVERTISEMENT
Dari liputan ini, tim kumparan terpilih menjadi salah satu pemenang favorit Wonderful Indonesia Photo Contest 2019 yang diadakan oleh Ikatan Alumni ITB80 bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Kontes yang diadakan secara tahunan ini bertujuan mengenalkan kebudayaan Indonesia yang beragam dan masih jarang diketahui orang.
Penasaran ingin berkunjung ke Sumba? Tim kumparan juga membuat video tips menuju ke sana. Simak di sini!