Esai Reporter kumparan Menyabet Penghargaan dari Indeks dan FNF

19 November 2020 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Akhir pekan kemarin (15/11), esai Reporter kumparan Rizki Baiquni menjadi salah satu yang terbaik dalam kompetisi esai yang diselenggarakan oleh Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Indeks) dan Friedrich Naumann Foundation (FNF) Indonesia yang didukung Kementerian Hukum dan HAM Indonesia dengan tema “Meninjau Pancasila dalam Perspektif Kebebasan dan Keadilan Sosial
Reporter kumparan, Rizki Baiquni. Foto: kumparan
Ketika menemukan informasi tentang kompetisi ini pada bulan Oktober di laman Facebooknya, Baiquni pun terpanggil untuk menulis esai tentang salah satu sub-tema dalam kompetisi tersebut, yaitu “Pancasila dan Keadilan Sosial; Studi Kasus Kebebasan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Indonesia”
ADVERTISEMENT
“Awal baca ada sub-tema yang ngerasa cocok karena kebetulan abis baca buku dengan isi yang masih berhubungan,” kata Baiquni.
Berangkat dari teori filsuf Philippe Van Parijs, ia mengembangkan isu ekonomi yang sedang hangat di Indonesia. Tentang kebijakan-kebijakan ekonomi Indonesia saat pandemi, salah satunya adalah kebijakan baru pemerintah tentang subsidi gaji.
Dalam esai yang berjudul "Pancasila dan Kebebasan Ekonomi dalam Skema Unconditional Cash Transfer pada Kebijakan Subsidi Gaji", Baiquni coba menuangkan opininya tentang kebijakan baru yang dirasa tepat diambil pemerintah pada masa pandemi. Tentu opini ini tidaklah tanpa dasar yang kuat. Ia membutuhkan waktu satu minggu untuk menyelesaikan karyanya. Banyak riset yang harus dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta akurat. Bahkan untuk mempertajam tulisannya ia tak segan untuk berguru dengan mas Wendi, Chief of kumparanBisnis.
Esai "Pancasila dan Kebebasan Ekonomi dalam Skema Unconditional Cash Transfer pada Kebijakan Subsidi Gaji" Rizki Baiquni. Dokumen: Rizki Baiquni/kumparan
“Tulisan ini banyak dipengaruhi insight dari mas Wendi yang membantu banget,” tegas Baiquni. Ia melanjutkan buah dari diskusinya dengan mas Wendi yang membuatnya mendapatkan banyak fakta baru dan membantunya dalam meramu tulisan ini. Ditambah dengan beberapa buku yang ia baca dan menjadi landasan dalam esainya.
ADVERTISEMENT
Baiquni menjadi satu dari dua penulis yang mengangkat sub-tema “Pancasila dan Keadilan Sosial; Studi Kasus Kebebasan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Indonesia”. Keduanya membahas Pancasila dalam konteks kebebasan ekonomi dan keadilan sosial dengan bagunan argumen dan teori ekonomi maupun ekonomi-politik yang kukuh.
Esainnya dinilai bagus dengan memenuhi beberapa kriteria penilaian dari juri seperti, relevansi masalah yang dibahas dengan konteks tema, koherensi dalam membangun argumentasi, kekuatan teori dan/atau studi kasus, kreativitas dan gaya bahasa.
Selain memperoleh hadiah dan e-sertifikat, hasil esai Baiquni dan sembilan esai terbaik lainnya juga akan diterbitkan menjadi buku kumpulan esai.
Sekali lagi selamat Baiquni untuk penghargaanya. Ini menjadi bukti bahwa pandemi tidak menghalangi produktivitas dan prestasi awak kumparan. Dan untuk reporter kumparan yang lain, tetap semangat untuk terus berkarya dan memberikan hasil yang terbaik, ya.
ADVERTISEMENT