Kelas kumparan bersama dr. Jiemi Ardian

14 Oktober 2019 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelas kumparan bekerja sama dengan Ibunda.id. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kelas kumparan bekerja sama dengan Ibunda.id. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Dengan semangat menjaga keseimbangan dan kesehatan mental, Kelas kumparan bekerja sama dengan Ibunda.id, situs wadah curhat dan konsultasi online berbasis psikologi, mengadakan talkshow tentang mental health bersama dr. Jiemi Ardian Sp, Kj.
Psikiater penasihat dari Ibunda.id dr. Jiemi Ardian Sp, Kj. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Psikiater penasihat dari Ibunda.id dr. Jiemi Ardian Sp, Kj. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Acara ini diadakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2019, di Lounge A kantor kumparan. Awak kumparan yang hadir diajak untuk melakukan mental health screening dan diskusi mengenai hal-hal yang dirasakan ketika menghadapi tantangan pekerjaan di kantor.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparannya, dr. Jiemi Ardian menyampaikan bahwa lingkungan kerja yang tidak sehat dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental pada karyawan. Akibat lainnya adalah penurunan produktivitas karyawan dan tingginya angka ketidakhadiran (bolos). Sementara itu, lingkungan kerja yang sehat akan mendukung kesehatan dan produktivitas karyawan.
"Stres itu perlu. Stres bukan hal yang buruk. Yang buruk adalah ketika kita tidak tahu cara menghadapinya. Jika kita dapat menghadapinya, stres adalah bagian dari tahap bertumbuh," ucap dr. Jiemi Ardian tentang stres yang dihadapi oleh karyawan kantoran.
Sesi tanya-jawab dengan awak kumparan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Dalam sesi tanya jawab, dr. Jiemi Ardian memberikan dua solusi dalam menghadapi stres. Yang pertama adalah problem focused coping. Tujuan utamanya adalah mencoba menghilangkan atau mengurangi sumber stres. Ini dapat dilakukan dengan mengubah mindset, pengaturan manajemen waktu, dan pemecahan masalah.
ADVERTISEMENT
Cara yang kedua adalah emotion focused coping. Fokus utama dari cara ini adalah mengurangi emosi negatif yang sedang dirasakan. Misalnya curhat, sembahyang, relaksasi atau olahraga.
Sesi relaksasi. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sesi terakhir adalah sesi melepaskan yang dipimpin langsung oleh dr. Jiemi. Awak kumparan dipersilakan untuk mengambil posisi duduk yang paling nyaman. Lalu dibawah bimbingan dr. Jiemi, kita diminta untuk menerima apa pun perasaan yang saat itu sedang dirasakan dan berterima kasih kepada diri sendiri karena telah melalui apa pun yang saat ini sedang terjadi.