Mengenal Lebih Dekat kumparan+

25 Maret 2021 10:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kumparan baru-baru ini meluncurkan inovasi terbarunya, kumparan+. Platform pertama di Indonesia yang menyajikan konten multimedia eksklusif dari expert dan kreator terbaik di bidangnya. kumparan+ hadir dengan delapan kategori konten, ada opinion, special report, career, fiction, living and wellbeing, finance, family and relationship, hingga entertainment yang menjawab kebutuhan informasi harian pembaca.
Tampilan kumparan+ dengan mobile phone. Dokumen: Firda/kumparan
Perjalanan kumparan+
ADVERTISEMENT
Cikal bakal kumparan+ sebenarnya sudah ada sejak tahun 2019. Head of kumparan+, Anggi Kusumadewi menceritakan dengan singkat perjalanan platform ini. Di awal tahun 2020, tepatnya sebelum pandemi, Tio (Content Coordinator kumparan+) yang saat itu masih tergabung dalam tim Lipsus (Liputan Khusus) kumparan diminta untuk bergabung dengan sebuah tim kecil yang terdiri dari Anton William, VP Marketing kumparan, dan Yusuf Arifin, Chief Storyteller kumparan untuk membuat konsep kumparan+, yang saat itu belum memiliki nama.
Anggi Kusumadewi, Head of kumparan+. Foto: kumparan
“Setelah pembuatan konsep, beberapa anggota Lipsus ditarik untuk membantu mempersiapkan konten kumparan+. Tapi, prosesnya sempat terhenti di awal pandemi. Sampai akhirnya di pertengahan tahun 2020 dapat kabar bahwa kumparan+ siap untuk dilanjutkan. Dan kami mulai kembali mematangkan konsep secara intens di bulan Oktober.” kata perempuan yang akrab disapa Anggi ini.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan saat proses pematangan konsep, Tio sangat berperan membantunya membuat resep konten yang cocok di kumparan+. “Berbeda dengan kumparan.com, konten di kumparan+ tidak menitik beratkan pada konten hard news, tapi lebih ke pengembangan diri.”
Melalui proses yang cukup panjang, di tengah perjalanannya kumparan+ juga sempat mengalami perubahan konsep. Dari yang awalnya konten akan dibuat oleh tim internal kumparan hingga diputuskan konten akan dibuat oleh kreator eksternal yang kredibel di bidangnya untuk memperkaya konten.
Anggi menyampaikan analogi yang dikatakan CEO kumparan, Hugo Diba. “Anggap kumparan+ adalah bioskop yang menyediakan berbagai macam film. Maka film-film ini harus menarik untuk mengundang orang datang, menonton, dan subscribe.” ujar Anggi.
Diakuinya memang tidak mudah, karena belum ada media atau platform yang membuat konsep seperti ini. Tapi ia percaya kumparan+ ini memiliki potensi yang besar untuk industri media di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Konten di kumparan+
Tampilan kumparan+ dengan desktop. Dokumen: kumparan
Sadar akan kecenderungan masyarakat Indonesia yang suka berlangganan platform musik dan film. Anggi mendapatkan ide untuk membalut konten-konten yang relate dengan pembaca. Dengan pembaca yang didominasi oleh usia produktif dengan menggabungkan unsur teks dan video. “Kita membuat multimedia konten yang memang belum ada. Itu yang membuat kumparan+ jadi lebih menarik dan beda dengan media atau platform lainnya.” tuturnya.
Tampilan kumparan+
Konsep dan konten di kumparan+ sudah tersusun dengan baik. Namun, belum lengkap rasanya jika tidak dibungkus oleh tampilan dan sistem penyajian yang apik. Product Manager kumparan, Ganesha Dwi Adhy Nugraha menjadi orang yang berperan penting di bagian ini.
Ganesha Dwi Adhy Nugraha, Product Manager kumparan. Foto: kumparan
Ganesha menuturkan, untuk membuat kumparan+ dibutuhkan waktu cukup panjang dengan berbagai penyesuaian dan perubahan yang dilakukan demi menghasilkan produk terbaik. Salah satu yang menantang untuknya adalah saat ada perubahan konsep bisnis dari konten based ke subscriber based. “Itu perubahannya lumayan buat di development. Kita harus merombak infrastruktur hanya dalam waktu tiga bulan. Challenging banget!” kata Ganesha.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, ini semua tidak akan berhasil tanpa kerja sama yang baik di tim tech kumparan. Karena banyak proses harus dilakukan di waktu yang terbilang sempit ini, mulai dari sisi bisnis, produk, user experience hingga teknis development.
kumparan+ adalah Masa Depan yang Baik
Menggunakan model bisnis dengan karya jurnalistik berbayar seperti membawa angin segar untuk industri media di Indonesia tutur Dea Anugrah, Editor kumparan+. Ini menjadi jawaban atas keresahannya akan sebuah karya jurnalistik yang berkualitas. “kumparan+ menjadi langkah awal yang nantinya bisa di kembangkan untuk memperbaiki model bisnis industri media di Indonesia.” kata Dea.
Dea Anugrah, Editor kumparan+. Foto: Tio Ridwan/kumparan
Ia menjelaskan, cara tersebut bisa menjadi motivasi bagi jurnalis, penulis, dan kreator untuk berkarya lebih baik dan tetap independen. “Jadi hubungannya akan lebih sederhana, transparan, dan jujur. Kalau pembaca suka dengan karyanya maka ia akan mengeluarkan uang sebagai bentuk apresiasi.”
ADVERTISEMENT
Bukan hanya mendapatkan dan membuat karya jurnalistik terbaik, di kumparan+ penulis dan krator juga bisa membungkus gagasan dan pemikiran mereka dengan bentuk terbaik untuk audiens dan pembacanya. Dibalut dengan visual yang ciamik, ada video, ilustrasi hingga podcast. Karya mereka juga akan disunting dengan telaten oleh editor-editor pilihan.
“Tidak menutup kemungkinan juga para penulis dan kreator mempunyai peluang kerja sama yang bisa dikembangkan, bukan hanya dengan kumparan+ tapi dengan kumparan secara umum.” kata Editor yang menangani kategori konten fiksi, family and relationship, living and wellbeing, dan spesial report ini.
Cover Ciamik kumparan+
Kamu termasuk salah satu orang yang tertarik dengan tampilan cover collection kumparan+? Nah, Daniella Syakhirina, Art Director kumparan menjadi salah orang di belakangnya.
Daniella Syakhirina, Art Director kumparan. Foto: Daniella Syakhirina/kumparan
Untuk membuat satu ilustrasi desain ia dan timnya membutuhkan waktu satu hingga dua hari, tergantung pada tingkat kesulitan dan detail ilustrasi. Ide-ide briliannya muncul ketika membaca konten yang sudah dibuat.
ADVERTISEMENT
Namun, beda cerita ketika konten belum sepenuhnya diselesaikan. “Biasanya kita akan baca sinopsisnya yang udah ada, lalu mencari referensi di bank image dan berdiskusi dengan tim konten agar mendapatkan persepsi yang sama antara ilustrator dan tim konten sebelum membuat ilustrasinya.” jelas Ella.
Ella menambahkan detail elemen dalam konten juga menjadi salah satu konsentrasinya, ini bertujuan agar pembaca bisa dengan mudah memahami isi konten dengan visual yang dibuat.
Dan spesial di kumparan+ penulis juga berkesempatan untuk bisa mengemas kontennya dengan versi terbaik. “Ada beberapa penulis sudah merasa cocok dengan ilustrasi yang dibuat illustrator kumparan. Lalu, ilustrasi pada konten selanjutnya minta dikerjakan dengan ilustrator yang sama. Itu boleh banget.” tambah Ella.
Apa Konten Favorit di kumparan+?
ADVERTISEMENT
Sebagai orang-orang yang tahu perjalanan kumparan+ hingga proses konten di sana, Anggi, Dea dan Ganesha punya konten favorit masing-masing, nih. Dan bisa juga jadi referensi konten yang kamu baca selanjutnya.
Anggi lebih menyukai konten dengan visual yang bisa memanjakan mata selain informasinya yang relate dengan keseharian. “Menikmati Wine untuk Pemula dan Tanaman Hias untuk Rumah Anda entertaining buat aku, karena perpaduan konten dan visualnya yang keren. Saat lihat foto, video dan teksnya itu kombinasinya asik banget. Gambarnya jernih, videonya juga bagus banget.”
Sedangkan Dea lebih menyukai konten karya Yosep Anggi Noen. “Memfiksikan Fakta, itu menarik, ada videonya juga yang seru. Dan ada juga beberapa konten yang secara praktis membantuku, terutama soal finance dan karier.”
ADVERTISEMENT
Kalau Ganesha menyukai karya Reda Gaudiamo yang direkomendasikan Dea saat rapat katanya. “Orang-orang Biasa. Ini menarik, konten-kontennya bercerita kalau sebenarnya orang-orang yang dianggap biasa itu sebenarnya mempunyai cerita yang luar biasa. Layak buat dicari tahu dan diceritakan ke orang lain.”
Orang-orang di balik kumparan+. Kredit: kumparan
Kenapa Wajib Baca kumparan+?
Menurut Anggi konten di kumparan+ yang didesain relate, sangat bermanfaat dan dapat menjawab semua kebutuhan informasi sehari-hari. “Misal, tentang finansial, karier, family and relationship yang penting banget pembaca di usia 20-30 tahun.” kata Anggi.
Sepakat dengan Anggi, menurut Ganesha tema konten yang menarik, eksklusif, ditulis oleh kreator-kreator kredibel dan dikurasi oleh editor handal seperti menjadi sebuah paket lengkap yang ada di kumparan+. “Dan kamu bisa menikmati konten yang bener-bener bagus ini seharga sekali makan siang untuk satu bulan. Itu worth it banget, sayang buat dilewatkan.”
ADVERTISEMENT
Kalau menurut Ella, konten di kumparan+ inspiratif, genrenya banyak, dan relate dengan kehidupan sehari-hari. Bagus untuk menambah wawasan dan bisa jadi tempat buat mencari inspirasi.
Dan sebagai penutup melengkapi alasan-alasan di atas Dea menuturkan keterlibatan pembaca untuk berlangganan media yang berbayar khususnya kumparan+ bisa berkontribusi besar terhadap perbaikan ekosistem dan industri media di Indonesia. “Jadi, kalau menikmati konten berbayar udah jadi sebuah kebiasaan. Aku rasa kita udah nggak usah lagi pusing di kemudian hari dengan berita-berita tidak berkualitas, konten yang hanya clickbait. Jadilah sesuatu yang lebih besar dari kita semua.” tambah Dea.
Dari konten-konten di kumparan+ mana yang sudah kamu baca? Atau mana kategori konten favoritmu? Tulis di kolom komentar di bawah, ya!
ADVERTISEMENT