Proses Berlapis Produksi Berita di kumparan

23 Juni 2022 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kumparan meluncurkan starter pack khusus untuk wartawan yang meliput demo. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
kumparan meluncurkan starter pack khusus untuk wartawan yang meliput demo. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah derasnya informasi yang beredar di era digital saat ini, tetap menyajikan informasi aktual menjadi sebuah komitmen yang dipegang kumparan.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan pilar Excellent in Journalism, kumparan bertanggung jawab menyajikan berita yang akurat dan berimbang melalui proses jurnalistik cukup panjang.
Menurut Ikhwanul Khabibi, VP of Content Synchronization, proses ini bisa diibaratkan dengan tahapan membuat opor ayam. “Informasi yang kita dapatkan itu diibaratkan sebagai ayam. Ketika kita dapat ayam tersebut, enggak mungkin dong ayam itu disajikan mentah ke meja makan. Harus melalui banyak proses di dalamnya. Sama halnya dengan proses jurnalistik yang kita lalui di kumparan.”
Ikhwanul Khabibi, VP of Content Synchronization. Foto: kumparan
Proses ini sudah dimulai malam hari dengan Editorial Meeting. Setiap hari pukul 20.00 WIB jurnalis kumparan akan melakukan meeting dengan tujuan menentukan isu yang akan dibawakan keesokan hari. Isu-isu ini diambil dengan pertimbangan banyak news value, mulai dari impact, hingga prominence (ketokohan).
ADVERTISEMENT
Setelah itu, pagi harinya reporter bertugas liputan ke lapangan, mengontak narasumber untuk melakukan wawancara, mencari dan mengonfirmasi data.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, saat wawancara eksklusif bersama kumparan, Selasa (29/3/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Di proses ini semua reporter harus menyisakan ruang ketidakpercayaan dalam dirinya masing-masing. Mereka tidak boleh percaya begitu saja dengan informasi yang didapatkan. Proses konfirmasi tidak cukup dilakukan sekali–salah satu tugas yang dijalankan para wartawan bersertifikat.
Para wartawan kumparan mengulik informasi dari siapa saja dan ke mana saja, tidak terbatas jabatan, bahkan pejabat publik sekalipun. Tidak dibatasi kota, juga negara untuk mengejar sebuah isu. Sebab, seorang jurnalis mempunyai hak yang dilindungi oleh Undang-Undang untuk mempertanyakan sesuatu kepada narasumber dan memberikan informasi yang akurat ke publik.
“Setelah mendapatkan informasi yang cukup dan akurat, reporter akan menyusun sebuah draft yang kemudian dicek oleh asisten editor untuk diberikan feedback. Misal, tentang kekuatan data atau informasi yang udah diperoleh: Apakah harus ada informasi yang dikonfirmasi ulang ke narasumber, sebelum dilanjutkan ke layer berikutnya, editor,” tutur Habibi, yang sudah lebih dari satu dekade menjalankan profesi sebagai wartawan.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, artikel yang ditayangkan di kumparan harus melewati tiga lapisan. Pertama reporter, kedua asisten editor, dan ketiga editor. Bahkan ada kalanya jika isu yang dibawakan cukup sensitif dan editor merasa ragu, maka artikel akan dicek dan didiskusikan ke layer yang lebih tinggi, yaitu Managing Editor. Di momen tertentu jika isunya beresiko, artikel akan dicek sampai ke Pemimpin Redaksi.
Dua wartawan kumparan, M. Iqbal (baju biru) dan Angga Sukmawijaya, menjalani ujian tertulis di perhelatan uji kompetensi wartawan Foto: istimewa
“Melalui proses-proses ini yang pada akhirnya membedakan kenapa sebuah konten atau artikel yang dipublish oleh kumparan bisa dipertanggungjawabkan, karena ada proses jurnalistik untuk memverifikasi apakah sebuah berita itu benar atau tidak,” ujar Habibi.
Dalam melakukan proses-proses jurnalistik tersebut, skill yang diperlukan seorang jurnalis bukan hanya menulis, tapi juga membangun relasi. “Mereka wajib membangun jaringan dan menjalin kedekatan dengan berbagai narasumber termasuk pejabat atau tokoh penting. Tapi tentu saja harus dengan batasan yang profesional,” sambung Habibi.
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang jurnalis yang setiap hari melalui proses berlapis untuk menyajikan berita akurat, juga memberikan jawaban atas banyaknya ketidakpastian informasi saat ini, menjadi salah satu kebanggaan Habibi.
“Di masa-masa sekarang ini sangat menyenangkan dan membanggakan ketika bisa menjawab sebuah pertanyaan atau menjadi jawaban dari berbagai isu, hoaks dan ketidakpastian informasi yang beredar, tentu dengan proses jurnalistik yang kita lalui. Dan akhirnya publik bisa tercerahkan.”