Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
5 Fakta Menarik Tentang Dissociative Identity Disorder
24 Oktober 2018 22:57 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 10:57 WIB
Tulisan dari LifeHack tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dissociative Identity Disorder. (Foto: sehatly)
Tak banyak yang tahu bahwa Dissociative Identity Disorder (DID) dan kepribadian ganda memiliki arti yang berbeda. DID lebih baik dikatakan sebagai ‘gangguan identitas disosiatif’ yang merupakan kondisi kesehatan mental yang sering disalahpahami.
ADVERTISEMENT
Media kerap kali menyoroti kondisi kesehatan mental ini dengan berbagai gambaran yang cukup baik. Namun, terkadang media juga kerap mendramatisasi gambaran para penderita DID ini saat bertindak. Walau demikian, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa seseorang hidup dengan kondisi seperti ini.
Berikut adalah beberapa fakta penting yang harus diketahui tentang gangguan identitas disosiatif ini menurut para ahli.
1. Biasa terbentuk akibat pengalaman traumatis

Terbentuk karena pengalaman traumatis. (Foto: Andrew Zaeh/Bustle)
Penderita DID biasanya sering berurusan dengan pengalaman kekerasan dan trauma di masa lalu, misal menyaksikan seseorang meninggal ataupun mengalami penganiayaan fisik.
Dengan adanya ingatan akan momen-momen yang terlalu menegangkan dan mengerikan itu, penderita cenderung ingin melarikan dirinya. Penderita yang mengingat pengalaman traumatis itu mungkin akan mengatasinya dengan melamun ataupun bertindak sesuatu yang berbeda.
ADVERTISEMENT
2. Pasien DID sulit mengingat kejadian yang telah terjadi

Sulit mengingat kejadian. (Foto: Andrew Zaeh/Bustle)
Sejumlah pasien DID sulit mengingat potongan-potongan memori saat terjadi gejala. Saat terjadi disosiasi, penderita akan melakukan pemisahan diri. Penderita mungkin akan mengingat sesuatu yang menakutkan, namun melupakan kejadian normal yang terjadi dalam keseharian seperti hal yang terjadi ditempat kerja hingga kehidupan pribadi. Hal ini tentu dapat menyebabkan masalah dalam hubungan pribadi dan profesional.
3. Setiap identitas, memiliki cerita sendiri

Setiap identitas memiliki cerita sendiri. (Foto: Andrew Zaeh/Bustle)
Dalam kasus gangguan identitas disosiatif, seseorang dapat mengalami satu atau lebih identitas lainnya. Meskipun tidak selalu jelas, setiap identitas yang terpisah memungkinkan untuk memiliki nama sendiri, riwayat pribadi, kadang-kadang suara, jenis kelamin dan karakteristik khusus lainnya. Identitas-identitas baru ini juga dapat mengambil kendali pada waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
4. Terkadang membuat orang merasa hidup dalam dunia mimpi

Merasa hidup dalam dunia mimpi. (Foto: Andrew Zaeh/Bustle)
Dalam kasus gangguan depersonalisasi, seseorang mungkin akan merasa jauh di luar dirinya. Penderita mungkin tampak hidup dalam keadaan seperti mimpi. Hal ini terkadang dirasakan oleh individu normal yang berada dalam tekanan berat, efek samping obat-obatan atau akibat dari keracunan.
5. Dapat bertahan seumur hidup jika tidak diobati

Dapat bertahan seumur hidup. (Foto: Andrew Zaeh/Bustle)
Gangguan disosiatif ini muncul karena adanya kecemasan yang menguasai diri. Jadi mencari cara untuk mengelola situasi stres secara efektif bisa sangat membantu untuk pulih dari gangguan ini. Dalam banyak kasus, DID berasal dari trauma masa kanak-kanak, jadi psikoterapi dan bahkan keluarga sangat disarankan untuk membantu sebagai langkah pertama yang baik bagi penderita.
ADVERTISEMENT