Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Hal yang Perlu Dilakukan saat Temanmu Depresi
19 Agustus 2018 16:53 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 10:57 WIB
Tulisan dari LifeHack tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menghadapi orang depresi tentu tidak bisa disamakan dengan menghadapi orang sehari - hari. Ada perlakuan khusus yang harus diperhatikan agar tidak membuat situasi lebih buruk bagi orang yang depresi.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya dengan meluangkan waktu untuk berada di sisinya di kala ia butuh, tetapi berusaha membuat temanmu yang depresi merasa lebih baik setelah meluapkan perasaannya ke kita, merupakan upaya untuk menjadi teman yang baik. Maka dari itu, lewat artikel ini, Life Hack bagikan tips yang harus kamu lakukan agar bisa menjadi teman yang baik untuk orang depresi. Mari dipahami.
1. Jadi pendengar aktif
Menjadi pendengar aktif di sini adalah menjadi pendengar yang bukan hanya bisa mendengarkan temanmu lewat telinga, namun juga lewat mata dan hatimu.
Kamu perlu menjadi lebih peka agar dapat mengerti dan memahami perasaan temanmu, dengan mendengarkan dengan seksama, dan memberikan afirmasi.
Seperti kata Sri Juwita Kusumawardhani, Psikolog sekaligus co-founder Cinta Setara, dengan menjadi pendengar aktif maka akan lebih mudah memahami perasaan seorang teman dan tahu bagaimana harus bersikap kemudian.
ADVERTISEMENT
2. Jangan menghakimi
Ini adalah hal paling utama yang harus dilakukan oleh seorang teman dalam menanggapi cerita orang depresi. Jangan mudah melakukan blamming atas perbuatan yang dilakukan olehnya. Jangan memojokkan ia lewat kalimat-kalimat seperti “Lo kan beragama, makanya ibadah dong biar gak kena depresi kayak gini” atau kalimat-kalimat bernada menjatuhkan lainnya.
Jangan sekali-sekali menghakimi temanmu. Ia butuh teman untuk meluapkan segala kekhawatirannya, bukan teman yang bisa makin membuatnya terpuruk dan merasa berdosa dengan penghakimanmu.
Jika memang ingin memberikan saran dan masukan agar ia melakukan sesuatu, berikan secara bertahap sesuai dengan kondisi hatinya. Itu perlu agar ia tidak merasa kecil hati dan tersinggung.
3. Tunjukkan kita peduli
Berikan temanmu pengertian bahwa apa yang ia alami juga membuat kita khawatir. Bukan hanya khawatir terhadap kondisi fisiknya (semisal ia melakukan kekerasan fisik terhadap dirinya sendiri) saja, tapi juga khawatir terhadap kondisi psikisnya.
ADVERTISEMENT
4. Jaga rahasia
Jika temanmu sudah menjadikan kamu sebagai tempat curhatnya, tandanya ia percaya padamu. Tidaklah mudah bagi orang yang mengalami depresi untuk bercerita secara leluasa membeberkan rahasia dan ketakutannya. Oleh sebab itu, ketika ia mulai bercerita kepadamu itu tandanya ia berharap agar kamu dapat menjadi teman sekaligus dapat menjaga semua rahasia dan kondisi ia selama ini.
Jangan pernah mencoba membocorkan rahasia tentang dirinya ke orang lain, atau dia tidak akan mempercayakan keluh kesahnya kepadamu lagi. Hanya dalam kondisi tertentu yang sangat mendesak keselamatan fisik korban saja yang memungkinkan untukmu, untuk bisa menceritakan masalahnya pada orang lain. Itupun jika kamu merasa tidak bisa memegang beban ceritanya seorang diri.
5. Ajak dan temani dia bertemu psikolog
Sekalipun selama ini kamu telah melakukan berbagai hal untuk membuat temanmu merasa lebih baik dalam menghadapi depresinya, bukan berarti kamu tidak butuh bantuan dari pihak profesional.
ADVERTISEMENT
Ajak temanmu untuk berkonsultasi ke psikolog, temani dia, dan yakinkan dia jika menemui pihak profesional bukan lah suatu kesalahan.
Jika ia tetap tidak mau diajak menemui psikolog, coba ajak ia untuk bergabung ke komunitas-komunitas yang diperuntukkan untuk orang-orang dengan depresi, seperti sahabat bicara. Temani ia mengikuti komunitas itu, untuk membuktikan kamu tidak akan meninggalkan ia dalam kondisi apapun, sekali pun ia sudah memiliki pihak profesional yang bersedia untuk membantunya juga.