Mengenal Sosok John Kei “The Godfather Jakarta”

Konten dari Pengguna
22 Juni 2020 12:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Light News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
John Kei. Foto: Dok.Tifa Magazine
John Kei kembali terseret kasus hukum. Kali ini polisi menangkap dia terkait peristiwa penembakan di Green Lake Tangerang dan penganiayaan di Cengkareng, Jakarta Barat. Padahal John Kei baru saja bebas bersyarat pada 26 Desember 2019 lalu dalam kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung.
ADVERTISEMENT
Lalu sebetulnya siapa John Kei?
Sosok John Refra Kei tentu sudah tidak asing lagi di dunia kriminalitas Indonesia. Kei yang menjadi nama belakangnya sampai hari ini diambil dari pulau tempat asalnya, yaitu Pulau Kei di Maluku Tenggara.
John Kei juga disebut -sebut sebagai “Godfather Jakarta’ karena sejak tahun 1990-an, ia turut meramaikan peta kekuatan penguasa ‘bawah tanah’ di Jakarta. Ia juga menjadi pimpinan himpunan pemuda di Pulai Kei yang bernama Angkatan Muda Kei (AMKEI). Ia bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang. Lewat organisasi inilah John mengelola bisnisnya di bidang debt collector atau penagih utang.
Pria yang pernah mengemukakan keinginannya untuk menjadi pendeta saat menjalani hukuman di lapas High Risk Nusa kambangan ini, semakin dikenal publik karena perseteruan yang terjadi dengan Basri Sangaji yang juga dikenal sebagai ‘pendekar dari Pulau Haruku pada 2 Maret 2004, massa dari Basri Sangaji dan John Kei bentrok di Diskotek Stadium, Taman Sari, Jakarta Barat. Sebelum peristiwa itu terjadi, John juga sempat diserang oleh massa Basri di Diskotek Zona.
ADVERTISEMENT
Suasana di sekitar lokasi kejadian usai penangkapan diduga kelompok John Kei di Perum Titian Indah Blok M, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (21/6). Foto: Pradita Kurniawan Syah/ANTARA
Kemudian pada 12 Oktober 2004, nama John Kei kembali dikaitkan dengan Basri Sangaji. Basri tewas ditembak di bagian dada saat berada di dalam kamar Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan. Dalam kasus ini, John Kei lolos dari jeratan hukum karena tidak terbukti terlibat.
Sejak kematian Basri, nama John Kei seperti tanpa saingan. Ia bersama kelompoknya seperti momok menakutkan bagi warga di Jakarta.
Namun, pada tanggal 11 Agustus 2008, John bersama adiknya, Tito Refra, terjerat dalam kasus penganiayaan dua pemuda, yakni Charles Refra dan Remi Refra, di Maluku. John dan Tito divonis delapan bulan penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Tidak sampai di situ, massa loyalis John Kei bentrok di klub Blowfish dengan massa Thalib Makarim, bentrok itu terjadi pada April 2010 yang menyebabkan dua orang anak buah John tewas. Perseteruan kembali terjadi ketika persidangan digelar pada 29 September 2010.
ADVERTISEMENT
Massa dari Flores dengan loyalis John berseteru hingga terjadi bentrokan disertai dengan suara tembakan yang dikenal dengan peristiwa "Ampera Berdarah", dua anggota kelompok John Kei tewas dan seorang sopir Kopaja juga turut menjadi korban. Ketika itu Adik John, Tito berhasil selamat meskipun terkena luka tembak.
Hingga pada pada 26 Januari 2012 lalu, John Kei kembali harus berurusan dengan aparat kepolisan dalam kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung bos Sanex Steel (45) di Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Ayung tewas dengan 32 tusukan, John pun diduga menjadi dalang dalam pembunuhan, padahal Ayung merupakan klien pengguna jasa penagihannya.