Konten dari Pengguna

Eksistensi Seni Teater di Sekolah

Lilis Najiah
Saya seorang mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4 Desember 2020 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lilis Najiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika membicarakan karya sastra di Indonesia sangatlah beragam, salah satu karya sastra yang ada di Indonesia ialah drama, apa itu drama? Berdasarkan etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu dram yang artinya gerak (Asul Wiyanto, 2002: 1) sedangkan dalam KBBI drama berarti cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Dengan demikian drama merupakan cerita yang memuat konflik atau emosi yang disusun dan ditampilkan untuk pementasan teater. Lalu apa itu teater? Teater diambil dari bahasa Inggris theater yang berarti gedung pertunjukan. Kata theater dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani yaitu theatron yang artinya takjub melihat. (Asul Wiyanto, 2002: 2) Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa banyak orang yang menonton teater kemudian penonton merasa terpesona setelah menyaksikan drama yang dipentaskan di panggung tersebut.
ADVERTISEMENT
Seni drama sampai saat ini belum ada definisi tentang seni/kesenian yang dapat memuaskan semua orang. Para ahli menyampaikan rumusan yang berbeda-beda. Mengapa demikian? Karena perbedaan sudut pandang, pendapat, atau aliran yang berbeda-beda pula yang menyebabkan belum ada definisi seni drama yang memuaskan semua orang. Namun, dari perbedaan pendapat tersebut dapat ditemukan inti sari yang sama, yaitu kesenian yang selalu dihubungkan dengan keindahan. Seni drama dapat diwujudkan dari berbagai bahan dasar karena seni drama terkandung seni-seni lain. Seni drama sebagai tontonan merupakan perpaduan sejumlah cabang seni, yaitu (1) seni sastra (naskah cerita), (2) seni lukis (tata rias dan tata panggung), (3) seni musik (gerak-gerik pemain), dan (4) seni peran (pemeranan tokoh). (Asul Wiyanto, 2002: 4)
Potret dari teater zat yang berjudul 'Digugu & Ditiru'; Moralitas yang Berat Seorang Guru
zoom-in-whitePerbesar
Potret dari teater zat yang berjudul 'Digugu & Ditiru'; Moralitas yang Berat Seorang Guru
ADVERTISEMENT
Eksistensi Drama/Teater di Sekolah
Kata drama untuk pelajar tentunya sudah tidak asing lagi karena dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tentu ada materi mengenai drama, namun dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlalu mendalam penjelasan tentang drama. Dalam RPP bahasa Indonesia kelas XI semester 2 hanya membahas mengenai mengidentifikasi alur cerita, mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama, dan menganalisis isi drama. Namun, tidak semua sekolah mempraktekan drama secara langsung dan hal ini akan membuat siswa hanya tahu teorinya saja. Lain hal jika di sekolah memiliki ekstrakulikuler teater, siswa dapat belajar lebih mendalam mengenai berteater itu seperti apa dan bagaimana.
Eksistensi drama/teater di sekolah menjadikan tempat untuk siswa mengembangkan potensi atau bakat dalam dunia teater. Hal ini sangat membantu siswa untuk menambah kemampuan siswa agar siswa semakin memiliki potensi dalam dunia tetaer. Selain menambah kemampuan potensi siswa, berikut beberapa manfaat yang terdapat pada teater, antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Menambah kemampuan percaya diri
Di dalam dunia teater tentu harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena akan dilihat oleh banyak orang. Jika masih malu atau kurang percaya diri jangan khawatir, setiap latihan akan dilatih tampil percaya diri di muka umum, pada awalnya akan diminta untuk berbicara di depan cermin kemudian berlatih monolog di depan teman-teman, jika latihan tersebut diulangin secara rutin maka akan tumbuh kepercayaan diri dengan sendirinya.
2. Badan menjadi lebih sehat
Dalam latihan teater tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah olah tubuh, olah suara, dan olah pikir. Olah tubuh ini difokuskan untuk gerakan badan dan melatih kelenturan badan agar saat memerankan tokoh tidak merasa kaku badannya dan gestur tubuh akan memperkuat karakter yang diperankannya. Olah suara ini difokuskan untuk mengendalikan suara saat memerankan tokoh, mengapa demikian? dikarenakan saat pemetasan teater tidak menggunakan pengeras suara. Olah pikir ini penting karena berkonsentrasi saat berperan sangatlah penting, pemeran harus berkonsentrasi dan meresapi bagaimana karakter tokoh yang akan diperankan.
ADVERTISEMENT
3. Melatih kemampuan menghafal
Bagi siswa menghafal sudah sering dilakukan, dalam teater tentu ada bagian menghafal, hal ini akan mudah jika sudah mengetahui teknik menghafal yang baik seperti apa. Dalam teater akan diajarkan bagaimana menghafal dialog yang baik, bukan hanya mengingat semua dialog saja namun bagaimana menghafal cerita secara garis besar kemudian pemain bisa berimprovisasi agar tidak terpaku dengan naskah dan pemain dapat memerankan dengan luwes.
Dapat dilihat dari poin-poin di atas betapa pentingnya teater untuk mengembangkan potensi diri. Hal ini akan menjadi tempat untuk siswa yang ingin berteater dan eksistensi teater di sekolah dapat dikembangkan dengan adanya ekstrakulikuler teater.
Referensi:
Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.
ADVERTISEMENT