Konten dari Pengguna

KKN UNDIP Ciptakan Peta Banjir Rob: Solusi Nyata Atasi Ancaman Tanggul Bocor

Lily Anggraeni Wijaya
Program Studi Oseanografi Universitas Diponegoro
20 Agustus 2024 8:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lily Anggraeni Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Peta Banjir Rob: Langkah Mahasiswa UNDIP Hadapi Ancaman Kebocoran Tanggul di Kecamatan Wonokerto

Pronisa, Kepala Desa Tratebang (kiri) dan Lily Anggraeni Wijaya, mahasiswi KKN UNDIP Tim II Periode 2023/2024 (kanan) dalam penyerahan peta kerentanan dan prediksi banjir rob.
zoom-in-whitePerbesar
Pronisa, Kepala Desa Tratebang (kiri) dan Lily Anggraeni Wijaya, mahasiswi KKN UNDIP Tim II Periode 2023/2024 (kanan) dalam penyerahan peta kerentanan dan prediksi banjir rob.
ADVERTISEMENT
Pekalongan, 19 Agustus 2024 – Lily Anggraeni Wijaya, seorang mahasiswa Program Studi Oseanografi dari Universitas Diponegoro telah menyelesaikan program kerja mono disiplin Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tratebang, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan sebagai bagian dari Tim II KKN UNDIP periode 2023/2024. Program kerja telah dilaksanakan berjudul “Penyediaan Kalender Banjir Rob dan Peta Kerentanan Banjir Rob dalam Upaya Perencanaan Pemeliharaan Tanggul.”
ADVERTISEMENT
Program ini didasari oleh masalah serius yang dihadapi desa-desa di Kecamatan Wonokerto, termasuk Desa Tratebang, yaitu banjir rob. Meskipun telah dibangun tanggul laut sebagai upaya mitigasi, penurunan muka tanah yang terus terjadi menyebabkan banjir rob terus menjadi ancaman serius bagi sejumlah desa-desa di Kecamatan Wonokerto, seperti Desa Tratebang, Desa Wonokerto Kulon, Desa Pecakaran, dan Desa Api-Api yang berjarak dekat dengan pesisir dan tanggul laut. Tanggul laut tersebut memerlukan upaya pemeliharaan berkala, untuk itu, diperlukan prediksi ketinggian air atau banjir rob guna merencanakan pemeliharaan tanggul yang optimal.
Program kerja dilaksanakan selama dua minggu, dimulai dengan pengumpulan data seperti penurunan muka tanah dan kenaikan permukaan air laut, data-data tersebut kumidan diolah menggunakan perangkat lunak ArcGIS untuk memetakan kerentanan banjir rob pada wilayah tersebut. Hasil akhirnya dipaparkan dalam bentuk peta kepada perangkat Desa Tratebang pada Selasa, 6 Agustus 2024, dan kembali dipresentasikan kepada para Ketua RT dan perwakilan warga pada Jumat, 9 Agustus 2024. Program kerja ini disambut antusias oleh warga dan perangkat desa, yang telah lama merasa khawatir dengan masalah banjir rob.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis dari peta yang dibuat, Kecamatan Wonokerto diperkirakan akan mengalami kebocoran tanggul yang signifikan pada pertengahan tahun 2028 jika tidak ada tindakan pencegahan yang dilakukan.
Pronisa, Kepala Desa Tratebang, menyatakan, “saya sebagai perangkat desa sangat terbantu dengan adanya peta kerentanan banjir ini,”
“Harapannya, peta ini dapat dijadikan acuan sebagai bahan pertimbangan untuk diserahkan kepada pihak berwenang untuk pemeliharaan tanggul,” ujarnya saat ditanyakan pada kediamannya.
Sebagai tindak lanjut, perangkat desa berencana mengajukan peta tersebut kepada pihak berwenang agar segera dilakukan pemeliharaan tanggul. Harapannya, permasalahan banjir rob yang sering melanda desa dapat diatasi.