Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Biografi Singkat Joko Widodo, Presiden Ketujuh Republik Indonesia
26 Februari 2022 20:56 WIB
Tulisan dari Yovinka Limarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Untuk jadi maju memang banyak hambatan. Kecewa semenit dua menit boleh, tetapi setelah itu harus bangkit lagi.” Ujar seorang presiden Indonesia yang masuk dalam daftar "Orang Berpengaruh Dunia". Beliau adalah Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia. Bagaimana perjalanan hidup Joko Widodo yang berliku-liku hingga sekarang menjadi sosok yang dikagumi orang banyak?
ADVERTISEMENT
Profil Joko Widodo
Ir. H. Joko Widodo DK, atau yang lebih dikenal Jokowi, adalah Presiden Indonesia ketujuh yang mulai menjabat pada tahun 2014 hingga sekarang. Beliau lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 21 Juni 1961. Jokowi merupakan anak pertama dan putra satu-satunya dari empat bersaudara, lahir dari pasangan Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi. Sejak kecil, Jokowi hidup sebagai sosok yang pekerja keras. Hal ini ditandai dari semasa kecilnya yang sudah bekerja untuk membantu kedua orang tuanya.
Masa Kecil dan Pendidikan Joko Widodo
Keluarga Jokowi pada saat itu terbilang bukan dari kalangan yang berada. Ayah dan ibunya berjuang dengan berdagang kayu dan bambu di pasar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Latar belakang keluarga yang sederhana, membuat Jokowi merasakan kehidupan yang keras dan pahit semasa kecilnya. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Jokowi telah menjadi ojek payung, kuli panggul, hingga membantu orang tuanya berdagang di pasar untuk membiayai keperluan sekolahnya dan hidup sehari-hari. Pada usia ke-12 tahun, beliau memutuskan untuk bekerja sebagai penggergaji di sebuah perusahaan kayu. Keahlian tersebut beliau dapatkan dari sang ayahanda.
ADVERTISEMENT
Pendapatan yang tidak menentu membuat Jokowi dan keluarganya seringkali berpindah dari kontrakan satu ke kontrakan lainnya yang mampu dibayar oleh ayah Jokowi pada saat itu. Ini dilakukan demi mendapatkan selisih keuntungan hingga tetap bisa membiayai anak-anaknya bersekolah. Jokowi yakin bahwa sekolah mampu mengubah kehidupannya. “Perjuangan dan kerja keras Bapak sangat menginspirasi,” ujar Jokowi. Di masa kecilnya juga, Jokowi telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali.
Pendidikannya diawali dengan bersekolah di SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dikenal dengan sekolah untuk kalangan menengah ke bawah. Setelah lulus dekolah dasar, ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta dan setelah itu ke SMA Negeri 6 Surakarta.
Pada tahun 1980, Jokowi beranjak dewasa dan melanjutkan pendidikannya dengan berkuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) mengambil jurusan kehutanan. Di sana, beliau belajar dengan gigih mengenai struktur kayu, pemanfaatan serta teknologinya. Beliau mengambil jurusan itu karena beliau ingin mendalami pengetahuan tentang kayu untuk meneruskan usaha ayahnya.
ADVERTISEMENT
Memulai Usaha
Setelah menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1985, Jokowi bertemu dengan pujaan hatinya, Iriana dan menikahinya pada 24 Desember 1986 yang kini memiliki tiga orang anak. Di tahun yang sama, Jokowi merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN, yaitu PT Kertas Kraft Aceh. Tak lama di sana, beliau mengundurkan diri karena merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang mengandung. Beliau mencari pengalaman bekerja lainnya dengan bekerja di perusahaan bidang kayu milik pamannya, Miyono, di CV Roda Jati, Solo.
Kelahiran Gibran Rakabuming Raka, anak pertamanya di tahun 1987 membawa berkah. Tak lama, pada tahun 1988, dengan modal seadanya Jokowi mulai memberanikan diri untuk mendirikan usaha sendiri bernama CV Rabaku, yang terinspirasi dari nama anaknya. Namun usahanya ini tak berjalan mulus, beliau pernah ditipu oleh pesanan yang akhirnya tidak dibayar dan orangnya menghilang. Kondisi jatuh bangun seperti ini, tidak membuat Jokowi patah semangat. Ia kembali bangkit dengan pinjaman modal sebesar 30 juta rupiah yang diberikan oleh ibunya untuk mengembangkan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Beliau mengikuti pameran di luar negeri. Sejak saat itu kantornya tak pernah sepi dari pembeli, tidak hanya dari dalam negeri, pembelinya pun berasal dari mancanegara. Salah satunya, warga negara Perancis bernama Bernard Chene. Akhirnya Jokowi sukses menjadi pengusaha mebel berskala internasional.
Terjun di Dunia Politik
Seiring berjalannya waktu, Jokowi mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2005. Jokowi maju untuk mencalonkan diri sebagai calon wali kota Surakarta. Meskipun Jokowi tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang politik, namun beliau akhirnya berhasil menjadi wali kota Surakarta (Solo).
Pada tahun 2012, Jokowi diminta secara pibadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta. Walaupun sempat menolak, Jokowi akhirnya menerima dan bergabung dengan Partai PDI Perjuangan pimpinan Megawati Soekarno Putri bersama Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto. Jokowi resmi mencalonkan diri dan akhirnya putaran kedua berhasil membuat Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memenangkan kursi gubernur DKI Jakarta 2012. Berbagai kebijakan Jokowi yang populer yakni kartu Jakarta pintar, kartu Jakarta sehat, serta kampung deret.
ADVERTISEMENT
Karier politik Jokowi tidak berhenti di situ. Saat pemilihan presiden (pilpres) 2014, Jokowi maju mencalonkan diri sebagai calon presiden Republik Indonesia bersama Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Pada Juli 2014, KPU Indonesia menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai pemenang pada pemilihan presiden tahun 2014 berdasarkan hasil perhitungan suara. Banyak timbul pro kontra dari masyarakat setelah dikeluarkannya kebijakan baru pasca Jokowi menjadi presiden RI.
Pada tahun 2018, Jokowi kembali mencalonkan dirinya dalam pemilihan umum presiden tahun 2019-2024 bersama dengan KH Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Akhirnya Jokowi berhasil menjadi presiden periode dua tahun 2019-2014 bersama Ma’ruf Amin.
Dari perjalanan hidup Jokowi, kita dapat belajar bahwa janganlah kita menyerah dalam kondisi apapun. Ketika jatuh, harus bangkit kembali dan terus berjuang mewujudkan mimpi. Tidak ada alasan untuk tidak bangkit kembali ketika jatuh. Perjuangan dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.
ADVERTISEMENT
Yovinka Limarta kelahiran Bandung 2006. Siswi di SMA Trinitas Bandung.