Kehidupan Mahasiswa Rantau di Luar dan Dalam Negeri

Lina Putri Susanto
Mahasiswa Binus University
Konten dari Pengguna
7 Januari 2023 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lina Putri Susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semua orang pasti pernah mengalami titik dalam hidup secara mandiri atau merantau untuk sebuah tujuan. Beberapa yang perlu diketahui ialah biaya untuk merantau membutuhkan biaya cukup mahal. Beberapa mahasiswa terkadang memilih untuk tinggal di asrama karena asrama mahasiswa memiliki fasilitas yang lebih bersih dan lengkap. Merantau dapat menjadi pengalaman yang bagus untuk berteman juga bersosialisasi. Meskipun terkadang asrama dianggap negatif oleh sebagian orang, namun tinggal di asrama tidak seburuk itu. Pengalaman merantau sering dipandang sebagai ritus perjalanan menuju kehidupan dewasa. Di asrama, dapat belajar lebih banyak tentang diri sendiri juga orang lain. Hal terpenting ialah bagaimana dimulainya belajar untuk cara merawat diri sendiri. Kehidupan merantau ialah dimana masa transisi dari membiarkan orang tua mengurus kita menjadi lebih mandiri.
Ilustrasi Mahasiswa Merantau di Negara Lain. Sumber: Shutterstock.com
Tulisan ini akan mempelajari beberapa hal yang perlu pembaca ketahui mengenai kehidupan tinggal di asrama perguruan tinggi. Pengalaman hidup sebagai mahasiswa rantau ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi pembaca dalam memaknai kehidupan rantau dan daya juang dalam menghadapi dunia. Berikut gambaran mengenai kehidupan khususnya untuk mahasiswa rantau.
Tempat Tinggal Mahasiswa Luar Negeri (kiri) dan Mahasiswa Dalam Negeri (Kanan). Sumber: Dokumen Pribadi

Sekilas Mengenai Makanan Mahasiswa Rantau

ADVERTISEMENT
Meluangkan waktu untuk memenuhi asupan makan dalam sehari bisa menjadi sebuah tantangan, terutama bagi mahasiswa rantau. Mahasiswa rantau di luar negeri lebih memilih makanan yang bergizi atau makanan kesukaan. Jika menyukai kentang panggang, pertimbangkan untuk memasak di microwave selama akhir pekan dan memanaskannya kembali setelah aktivitas yang menyibukkan. Pilihan alternatif beberapa mahasiswa rantau biasanya seperti oatmeal, mie instan, telur goreng, atau membuat roti selai. Terkadang makan di luar bersama teman-teman. Sedangkan keseharian mahasiswa dalam negeri untuk makan biasanya lebih memilih ke warteg (warung tegal) dengan membeli nasi dan lauk. Jika bosan dengan menu tersebut, biasanya beralih untuk membeli makanan cepat saji yang dipesan secara online seperti rice bowl dan mie gacoan. Berikut ialah foto makanan yang biasa dikonsumsi oleh mahasiswa rantau saat makan di luar.
Perbedaan Makanan Kost di Luar Negeri (kiri) dan Dalam Negeri (kanan). Sumber: Dokumen Pribadi

Masalah yang Mungkin Muncul Selama Menjadi Mahasiswa Rantau

ADVERTISEMENT
Tinggal di asrama atau menjadi mahasiswa rantau tentu memiliki kekurangan dan kelebihan dalam hal akomodasi. Penting untuk mengetahui kesulitan sebelum memutuskan tinggal di asrama. Beberapa keluh kesah dari mahasiswa rantau di luar negeri karena sebagian besar permasalahan adalah ketidakcocokan dengan teman satu kamar baik dalam hal kebersihan, kerapian, maupun aktivitas lain. Sedangkan keluh kesah mahasiswa dalam negeri yaitu koneksi wifi yang buruk dan tetangga sebelah sering berisik. Sebagian besar asrama perguruan tinggi luar negeri adalah kamar tidur bersama sehingga kemungkinan besar akan memiliki teman sekamar, ditambah beberapa teman sekamar lainnya di unit asrama. Beberapa asrama menawarkan opsi kamar tidur tunggal dengan biaya lebih tinggi. Bergantung pada struktur asrama, mahasiswa dapat terkadang harus berbagi kamar mandi untuk seluruh anggota di lantai asrama. Di apartemen, mahasiswa umumnya memiliki kamar tidur sendiri. Apartemen biasanya memiliki satu kamar mandi sehingga sangat dimungkinkan untuk berbagi dengan teman kamar. Asrama dan apartemen memiliki area umum, seperti ruang binatu, lounge, dan lobi. Tentu semua akan menghadapi masalah sendiri yang berbeda-beda, tetapi semakin berjalannya waktu pasti akan terbiasa dan kerap menjadi suatu yang tidak perlu dikhawatirkan lagi.
ADVERTISEMENT
Dilansir pada KumparanMillenial, permasalahan mengenai makanan saat merantau tidak selalu memiliki sisi negatif. Mahasiswa rantau dapat memasak makanan sendiri untuk menghemat pengeluaran. Perut tetap terasa kenyang tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Selain itu juga dapat disiasati dengan mendatangi beberapa kegiatan atau undangan pesta untuk mendapatkan makanan secara gratis.