Konten dari Pengguna

Tiga Pilar Utama untuk Optimalkan Kegiatan Komunitas Masyakarat Aceh

Linda Erlina
Dosen Universitas Indonesia
8 April 2021 20:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Linda Erlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunitas Gampong Nusa, sebuah desa di Aceh yang mengelola sampah jadi kerajinan tangan (Sumber: https://acehtourism.travel/)
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Gampong Nusa, sebuah desa di Aceh yang mengelola sampah jadi kerajinan tangan (Sumber: https://acehtourism.travel/)
ADVERTISEMENT
Membangun sebuah komunitas bukanlah perkara mudah. Berbagai hal perlu disiapkan mulai dari menentukan visi dan misi, yang nantinya ditranslasikan melalui kegiatan komunitas, hingga melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Visi dan misi komunitas tentunya akan menjadi nafas dan semangat utama komunitas untuk mencapai target. Sebagai negara yang besar, Indonesia memiliki banyak pejuang komunitas di berbagai daerah, salah satunya di Aceh.
ADVERTISEMENT
Aceh yang terkenal dengan julukan Serambi Mekkah ini memiliki beragam komunitas yang bergerak di berbagai bidang. Sebagai contoh ada komunitas Rumah Relawan remaja (3R) yang bergerak dalam bidang pendidikan dan perdamaian di Aceh dan Jaringan Komunitas Masyarakat Adat Aceh yang terbagi menjadi 23 wilayah kerja dengan fokus mempertahankan, mengembangkan, dan memperjuangkan modal sosial berupa struktur dan nilai-nilai luhur komunitas masyarakat adat Aceh. Pada bidang sosial dan kesehatan, ada komunitas Gampong Nusa yakni sebuah desa yang mengelola sampah menjadi kerajinan tangan, Yayasan Darah untuk Aceh “Rumah Kita” yang berdedikasi untuk para penderita kanker darah, dan Dayah Syamsul Fata sebagai salah satu pesantren yang menaungi anak-anak yatim dan piatu.
Seluruh komunitas ini memerlukan tiga pilar utama untuk mengoptimalisasi kegiatan mereka, dan tentunya mendukung keberlanjutan program komunitas dari masa ke masa. Adapun tiga pilar ini sejalan dengan tiga tujuan besar pada program IndiHome Pesona Aceh yang diluncurkan oleh PT Telkom Indonesia (persero) Tbk (Telkom) yaitu connectivity, creativity, dan charity (3C).
ADVERTISEMENT
1. Ketersediaan jaringan internet cepat dan internet stabil
Jaringan internet cepat dan internet stabil menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi komunitas. Kegiatan komunitas sangat bergantung pada update melalui website dan media sosial seperti twitter, instagram, dan facebook. Apalagi sejak pandemi ini, kebutuhan untuk online menjadi sangat tinggi, banyak komunitas yang akhirnya mengadakan rapat dan kegiatannya secara online. Namun sayangnya hal ini masih terkendala karena belum semua daerah di Aceh mampu mendapatkan fasilitas internet yang mumpuni. Telkom Indonesia memberikan angin segar bagi komunitas Aceh melalui rencana pembangunan 50 Wifi.id Corner IndiHome di Aceh. Wifi.id Corner IndiHome akan menyediakan koneksi internet stabil dengan kecepatan internet hingga 100 Mbps dan fasilitas yang lengkap seperti kursi, meja dan, aliran listrik sehingga para komunitas, pelajar, dan masyarakat Aceh dapat dengan mudah dan nyaman mengakses internet. Selain itu, sampai saat ini layanan internet broadband IndiHome di Aceh telah menjangkau seluruh provinsi Aceh yaitu 5 kotamadya dan 18 kabupaten atau sebanyak 289 kecamatan dan 6.497 desa.
ADVERTISEMENT
2. Kolaborasi kreatif antar komunitas
Salah satu faktor keberlanjutan sebuah komunitas yang utama terletak pada kolaborasi kreatif antar komunitas. Beberapa komunitas yang memiliki visi dalam bidang yang sama dapat membuat acara kolaborasi yang melibatkan proses kreatif, sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak bersifat monoton dan membosankan. Sebagai contoh beberapa komunitas yang bergerak dalam bidang literasi dan kebudayaan dapat mengadakan kompetisi mengenai kebudayaan Aceh. Kolaborasi kreatif ini diadakan oleh IndiHome Pesona Aceh yang mengajak para komunitas di Indonesia untuk berkreasi dan mengenal serta mengangkat kebudayaan Aceh melalui rangkaian kompetisi “Konten Seru bersama IndiHome” yang terdiri dari kompetisi tarian kreasi Aceh, puisi hingga film pendek. Dengan adanya kolaborasi ini, tidak hanya menguatkan hubungan kekerabatan antar komunitas melainkan juga bisa memperluas dampak sosial ke masyarakat Aceh dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
3. Dukungan finansial untuk merealisasikan kegiatan komunitas
Demi kelancaran pelaksanaan kegiatan komunitas, kebutuhan akan dana menjadi hal yang sangat penting. Banyak ide-ide yang terpaksa harus kandas karena keterbatasan dana. Komunitas-komunitas kecil biasanya masih harus mencari pendanaan gerilya dengan membuat proposal ke perusahaan, pemerintah setempat atau dengan melakukan dana usaha. Kabar baiknya, sebagai bentuk dukungan finansial untuk menebarkan nilai kebaikan dan kemakmuran, IndiHome Pesona Aceh melakukan penyerahan bantuan dengan total senilai ratusan juta rupiah kepada para komunitas yang berfokus pada lingkungan, kesehatan, dan pondok pesantren. Adapun beberapa komunitas dan yayasan yang mendapatkan bantuan ini yaitu Komunitas Gampong Nusa, Yayasan Darah untuk Aceh “Rumah Kita”, dan Pesantren Dayah Syamsul Fata.