Konten dari Pengguna

Teori Psikososial Erik Erikson: 8 Tahap Perjalanan Hidup Manusia

Linda Nurlinasari
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung - Content Writer
10 Februari 2025 10:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Linda Nurlinasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi : Perkembangan Teori Psikososial, Sumber Gambar : PEXELS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi : Perkembangan Teori Psikososial, Sumber Gambar : PEXELS
ADVERTISEMENT
Teori psikososial yang dikembangkan oleh Erik Erikson merupakan salah satu teori utama dalam memahami perkembangan manusia. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan individu terjadi dalam delapan tahap yang mencerminkan tantangan psikososial yang harus dihadapi sepanjang kehidupan. Setiap tahap memiliki krisis yang, jika berhasil diselesaikan, akan menghasilkan perkembangan kepribadian yang sehat. Artikel ini akan membahas masing-masing tahap perkembangan psikososial Erikson dan dampaknya terhadap kehidupan individu.
ADVERTISEMENT

Tahapan Perkembangan Psikososial Erik Erikson

1. Tahap Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 Tahun)

Pada tahap ini, bayi membangun rasa percaya terhadap dunia berdasarkan pengalaman awalnya dengan pengasuh. Jika bayi menerima perawatan yang penuh kasih sayang dan konsisten, ia akan mengembangkan rasa percaya. Sebaliknya, perlakuan yang tidak responsif dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap dunia.

2. Tahap Otonomi vs. Rasa Malu dan Ragu (1-3 Tahun)

Anak mulai mengeksplorasi dunia dan mengembangkan rasa kemandirian. Jika diberikan dukungan, mereka akan merasa percaya diri. Namun, jika terlalu dikekang atau dikritik berlebihan, mereka bisa merasa malu dan ragu terhadap kemampuan diri.

3. Tahap Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 Tahun)

Anak mulai mengambil inisiatif dalam berbagai aktivitas. Jika diberikan dorongan positif, mereka akan berkembang dengan percaya diri. Namun, jika sering ditegur atau dilarang, mereka mungkin merasa bersalah dan ragu untuk bertindak.

4. Tahap Kerajinan vs. Rasa Rendah Diri (6-12 Tahun)

Di usia sekolah, anak belajar keterampilan akademik dan sosial. Jika berhasil, mereka akan merasa kompeten. Jika gagal atau terus-menerus dibandingkan dengan orang lain, mereka mungkin mengembangkan rasa rendah diri.
ADVERTISEMENT

5. Tahap Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 Tahun)

Masa remaja adalah saat individu mencari identitas diri. Mereka mulai mengeksplorasi minat, nilai, dan tujuan hidup. Jika berhasil menemukan jati diri, mereka akan memiliki identitas yang kuat. Jika tidak, mereka mungkin mengalami kebingungan peran.

6. Tahap Intimasi vs. Isolasi (18-40 Tahun)

Tahap ini berfokus pada membangun hubungan yang erat, baik dalam persahabatan maupun percintaan. Jika seseorang berhasil membentuk hubungan yang sehat, mereka akan merasakan kedekatan emosional. Sebaliknya, kegagalan dalam tahap ini bisa menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi.

7. Tahap Generativitas vs. Stagnasi (40-65 Tahun)

Pada tahap ini, individu berusaha memberikan kontribusi kepada masyarakat, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau aktivitas sosial. Jika berhasil, mereka akan merasa produktif dan bermakna. Jika tidak, mereka mungkin merasa stagnan dan tidak berguna.

8. Tahap Integritas vs. Keputusasaan (65 Tahun ke Atas)

Di usia lanjut, individu merefleksikan kehidupan mereka. Jika mereka merasa puas dengan pencapaiannya, mereka akan merasakan kedamaian dan kebijaksanaan. Jika banyak penyesalan, mereka mungkin mengalami keputusasaan.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Teori psikososial Erik Erikson memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana manusia berkembang sepanjang hidupnya. Dengan memahami tantangan di setiap tahap, individu dapat lebih siap menghadapi perubahan dan pertumbuhan psikososial yang sehat.

Referensi

Desmita. (2017). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J.W. (2011). Life-Span Development. New York: McGraw-Hill.