Konten dari Pengguna

Penanaman Nilai Akidah dan Akhlak dalam Membentuk Sikap Toleransi Generasi Muda

Sri Lintang Dwidartama
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
19 Oktober 2024 16:54 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sri Lintang Dwidartama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama bagi Generasi Muda (https://www.pexels.com/id-id/foto/28993273/)
zoom-in-whitePerbesar
Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama bagi Generasi Muda (https://www.pexels.com/id-id/foto/28993273/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menerima perbedaan baik dalam agama, budaya dan pandangan hidup antar individu maupun kelompok. Sebagai Warga Neraga Indonesia yang kaya akan suku, budaya dan adat istiadat, sikap toleransi sangat penting untuk menghindari konflik dan perpecahan yang sering kali muncul sebagai akibat ketidakmampuan dalam menerima perbedaan. Selain itu, tolensi juga menjadi kunci untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Sikap toleransi perlu ditanamkan sejak dini, dimulai dari lingkungan keluarga, dilanjut pada lingkungan sekolah. Tujuan Pendidikan toleransi diterapkan pada usia dini adalah karena dalam waktu anak-anak beranjak remaja, mereka akan menemukan perbedaan-perbedaan antara dirinya dengan orang sekitarnya, hal ini tidak menutup kemungkinan pada teman sebayanya sendiri.
Penanaman sikap toleransi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman siswa tentang keberagaman budaya, agama dan latar belakang. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami perbedaan dan kesamaan mereka dengan yang lain.
Apabila sikap toleransi ini tidak berhasil ditanamkan pada benak siswa, maka hal besar yang mungkin terjadi adalah intoleransi yang dapat berujung pada perundungan. Intoleransi adalah sikap tidak menerima atau menghargai adanya perbedaan, dan sikap ini memiliki unsur pemaksaan serta bersikap tidak baik kepada orang yang berbeda keyakinan.
ADVERTISEMENT
Bentuk intoleransi pada pelajar seperti salah satu kasus kepala sekolah yang melakukan tindak kekerasan kepada muridnya berupa pemaksaan pemakaian jilbab kepada seorang siswi kelas dua di SDN Jomin Barat II, Cikampek, Kabupaten Karawang pada hari Jum’at, 7 Juli 2023. Sang anak dipaksa untuk mengenakan jilbab seperti teman-teman perempuan sebayanya sedangkan dia berasal dari keluarga beragama nonmuslim yang setiap harinya tidak terbiasa mengenakan jilbab. Menanggapi kasus tersebut, dapat dilihat bahwa toleransi masih belum bisa dipahami oleh beberapa pihak sekolah, bahkan oleh staf tertinggi sekalipun.
Dari beberapa kasus intoleransi yang terjadi di lingkungan sekolah, menandakan bahwa di Indonesia masih sangat kurang pengetahuan tentang toleransi. Meskipun berlaku tegas merupakan salah satu kewajiban dari seorang guru kepada siswanya, namun tanpa disadari sikap tegas itu menjadi awal terjadinya intoleransi hingga berujung pada perundungan bahkan kekerasan. Maka, penanaman nilai kekeluargaan dalam lingkungan sekolah juga diperlukan. Penanaman nilai kekeluargaan ini dapat dilakukan dengan mengadakan forum terbuka antara guru dan siswa agar guru dapat memahami perbedaan karakter dan latar belakang mereka.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan riset data dari tahun 2016 sampai 2023, dibanding survey serupa tahun 2016 lalu, kini ada peningkatan jumlah pelajar yang aktif melakukan intoleransi. Dalam survei delapan tahun lalu terdapat 2,4 persen pelajar yang intoleran aktif, sedangkan yang terpapar sebanyak 0,3 persen. Pada tahun 2023, peningkatan intoleransi berada di angka 5,6 persendan yang terpapar sebanyak 0,6 persen.
Data tersebut menjadi peringatan bagi kita bahwa sikap toleransi dari masa ke masa semakin menurun, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang menyebabkan munculnya intoleransi. Penyebab paling utama yaitu perbedaan latar belakang atau status sosial. Dalam hal ini, peran guru untuk menyikapi dan memberikan pengertian kepada siswa sangatlah penting agar siswa bisa menghargai dan tidak berasumsi negatif kepada teman yang berbeda dengan mereka. Penanaman sikap toleransi di lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan cara:
ADVERTISEMENT
1. Memberi penjelasan kepada siswa tentang pentingnya toleransi melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuannya agar siswa dapat memahami bahwa perbedaan yang ada pada sekitarnya bukan untuk diperselisihkan, namun untuk disyukuri sebagai tanda nikmat yang diberikan Allah Swt.
2. Peningkatan pemahaman tentang toleransi dapat diterapkan dalam pembelajaran Akidan dan Akhlak melalui strategi pembelajaran berupa diskusi kelompok, hal ini bisa merangsang siswa untuk saling memahami sudut pandang yang berbeda dari orang lain.
3. Mengadakan observasi keagamaan untuk memperkenalkan siswa terhadap keragaman, memberikan informasi atau pengalaman siswa tentang keragaman sekaligus memberi kesempatan kepada siswa untuk menghargai orang lain
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang perbedaan dan memberikan arahan apabila pendapat mereka bertentangan dengan prinsip toleransi
ADVERTISEMENT
5. Mengajarkan siswa cara memberikan komentar tanpa menyinggung atau merendahkan orang lain.
Selain diajarkan pada lingkungan sekolah, keluarga juga mengambil peran penting dalam menunjang keberhasilan siswa dalam menerapkan sikap toleransi yang sudah diupayakan guru dalam pembelajaran sekolah. Beberapa cara yang bisa diterapkankan yaitu:
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dengan orang sekitarnya, baik teman sebaya maupun orang yang lebih tua darinya
2. Bersikap jujur apabila ditanya tentang praktik keagamaan dan berhati-hati ketika membahas kebiasaan orang yang berbeda, hal ini dapat meminimalisir kesalahpahaman anak terhadap rasa penasarannya
3. Membiasakan untuk berbicara dan berperilaku santun kepada orang lain.
Selain dalam bidang pendidikan umum, penanaman nilai-nilai akidah dan akhlak juga dapat membantu siswa dalam membentuk sikap toleransi. Dalam ajaran Islam kita boleh bersikap toleransi dengan penganut agama lain, toleransi ini dibatasi dalam hal akidah dan muamalah. Dalam hal akidah, toleransi yang dimaksud adalah memberikan kesempatan kepada penganut agama lain untuk beribadah pada waktu mereka dan tidak memaksakan keyakinan kita terhadap mereka. Dalam firman Allah yaitu surah Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi “لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ” artinya: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Tafsir dari ayat ini, Al-Habib M. Quraish Shihab menerangkan dalam kitab tafsirnya Al-Mishbah bahwa tidak ada sikap toleransi dalam hal keyakinan dan peribadatan antara Nabi Saw. dengan kaum kafir quraisy. Tetapi ditegaskan pada akhir ayat ini tentang tatacara bermasyarakat dengan orang kafir tanpa saling mencampuri urusan agama masing-masing (Wahab & Sa, 2015: 97). Penanaman nilai-nilai akidah dan akhlak yang dimaksud yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Mengajarkan siswa berbuat baik dan jujur sebagai bekal mereka ketika berhadapan dengan orang yang berbeda pendapat dengannya
2. Membiasakan kegiatan spiritual. Selain belajar untuk menghargai dan memahami kepercayaan yang dianut orang lain, penanaman spiritual tetap diperlukan agar tidak terpengaruh dengan kepercayaan lain, terutama mencampuradukkan agama
3. Mengenalkan siswa tentang sikap keteladanan Nabi Muhammad Saw. yang menerima dan menghormati orang-orang dengan latar belakang yang berbeda, hal ini bertujuan agar siswa dapat mengambil hikmah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap toleransi sangatlah penting untuk ditanamkan pada benak seluruh lapisan masyarakat, termasuk dalam lingkungan sekolah. Islam telah mengatur batasan kita dalam bertoleransi, yaitu tidak hanya mengikat pada menghargai teologi dan iman masing-masing agama lain, namun juga dalam hal muamalah. Nilai-nilai akidah dan akhlak yang dapat membentuk sikap toleransi yaitu bersikap jujur dan santun, mempelajari kisah suri tauladan Nabi Muhammad Saw. dalam menghadapi orang-orang yang berbeda pendapat dengan beliau, membiasakan diri dengan kegiatan spiritual untuk memperkuat iman dan memperbaiki kualitas ibadah dengan Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Saifullah, S., & Hidayat, A. (2023). Mereaktualisasi Kebebasan Beragama dalam Al-Qur’an Surah Al-Kafirun Ayat 6 dalam Konteks Pluralitas Indonesia. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 6(2), 105–114.
SARI, E. Y. (2020). Oleh: evi yulia sari nim: 16591025. 1–139. http://e-theses.iaincurup.ac.id/1574/1/PENANAMAN SIKAP TOLERANSI OLEH GURU PADA SISWA BEDA AGAMA DI SDN 08 UJAN MAS.pdf
Ardina Kamal, K. (2023). Implementasi Sikap Toleransi Siswa Di sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 8(1), 52–63.
Chakim, A. L. (2023). Strategi Guru Agama Islam Dalam Menanamkan Karakter Toleransi Siswa Kelas IX Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah Al-Amien Ngasinan ….
Pembelajaran, D., & Akhlak, A. (2022). 452-Article Text-1306-1-10-20221205. 03(03).
Taqiyuddin, T. (2022). Penanaman Toleransi Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Swasta Tazakka. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 157.
ADVERTISEMENT
Penulis:
Sri Lintang Dwidartama, Mahasiswi Program Studi