Hubungan Psikologis Seseorang di Balik Makanan Pedas

Lintang Imani
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
26 November 2023 10:23 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lintang Imani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sambal, ilustrasi makanan pedas.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sambal, ilustrasi makanan pedas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk kalian para pecinta pedas, pasti kalian tidak asing lagi kan dengan kata pedas. Pedas adalah sensasi yang dihasilkan oleh senyawa biotik, yang mengakibatkan adanya rasa panas dan pedas saat memakan cabai. Namun, apa yang kita anggap sebagai “rasa pedas” bukanlah rasa.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilansir oleh situs My Recipe, majalah Helix yang diterbitkan oleh Northwestern University menyebutkan bahwa pedas tersebut merupakan sebuah sensasi. Rasa terbakar setelah menyantap makanan pedas disebabkan oleh sebuah senyawa kimia bernama capsaicinoid, atau lebih dikenal sebagai capsaicin.
Senyawa ini menyampaikan pesan ke otak dengan perasaan “terbakar” setelah menyantap sajian pedas, padahal tidak ada rasa panas yang nyata.
Kalian juga pasti tidak ragu lagi dengan kelezatan dari makanan pedas bukan? Dengan sensasi rasa yang “nendang” dapat menambah kenikmatan dalam sebuah makanan. Apalagi bagi orang-orang yang memiliki hobi memakan makanan pedas, biasanya mereka akan menganggap bahwa jika tidak makan yang berasa pedas pasti akan terasa hambar.
Jadi jika mereka menemukan makanan yang tidak pedas, pasti mereka akan menambahkan perasa pedas seperti saus, cabe bubuk, cabe rawit, dan lain sebagainya agar makanan tersebut bisa lebih nikmat untuk disantap.
ADVERTISEMENT

Makanan Pedas Dapat Mengurangi Stress dan Memberikan Rasa Bahagia?

Ilustrasi makan makanan pedas. Foto: Shutterstock
Nahh akan tetapi apakah kalian tau bahwa makanan dengan rasa yang pedas dapat membantu kita dalam mengurangi stress dan memberikan rasa bahagia atau menyenangkan bagi manusia. Meskipun jika kita memakan hidangan makanan pedas seperti terasa terbakar, pasti kalian akan tetap memakan hidangan pedas tersebut, bahkan sampai tidak bisa berhenti dan akan terus memakan hidangan tersebut.
Hal ini terjadi karena ketika tubuh kita merasa ada rasa sakit atau dalam hal ini disebut rasa terbakar karena sensasi dari makanan pedas, akan timbul hormon yang disebut hormon endorfin. Hormon endorfin mampu menghalangi saraf yang bekerja dan kemudian mengirimkan rasa sakit ke otak, sehingga hal tersebut bisa disebut sebagai penghilang rasa sakit yang alami.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu bersamaan, senyawa dopamin dalam saraf yang berkaitan dengan perasaan nyaman juga akan dilepaskan. Artinya, saat menyantap atau memakan yang pedas-pedas, justru kita tidak merasa terbakar, akan tetapi malah semakin merasa nyaman dan enak, kemudian rasa terbakar tersebut baru timbul setelah selesai memakannya.
Selain itu, untuk menurunkan kadar stress, makanan pedas berfungsi meningkatkan produksi hormon yang memberikan rasa menyenangkan, seperti serotonin. Oleh karena itu, makanan pedas dapat meningkatkan mood atau menghilangkan stres.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Makanan Pedas dengan Psikologis Seseorang

Ilustrasi Cumi Cabe Hijau Foto: Instagram @rantangomah
1. Rasa Sensasi dan Kesenangan:
Makanan pedas dapat memberikan sensasi panas dan tajam yang merangsang reseptor rasa di lidah dan mulut. Beberapa orang menemukan pengalaman ini menyenangkan dan menantang, yang dapat merangsang pelepasan endorfin, hormon bahagia dalam otak.
ADVERTISEMENT
2. Stres dan Koping:
Beberapa orang mungkin merasa bahwa makanan pedas dapat menjadi cara untuk mengatasi stres atau kecemasan. Makanan pedas dapat merangsang produksi endorfin, yang dapat memberikan perasaan euforia atau kenyamanan. Ini dapat menjadi mekanisme koping bagi beberapa individu.
3. Keberanian dan Tantangan:
Beberapa orang mungkin menganggap makanan pedas sebagai tantangan, dan mengonsumsinya dapat memberikan perasaan keberanian atau prestasi kecil. Ini dapat terkait dengan aspek psikologis yang berkaitan dengan menghadapi tantangan.
4. Kebiasaan Budaya dan Sosial:
Makanan pedas sering kali terkait dengan kebiasaan dan budaya tertentu. Makanan dapat memiliki konotasi sosial dan psikologis yang mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari seseorang. Misalnya, di beberapa budaya, makanan pedas dianggap sebagai simbol keberanian atau ketahanan.
ADVERTISEMENT
5. Pengaruh Hormon:
Konsumsi makanan pedas dapat memicu pelepasan endorfin dan meningkatkan produksi hormon stres seperti adrenalin. Ini dapat memengaruhi suasana hati dan perasaan seseorang.
6. Preferensi Individu:
Preferensi terhadap makanan pedas juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan pengalaman pribadi. Beberapa orang mungkin memiliki toleransi terhadap rasa pedas yang lebih tinggi daripada yang lain.

Karakter Kepribadian Seseorang yang Menyukai Makanan Pedas

Ilustrasi bahan-bahan saus sambal sriracha. Foto: Shutterstock
Sebuah studi dari University of Pennysylvania meneliti tentang kepribadian seseorang yang menyukai makanan pedas. Dari segi kepribadian, mereka yang menyukai makanan pedas memiliki kepribadian yang suka dengan tantangan. Mereka sangat tertarik dengan hal-hal yang berisiko tinggi. Dari segi hobi, orang-orang yang menyukai rasa pedas suka melakukan olahraga ekstrem.
ADVERTISEMENT
Seperti terjun payung, balapan, bungee jumping, arung jeram dan sebagainya. Mereka menyukai hal-hal yang bisa memacu adrenalin. Sementara itu, Paul Rozin, salah satu peneliti dan studi ini menyebutkan bahwa menyukai makanan pedas adalah salah satu bentuk dari masokisme ringan yang dimana masokis atau masokisme dikenal sebagai kondisi kelainan seksual yang menyukai rasa sakit.
Rasa sakit yang dirasa akan membuat gairah memuncak. Hubungannya dengan makan makanan pedas adalah, mereka yang suka makanan pedas sudah paham bahwa rasa pedas akan membuat mulut terbakar, perut panas, pusing atau menimbulkan efek samping lainnya seperti gangguan pencernaan. Akan tetapi mereka tetap akan makan makanan pedas meski tahu hal itu akan terjadi dan dikaterogikan sebagai masokisme ringan.
ADVERTISEMENT
Penggemar rasa pedas dapat memiliki karakter kepribadian yang beragam, tetapi beberapa ciri umum yang mungkin terkait dengan orang yang menyukai makanan pedas yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki Keberanian dan Tantangan:
Mereka cenderung memiliki sikap yang suka tantangan dan mencari pengalaman baru. Kecenderungan untuk menyukai rasa pedas bisa diartikan sebagai keberanian untuk mencoba hal-hal baru yang mungkin menantang.
2. Memiliki Ketahanan terhadap Tantangan:
Orang yang menyukai makanan pedas mungkin memiliki tingkat toleransi terhadap ketidaknyamanan fisik yang lebih tinggi. Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk menanggung sensasi panas dan tajam lebih baik daripada yang tidak menyukai rasa pedas.
3. Memiliki Rasa Keingintahuan terhadap Kuliner:
Kecenderungan untuk menyukai makanan pedas sering kali terkait dengan keingintahuan terhadap berbagai jenis makanan dan pengalaman kuliner. Orang ini mungkin suka menjelajahi masakan dari berbagai budaya yang menggunakan banyak rempah-rempah dan saus pedas.
ADVERTISEMENT
4. Memiliki Kepekaan terhadap Rasa:
Orang yang menyukai rasa pedas mungkin memiliki kepekaan yang tinggi terhadap pengalaman rasa dan aroma. Mereka mungkin menikmati kompleksitas rasa dan mencari sensasi yang intens dalam makanan.
5. Memiliki Jiwa Kreativitas dan Inovasi:
Beberapa orang yang menyukai makanan pedas mungkin memiliki kecenderungan untuk eksperimen dan berkreasi di dapur. Mereka mungkin mencoba membuat saus pedas mereka sendiri atau menambahkan rempah-rempah pedas ke dalam hidangan biasa untuk meningkatkan rasa.
6. Memiliki Sikap Toleransi terhadap Risiko:
Kecenderungan untuk menyukai makanan pedas bisa dihubungkan dengan toleransi terhadap risiko atau ketidakpastian. Orang ini mungkin lebih suka mencoba hal-hal baru dan tidak takut dengan ketidaknyamanan sementara.
7. Memiliki Sikap Terbuka terhadap Budaya:
ADVERTISEMENT
Orang yang menyukai makanan pedas mungkin memiliki sikap terbuka terhadap berbagai budaya, karena banyak masakan dari berbagai belahan dunia menggunakan rempah-rempah dan saus pedas.

Pengaruh Makanan Pedas terhadap Psikologis Seseorang

Ilustrasi perempuan insomnia. Foto: Shutter Stock
1. Dapat menyebabkan Insomnia:
Salah satu dampak buruk yang dapat disebabkan oleh makanan pedas adalah insomnia. Gangguan ini kerap terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan pedas di malam hari. Makanan pedas dapat menyebabkan seseorang mengalami mulas atau perasaan panas pada perut.
Gangguan ini dapat bertambah parah saat kamu mencoba untuk tidur. Posisi berbaring dapat memudahkan asam di dalam perut untuk mengalir naik ke atas, sehingga menyebabkan peradangan pada lapisan esofagus atau GERD. Maka dari itu, makanan pedas dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga sulit untuk tidur.
ADVERTISEMENT
2. Dapat berhubungan dengan Demensia:
Terlalu banyak makan pedas bisa mengurangi fungsi kognitif, tetapi hal itu belum cukup untuk membuktikan bahwa makan-makanan pedas bisa meningkatkan risiko demensia. Studi tersebut juga hanya melihat dari hasil tes memori dan matematika, bukan menilai demensia.
Meski begitu, pola makan benar berpengaruh terhadap perkembangan demensia. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki pola makan yang tidak sehat berisiko lebih besar untuk mengalami demensia, dibandingkan mereka yang banyak mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, dan gandum utuh.
3. Peningkatan Kecerdasan Emosional:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan pedas dapat meningkatkan kecerdasan emosional dengan meningkatkan kemampuan seseorang untuk merasakan dan mengenali emosi. Ini mungkin terkait dengan pengalaman sensorik yang intens yang makanan pedas berikan.
ADVERTISEMENT
4. Pengalaman Sensorik:
Makanan pedas memberikan pengalaman sensorik yang kuat, termasuk sensasi panas dan tajam di lidah dan mulut. Ini dapat meningkatkan kesadaran terhadap rasa dan tekstur makanan, menciptakan pengalaman makan yang lebih kaya secara sensorik.
Meskipun ada beberapa aspek positif terkait makanan pedas dan kesejahteraan psikologis, penting untuk diingat bahwa pengaruhnya dapat bervariasi antarindividu. Beberapa orang mungkin menemukan bahwa makanan pedas meningkatkan suasana hati mereka, sementara orang lain mungkin lebih sensitif terhadap efeknya.
Selain itu, konsumsi makanan pedas yang berlebihan juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan pencernaan atau menyebabkan masalah kesehatan lainnya, jadi penting untuk mengonsumsinya dengan bijak.