Mengenal Krisis Eksistensial dari Film Barbie

Lintang Pramatyanti
Mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2023 20:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lintang Pramatyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Margot Robbie sebagai Barbie dalam teaser film live action Barbie. Foto: Dok. Tangkapan Layar YouTube Warner Bros
zoom-in-whitePerbesar
Margot Robbie sebagai Barbie dalam teaser film live action Barbie. Foto: Dok. Tangkapan Layar YouTube Warner Bros
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film “Barbie” yang telah dirilis sejak 19 Juli lalu sukses menarik perhatian penonton dari seluruh penjuru dunia. Menurut data Box Office Mojo, “Barbie” meraih 93 juta dolar di bioskop-bioskop Amerika Utara pada akhir pekan lalu, yang artinya film ini merupakan salah satu film yang paling sukses di akhir pekan kedua dalam sejarah film.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, film garapan Greta Gerwig ini mampu menggali sisi lain dari karakter Barbie yang selama ini dikenal sempurna dan serbabisa. Barbie, si boneka fashion ikonik, ternyata juga mengalami berbagai hal kompleks yang harus dihadapi di sepanjang film, salah satunya adalah krisis eksistensial.

Apa Itu Krisis Eksistensial?

Kkrisis eksistensial adalah suatu keadaan ketika seseorang mempertanyakan tujuan hidup. Ia merasa terombang-ambing dalam ketidakpastian dan berusaha menemukan makna dan arah hidupnya.
Segala bentuk konflik, stres, atau keharusan untuk mengambil keputusan yang sulit dapat memicu krisis eksistensial. Bahkan, tidak sedikit yang merasa terasingkan atau sulit untuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang menghantui mereka kepada orang lain.
Orang yang mengalami krisis eksistensial dapat mengalami dampak yang merugikan pada kesehatan mentalnya jika dia tidak dapat menemukan jawaban atas pertanyaan batinnya. Oleh karena itu, penting untuk meminta bantuan dan terbuka kepada orang yang disayangi mengenai perasaan dan pemikirannya.
ADVERTISEMENT

Perjalanan Barbie Mencari Identitas Diri

Barbie selalu dikenal dengan kehidupan mewah dan penampilannya yang sempurna. Namun, dia mulai mengalami krisis eksistensial setelah mengalami hal-hal janggal, mulai dari memikirkan soal kematian, menyadari napasnya bau, hingga kakinya yang sepenuhnya menapak tanah. Supaya kehidupannya kembali normal, Barbie memutuskan untuk meninggalkan Barbie Land dan bertualang di Dunia Nyata.
Di film ini, Barbie menghadapi pertarungan batin antara identitas dirinya dan apa yang orang harapkan darinya. Setelah melalui berbagai petualangan, ia menyadari bahwa dirinya bukan sebatas boneka plastik yang selalu tersenyum. Dia bisa merasakan emosi yang lebih dalam, termasuk rasa takut, sedih, dan bahagia.
Pertemuannya dengan berbagai tokoh, seperti Gloria dan Sasha, juga telah membuka matanya soal dunia. Dia menyadari bahwa tidak ada salahnya untuk menjadi pribadi yang tidak sempurna. Dia berhasil menemukan makna hidup yang lebih dalam dan belajar untuk menerima diri apa adanya.
ADVERTISEMENT

Jangan Takut Menghadapi Krisis Eksistensial

Greta Gerwig berhasil menyulap film "Barbie" menjadi sesuatu yang baru. Barbie bukan lagi sekadar representasi kesempurnaan tanpa cela; ia kini menjadi sosok yang memiliki kecemasan, kekhawatiran, dan perasaan yang sama dengan manusia pada umumnya.
Perjalanan Barbie dalam menghadapi krisis eksistensial memberikan banyak pelajaran berharga bagi para penonton. Melalui karakter Barbie, film ini menyampaikan pesan yang kuat tentang perlunya menguji keberanian dalam menghadapi krisis eksistensial dan mau menerima kelebihan serta kekurangan diri sendiri.
Tidak ada salahnya untuk menjadi pribadi yang biasa saja. Tidak ada salahnya untuk berbuat salah dan tidak memenuhi ekspektasi orang lain. Dengan merangkul ketidaksempurnaan, kita memberi diri sendiri izin untuk tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Seperti pesan dari film ini, jangan takut menghadapi krisis eksistensial. Hargai setiap detik dalam perjalanan hidup kita, karena bisa saja kita menemukan esensi sejati dari kebahagiaan dan tujuan hidup kita. Anggaplah setiap rintangan yang dihadapi sebagai kesempatan untuk mengenal diri sendiri lebih baik, menemukan panggilan sejati, dan menciptakan kehidupan yang bermakna.