KKN UNTAG Surabaya Beri Ide Baru Guna Mengolah Sampah Organik Desa Kepel

Lintang Setiawan
Saya Lintang Setiawan bisa dipanggil Lintang. Umur saya 21 tahun, Hobi saya voli dan profesi saya sebagai mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya jurusan Teknik Informatika dengan spesialis web.
Konten dari Pengguna
16 Januari 2023 22:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lintang Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa UNTAG Surabaya Memberi Ide Dalam Mengolah Sampah Organik Desa Kepel
Gambar 1. Lintang Setiawan mempresentasikan tentang pembuatan pupuk kompos dan budidaya maggot dengan memanfaatkan sampah organik
SAMPAHMU REJEKIKU... adalah slogan yang cocok untuk menggambarkan kondisi saat ini. Dikatakan cocok karena hasil dari pengolahan limbah sampah organik dapat menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Di Desa Kepel, pengolahan sampah sangat perlu inovasi-inovasi baru dikarenakan menurunnya kondisi ekonomi disebabkan oleh penurunan harga porang yang ada di Desa Kepel.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pengabdian ini dimulai pada hari kedua dikarenakan pada hari pertama waktunya habis untuk perjalanan. Kegiatan efektif dimulai pada hari kedua diawali dengan koordinasi dengan berbagai elemen desa mulai dari ketua dusun, kemudian koordinasi dengan perangkat desa dan yang terakhir yaitu dengan karang taruna.
Setelah berbagai koordinasi dilakukan, diadakan rapat dengan bidang masing-masing. Rapat berjalan sedikit alot karena banyak ide dan gagasan yang berbeda. Tapi beruntungnya kami masih bisa mencari jalan keluar dari berbagai permintaan dan keluhan tentang desa Kepel yang didapat dari koordinasi dengan berbagai elemen. Pakailah prinsip bahwa semua masalah ada jalan keluarnya.
Hari dimana proker pamungkas dari kelompok KKN pun tiba, dimana semua mahasiswa ikut membantu berjalannya proker ini. Dimulai dari proker kelompok yaitu pembentukan struktural bank sampah kemudian penyuluhan tentang pemilahan sampah berdasarkan berbagai aspek yang ada. Dan dilanjutkan dengan kegiatan bidang lingkungan dengan menjalankan proker individu masing-masing.
ADVERTISEMENT
Dalam salah satu penyuluhan bidang lingkungan saya berperan sebagai salah satu pemateri yang mengangkat judul pembuatan pupuk kompos dan budidaya maggot dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yaitu sampah organik. Diiringi oleh suara hujan, kegiatan ini pun berjalan lancar.
Gambar 2. Lintang Setiawan dan rekan Mahasiswa Untag Surabaya mempraktikkan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik
Saya memulai presentasi saya dengan mengajak mereka bercanda sambil mengerjakan pretest yang dibagikan oleh rekan saya. kemudian menjelaskan step by step tentang pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Saya melihat antusias dari ibu-ibu PKK yang hadir karena komposter yang saya pakai langsung menghasilkan dua pupuk sekaligus yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Selain itu saya juga membuat hal berbeda dalam pemberian Mikroorganisme atau bakteri, dimana saya menggunakan air cucian beras yang pertama kemudian dicampur dengan gula pasir dan dibiarkan didalam botol tertutup selama seminggu. Dari sini antusias mereka muncul karena sudah tidak menggunakan EM4 yang memakan biaya.
ADVERTISEMENT
Pupuk kompos yang sudah dicampur dengan bakteri dengan komposisi yang pas akan dimasukkan kedalam komposter dan ditutup. Pupuk kompos tersebut akan siap dipanen sekitar 1 bulan-an. Jadi saat panen sudah ada 2 pupuk yaitu pupuk padat yang berasal dari penguraian bakteri terhadap sampah organik dan yang kedua yaitu pupuk cair yang dihasilkan oleh sisa mikroorganisme dan serat-serat air yang ada pada sampah basah seperti sayuran dan buah-buahan.
#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoKampus #KampusKompeten